Kapolri minta Densus 88 selidiki pelaku penyerangan di Gereja Yogyakarta
Lebih lanjut mantan Kapolda Metro Jaya ini menjelaskan, pihaknya masih terus berupaya untuk mencari informasi terkait kejadian itu.
Kapolri Jenderal Tito Karnavian telah memerintahkan Detasemen Khusus (Densus) 88 Anti Teror untuk menyelidiki profil pelaku penyerangan Gereja Santa Lidwina, Sleman, Yogyakarta bernama Suliyono (23) pada Minggu (11/02) kemarin. Dalam penyerangan itu, pelaku melukai seorang pastur.
"Densus 88 sudah turun ke sana, jajaran Intel dari Mabes Polri bekerjasama (dengan) Polda DIY untuk mendalami siapa saudara Suliyono ini," kata Tito di Mapolda Metro Jaya, Senin (12/02).
-
Kapan Gereja Santo Porphyrius dibangun? Setelah penghancuran tersebut, Porphyrius berhasil memperoleh dukungan keuangan dari Ratu Eudoxia di Konstantinopel untuk membangun gereja, yang dinamai sesuai dengan sang ratu pada tahun 407.
-
Apa jalur penerimaan Polri yang diikuti Pastor Oktovianus? Untuk pertama kalinya, Pastor/Romo (Tokoh Agama Katolik) diakomodir dalam penerimaan Polri jalur Seleksi Inspektur Polisi Sumber Sarjana (SIPSS) TA 2024.
-
Di mana Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo berada ketika HUT PP Polri? Pak Kapolri beliau jam 5 sudah berada di Papua, dengan Panglima TNI. Jadi beliau tidak bisa hadir, karena beliau tidak bisa hadir tentunya kita tidak mengikutsertakan para pejabat lainnya. Sehingga murni kita adalah PP Polri pada acara hari ini ya.
-
Apa yang dilakukan Tri Tito Karnavian kepada 6 Pj. Ketua TP PKK Provinsi? Ketua Umum (Ketum) Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Tri Tito Karnavian melantik enam Penjabat (Pj.) Ketua TP PKK Provinsi.
-
Kapan Pondok Pesantren Langitan didirikan? Jauh sebelum Indonesia merdeka, yakni pada tahun 1852, Kiai Muhammad Nur mendirikan pondok pesantren di Kecamatan Widang, Kabupaten Tuban.
-
Kapan Kurniawan Dwi Yulianto lahir? Kelahiran Kurniawan Dwi Yulianto 13 Juli 1976
Dari hasil penyelidikan sementara, kata Tito, Suliyono ini berasal dari Banyuwangi. Dia menambahkan, pelaku ini pernah tinggal di Sulawesi Tenggara, Poso dan Magelang. Sehingga Tito menyebutkan yang bersangkutan telah terkena paham radikal yang pro kekerasan.
"Yang bersangkutan, Informasi pernah membuat paspor untuk berangkat ke Suriah, tapi tidak berhasil. Akhirnya dia melakukan amaliyah (beraksi) untuk menyerang dalam tanda petik kafir versi dia. Oleh karena itu, kita lihat yang bersangkutan sangat mendekati bahwa yang bersangkutan sosok yang radikal," ujarnya.
Lebih lanjut mantan Kapolda Metro Jaya ini menjelaskan, pihaknya masih terus berupaya untuk mencari informasi terkait kejadian itu.
"Persoalannya apakah (pelaku) bekerja sendiri, lone wolf, atau bagian dari jaringan, ini sedang dikembangkan, sedang dikejar terus oleh tim Mabes Polri dan Polda (DIY) bergabung. Saya juga sudah minta teman-teman instansi intelijen lain membantu," pungkasnya.
Seperti diketahui, penyerangan oleh seorang tak dikenal dengan menggunakan pedang terjadi saat sedang berlangsung misa pagi di gereja Santa Lidwina, Sleman, Yogyakarta pada Minggu (11/02). Orang tak dikenal tersebut diketahui langsung menerobos masuk ke gereja dan melukai sejumlah orang termasuk Romo Pierre yang memimpin misa.
Baca juga:
Kapolri minta masyarakat tak terpancing isu penyerangan tokoh agama
Cerita Aiptu Munir lumpuhkan pelaku penyerangan Gereja Lidwina
Pelaku penyerangan Gereja di Sleman sempat jual HP buat beli pedang
Muhammadiyah soal penyerangan Gereja Lidwina: Jangan terjebak opini dangkal
Gereja di Sleman diserang, anggota DPR sebut fenomena 'lone wolf' kembali terjadi