Kapolri sebut kelompok Ali Kalora deklarasikan diri sejak 2013
selain di Poso, ada beberapa sel-sel kecil di Pulau Jawa dan Bima, NTB yang diduga memiliki jaringan dengan Santoso.
Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian memastikan operasi Tinombala terus dilanjutkan untuk memburu kelompok Ali Kalora dan tiga anggota Santoso lain yang lolos dalam baku tembak dengan tim operasi Tinombala di Desa Tambarana, Kecamatan Poso Pesisir Utara, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah Senin (18/7) petang.
"Masih ada Basri, masih ada beberapa, Ali Kalora," ujar Jenderal Tito di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Selasa (19/7).
"Kita akan gunakan langkah-langkah, terus penegakan hukum dengan cara-cara yang soft," sambungnya.
Kelompok Ali Kalora, kata Jenderal Tito, mulai mendeklarasikan diri mendukung kelompok jihad pada tahun 2013. Sementara Kelompok Santoso pada awal Maret 2010, datang ke Poso bersama teman-temanya untuk mengikuti kamp pelatihan Aceh untuk mengembangkan gagasan negara islam yang digagas oleh JAT (Jamaah Ansharut Tauhid).
Mantan Kepala BNPT ini melanjutkan, selain di Poso, ada beberapa sel-sel kecil di Pulau Jawa dan Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB) yang diduga memiliki jaringan dengan Santoso.
"Santoso itu yang paling utama kan di Sulteng, dia tokoh utama di Sulteng, tapi dia bukan tokoh utama Indonesia," tandasnya.