Kapolri sebut mutasi Irjen Rycko untuk perbaiki internal Akpol
Tito pun menyesalkan insiden meninggalnya Taruna Akpol tingkat II Muhamad Adam. Apa lagi Tito sempat mengingatkan internalnya untuk menghentikan budaya pemukulan terhadap junior Akpol. Hal ini lah yang menjadi alasan Tito merombak internal Akpol.
Kapolri Jenderal Tito Karnavian memastikan pencopotan jabatannya Irjen Rycko Amelza Dahniel sebagai Kapolda Sumatera Utara (Sumut) bukan karena hubungannya dengan pimpinan FPI Rizieq Syihab. Dia mengungkapkan kepemimpinan Rycko sangat baik.
"Enggak ada, Kapolda Sumut sangat berprestasi di sana," katanya di Komplek Mabes Polri, Jakarta, Senin (5/6).
Tito mengakui mutasi Rycko sebagai Gubernur Akademi Polsi (Akpol) menggantikan Irjen Anas Yusuf buntut dari meninggalnya Taruna Akpol tingkat II Muhamad Adam. Menurutnya, polri membutuhkan sosok Rycko untuk memperbaiki internal Akpol.
"Pak Rycko, dia Adhi Makayasa sangat bagus bekerja di Sumut tapi saya memerlukan Pak Rycko untuk menjadi Gubernur Akpol karena saya ingin memperbaiki Akpol karena itu adalah dapur pimpinan Polri," ujarnya.
Tito pun menyesalkan insiden meninggalnya Taruna Akpol tingkat II Muhamad Adam. Apa lagi Tito sempat mengingatkan internalnya untuk menghentikan budaya pemukulan terhadap junior Akpol. Hal ini lah yang menjadi alasan Tito merombak internal Akpol.
"Tapi rupanya tidak berhenti juga sehingga dengan sangat terpaksa mulai dari gubernur sampai dengan pembina lain saya ganti dan minta untuk membuat perubahan yang mendasar di sana tidak boleh lagi ada kekerasan di situ," ucapnya.
Mantan Kapolda Metro Jaya ini, kembali menegaskan bila rotasi Gubernur Akpol bukan karena hubungan Rycko dengan Rizieq. Rotasi tersebut, untuk memperbaiki budaya Akpol.
"Karena enam bulan lalu saya sudah ingatkan agar hentikan budaya pemukulan di Akpol karena gak ada gunanya. Nanti habis mukulin juniornya dia keluar malah mukulin tahanan, mukulin tersangka," tuntas Tito.