Kapolri sebut salah satu WNI di video ISIS buron teroris
Pria berinisial B itu sudah diburu oleh polisi selama setahun terakhir.
Kapolri Jenderal Pol Sutarman telah mengetahui adanya warga negara Indonesia yang mendukung kelompok Islamic State of Iraq and Syria (ISIS). Menurut Sutarman, salah seorang yang berada di video yang mengajak bergabung dengan ISIS di Youtube memang sudah menjadi daftar pencarian orang oleh kepolisian.
"Inisial B, sudah teridentifikasi oleh kita. Memang itu buronan kita selama ini," ucap Sutarman kepada wartawan di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Senin (4/8).
Sutarman mengatakan, B sudah terdaftar sebagai pelaku terorisme sejak satu tahun lebih. "Yang jelas dia ini teroris, sebagai target kita jadi DPO (daftar pencarian orang) kita," kata Sutarman.
Oleh karena itu, pihaknya akan berupaya semaksimal mungkin untuk mengungkapkan jaringan B dan kelompok ISIS. Sebab, dia menilai kelompok tersebut ada indikasi pelanggaran hukum.
"Maka Polri akan terus melakukan upaya-upaya penegakan hukum terhadap siapa pun yang melakukan pelanggaran-pelanggaran, terkait dengan upaya-upaya tindakan apa pun yang melanggar hukum di Indonesia," tutur Sutarman.
Sebelumnya, sekelompok warga Indonesia muncul dalam sebuah video perekrutan dirilis kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) yang mendesak agar umat Islam di Indonesia bergabung dengan perjuangan kelompok itu.
Video berdurasi delapan menit itu, yang diunggah di dunia maya oleh ISIS dengan judul 'Bergabung dalam Barisan', menyerukan ini merupakan kewajiban bagi umat Islam untuk bergabung dan menyatakan setia kepada kelompok itu, seperti dilansir situs ABC Online, Selasa (29/7).
Video itu memperlihatkan seorang pria Indonesia bernama Abu Muhammad al-Indonesi tengah memberikan pesan dengan emosional.
"Keluarkan semua upaya Anda baik dengan menggunakan kekuatan fisik dan keuangan Anda untuk bermigrasi ke Negara Islam," kata Abu Muhammad dalam video itu.
"Ini merupakan kewajiban diperintahkan oleh Allah."
Abu Muhammad mempertanyakan kaum muslim tinggal di Barat, meminta mereka untuk menemukan motivasi berjihad.
"Apakah istri Anda menjadi alasan yang mencegah Anda berjihad?" ucap dia.
"Apakah rumah Anda, bisnis dan kekayaan Anda lebih Anda cintai daripada kepada Allah, RasulNya dan jihad di jalanNya?"