Kapolri Buka Suara soal Viral Warga Sampang Madura Protes Surat Suara Dicoblos KPPS
Viral video merekam kemarahan warga di daerah Sampang, Madura, Jawa Timur karena diduga terjadi kecurangan Pemilu 2024
Viral video merekam kemarahan warga di daerah Sampang, Madura, Jawa Timur karena diduga terjadi kecurangan Pemilu 2024
Kapolri Buka Suara soal Viral Warga Sampang Madura Protes Surat Suara Dicoblos KPPS
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo memastikan situasi Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Kamtibmas) secara nasional aman terkendali.
Meski, terdapat beberapa aksi protes warga yang terjadi saat hari pencoblosan.
Salah satunya terkait video viral warga di Sampang, Madura yang protes karena diduga ada kecurangan dalam proses persiapan pemungutan suara.
"Saya kira secara umum situasi kamtibmas saat ini masih terkendali. Walau ada beberapa protes-protes, namun ini tidak mengganggu proses tahapan pencoblosan,"
kata Kapolri kepada awak media, di Monas, Jakarta Pusat, Rabu (14/2).
merdeka.com
Menurutnya, terkait protes warga seperyi di Sampang, Madura pastinya KPU telah memiliki mekanisme bagaimana mengantisipasi kejadian tersebut.
"Tentunya KPU sudah memiliki mekanisme sendiri terkait surat suara rusak seperti apa. Kemudian apabila ditemukan hal seperti itu (surat suara sudah dicoblos) apa yang harus dilakukan," kata Sigit.
"Mekanismenya apakah mulai dari memanfaatkan atau menggunakan cadangan surat suara. Karena aturannya DPT plus 2 persen, tentunya yang rusak tidak boleh dipakai. Sampai dengan apabila diputuskan melaksanakan PSU karena ada temuan itu mekanismenya sudah ada di KPU," tambah dia.
Sebelumnya, viral video merekam kemarahan warga di daerah Sampang, Madura, Jawa Timur karena diduga terjadi kecurangan Pemilu 2024.
Dalam video diunggah @Vhariadim, kecurangan terjadi karena surat suara sudah tercoblos sendiri oleh diduga petugas KPPS.
"info: MADURA gunungkesan SAMPANG kisruh bos..!! surat Undangan tidak dibagikan warga diberi uang 100ribuan dan surat suara dicoblos sendiri oleh KPPS," tulis akun itu dikutip merdeka.com.
Penjelasan KPU
Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Hasyim Asy’ari menyampaikan kejadian itu terjadi di TPS 21 Desa Gunung Kesan, Karang Penang, Sampang, Madura. Hasyim menegaskan, video tersebut hoaks dan hanya kesalahpahaman.
"Beredar di WA group/medsos sekitar pukul 22.00 WIB Selasa (13/02). Setelah ditelusuri dan didalami, kami jelaskan bahwa itu narasi hoaks dan hanya kesalahpahaman semata,"
kata Hasyim dalam keteranganya, Rabu (14/2).
Hasyim meluruskan fakta sebenarnya dari kejadian itu adalah salah paham. Dia menjelaskan, keributan bermula saat beberapa orang mendatangi KPPS yang sedang mendirikan TPS pukul 20.00 WIB.
"Mereka menduga surat suara sudah dicoblos. Sekalipun KPPS sudah menjelaskan aktivitasnya mendirikan TPS, bukan coblos surat suara. Akan tetapi penjelasan itu dihiraukan," tuturnya.
"Orang-orang tersebut lalu membawa perlengkapan pemungutan suara berupa bilik suara sebanyak 4 buah. Selain itu, mereka juga membawa 3 orang KPPS," tambah dia.
Hasyim menyayangkan kesalahpahaman ini menghambat proses tahapan pemilu. Dia pun mengimbau kepada masyarakat untuk tetap menjaga kondusifitas di daerah masing-masing.
"KPU Sampang mengecam tindakan kekerasan verbal tersebut. Tindakannya tidak hanya menghambat tahapan Pemilu. Tapi juga menyisakan trauma psikis bagi korban," tuturnya.