Daftar Kericuhan Pilkada 2024: Kotak Suara Dibakar hingga Kapolres Terkena Panah
Kericuhan mewarnai sejumlah wilayah saat pesta demokrasi perdana digelar serentak tersebut.
Pemilihan kepala daerah digelar serentak di 545 wilayah berlangsung pada Rabu (27/11) kemarin. Kericuhan mewarnai sejumlah wilayah saat pesta demokrasi perdana digelar serentak tersebut.
Berbagai kerusuhan ini umumnya muncul akibat bentrokan antar pendukung, bahkan terdapat kericuhan yang merenggut nyawa. Berikut Merdeka.com merangkum daftar kericuhan selama Pilkada 2024 di sejumlah wilayah di Tanah Air.
Pembacokan Saksi Pilkada di Sampang
Sepuluh hari sebelum pencoblosan atau Minggu (17/11), seorang saksi pilkada di Desa Ketapang Laok, Kecamatan Ketapang, Kabupaten Sampang, Madura, Jawa Timur bernama Jimmy Sugito Putra dibacok.
Peristiwa ini bermula saat calon Bupati Sampang nomor urut 2, Slamet Junaidi, hendak berkunjung ke pemilik Padepokan Babussalam, yaitu Kiai Mualif, Minggu (17/11). Namun kedatangan Slamet Junaidi diketahui tidak diterima oleh Kiai Hamduddin karena merasa dirinya lebih tua termasuk merupakan tokoh di desa tersebut. Akibatnya terjadi adu mulut antara kubu Kiai Mualif dan Kiai Hamduddin. Namun setelah rombongan meninggalkan lokasi terjadi cekcok antara saksi Asrofi dan Kiai Hamduddin.
Massa yang jengkel akhirnya mengejar Asrofi, termasuk korban Slamet Junaidi. Junaidi diketahui berusaha melindungi Asrofi. Naasnya, Junaidi justru dibacok oleh massa yang saat itu sedang marah menggunakan celurit hingga berakhir tewas.
Dalam kejadian ini polisi mengamankan tiga orang tersangka di antaranya Moh Suaidi, Fendi Sranum dan Abdul Rohman. Ketiganya merupakan warga Kabupaten Sampang.
Bentrok Pendukung di Musi Rawa Utara
Kericuhan juga terjadi di Pilkada di Musi Rawas Utara (Muratara), Sumatera Selatan. Seorang warga terluka di kepala akibat kejadian tersebut.
Peristiwa tersebut terjadi di kantor Camat Rawas Ilir, Rabu (27/11) malam. Peristiwa itu berawal ketika panitia hendak memindahkan kotak suara ke kantor camat.
Saat hendak melakukan pemindahan kotak suara terjadi gesekan antar pendukung dua pasangan calon bupati dan wakil bupati di halaman kantor. Kericuhan antar pendukung tak terkendali hingga menyebabkan seorang warga mengalami luka di kepala akibat terkena sabetan senjata tajam.
Bentrok Pendukung di Papua Tengah
Bentrok pendukung pasangan calon kepala daerah juga terjadi di Distrik Mulia, Kabupaten Puncak Jaya, Papua Tengah pada Rabu (27/11). Akibat dari kerusuhan ini sebanyak 94 orang terluka dan 40 rumah terbakar.
Kejadian ini bermula ketika salah pendukung paslon dilaporkan membawa kabur kotak suara. Aksi tersebut kemudian mengundang kemarahan dari pendukung paslon lainnya dan berujung saling serang.
Massa yang marah mulai menyerang menggunakan senjata tradisional seperti panah hingga membakar puluhan rumah warga. Akibatnya sebanyak 94 orang terluka dan sedang di rawat. Insiden ini juga melukai Kapolres Mamberamo Tengah AKBP Rahman. Perwira menengah polisi itu terluka akibat terkena panah saat bersama anggota kepolisian mengamankan kasus anarkis yang dilakukan massa salah satu pendukung calon kepala daerah di Kantor PPD Distrik Kobakma, Kabupaten Mamberamo Tengah, Papua Pegunungan.
Kotak Suara Dibakar di Sungai Penuh
Sementara itu, kerusuhan dan pembakaran yang terjadi di Tempat Pemungutan Suara (TPS) di Kota Sungai Penuh, Jambi. Ada 10 masyarakat yang terlibat kerusuhan tersebut dan saat ini dalam pengejaran pihak kepolisian.
Diketahui, dari 10 orang yang melakukan perusak kotak suara hingga dibakar di TPS Kota Sungai Penuh, ada satu pelaku telah menyerahkan diri ke Polres Kerinci.
Ada lima tempat TPS yang dirusak oleh masyarakat yang diketahui saat itu lagi penghitungan surat suara. Sehingga terjadi yang tidak diinginkan yaitu perusakan Kotak suara dan pembakaran.
Kepolisian telah menyelidiki kasus ini dan sudah meminta keterangan para saksi.
Artikel ini ditulis reporter magang program Kemendikbud: Maria Hermina Kristin