Kasus Bullying Berujung Amputasi Kaki, Kubu Terlapor Pertanyakan Diaganosa Korban Alami Kanker
Ibu korban mengatakan anaknya didiagnosa kanker diduga setelah jatuh karena di-sliding pelaku.
Ibu korban mengatakan anaknya didiagnosa kanker diduga setelah jatuh karena di-sliding pelaku.
Kasus Bullying Berujung Amputasi Kaki, Kubu Terlapor Pertanyakan Diaganosa Korban Alami Kanker
Kuasa hukum terlapor kasus dugaan bully atau perundungan mempertanyakan penyebab kanker tulang hingga berujung amputasi seperti yang dialami murid SDN Jatimulya 09, Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi berinisial F (12).
"Nah pertanyaan saya dari pihak keluarga terlapor, apakah diagnosa kanker tulang itu bisa dari jatuhnya korban itu, jatuhnya korban itu apakah bisa jadi kanker atau tidak?," kata Sutrisna Wijaya, kuasa hukum terlapor, Kamis (2/11).
- Siswa Bekasi Diduga Korban Bullying Hingga Kaki Diamputasi Meninggal Dunia
- Dituduh Bully Pelajar SMP Berujung Amputasi, Terlapor Kini Tertekan dan Sering Menangis
- Kasus Dugaan Bully Siswa Berujung Kaki Diamputasi di Bekasi, Naik ke Tahap Penyidikan
- Miris, Kaki Siswa SMP di Bekasi Harus Diamputasi Diduga Akibat Dibully saat SD
Menurut Sutrisna, penyebab kanker yang dialami oleh F itu ada beberapa kemungkinan.
Karena sepengetahuan dia, F sempat menjalani pengobatan alternatif.
"Posisinya si orang tua korban ini minta juga untuk (pengobatan) di alternatif, silakan baca tentang kanker tulang, kalau menurut saya apakah disebabkan oleh jatuhnya anak, atau ada pengobatan alternatif lain yang memperparah kondisi."
Kata kuasa hukum pelaku.
@merdeka.com
Sutrisna mengaku sempat mendatangi rumah sakit yang menjadi rujukan F untuk tindakan medis. Namun saat itu yang dia tahu, F juga menjalani pengobatan alternatif.
"Saya sempat datang ke rumah sakit rujukan pertama itu memang disarankan sejak awal dilakukan tindakan medis, tapi kan kita bisa lihat dari sosmed atau TikTok itu, keluarga korban ini banyak jalan ke jalur alternatif pengobatannya, itu saya juga lihat sosmed itu sudah ditake down oleh pemiliknya," ucapnya.
"Saya bertanggung jawab atas anak saya, tapi saya enggak bisa bayar full karena kan kalau secara alternatif kita enggak pernah tahu sampai kapan selesainya, satu alternatif gagal akan pindah ke alternatif lain, kita gak akan selesai kayak gitu kan, nah intinya dari kita keluarga terlapor ada itikad baik untuk ayo berobat, tapi hasilnya dia minta alternatif, ya sudah saya bantu," lanjut Sutrisna.
Diberitakan sebelumnya, seorang siswa SMPN 4 Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi terpaksa harus diamputasi kaki kirinya. Pasalnya, siswa berinisial F (12) itu didiagnosa mengalami kanker oleh dokter.
Diana Novita (40), ibunda F mengatakan, anak lelakinya itu didiagnosa kanker diduga setelah jatuh karena di-sliding oleh temannya saat berada di sekolah. Peristiwa itu terjadi pada Februari 2023 lalu ketika F masih kelas 6 SD.
"Kejadian itu ketika F masih kelas 6 SD, lalu jam istirahat sekolah jam 09.30 WIB dia diajak keluar jajan, di perjalanan terjadilah aksi sliding itu oleh salah satu temannya, ketika jatuh F mulai dibully, maksudnya 'jangan nangis' apa 'gak usah ngadu sama mama', 'gak usah ngadu sama guru', gitu," katanya, Selasa (31/10).
Setelah jatuh karena di-sliding, lanjut Diana, anaknya itu mengalami luka memar di bagian tangan dan kaki kirinya. Saat itu F terpaksa harus berjalan menggunakan pantatnya atau 'ngesot' karena kakinya terasa sakit usai jatuh.
"Lalu ditinggalkanlah F sendiri oleh lima temannya, nah mereka lanjut jajan, F itu ngesot mencari es batu, karena tangannya sakit merah, setelah itu F tidak jadi jajan, baliklah ke kelas, sampai di kelas diperolok lagi F dengan teman-temannya ini sampai memperagakan F jatuh, dan itu terjadi," ucapnya.
Diana mengatakan, dugaan bully yang dialami anaknya itu terungkap tiga hari setelah peristiwa tersebut terjadi. Saat itu F merasakan sakit pada kakinya ketika hendak berangkat sekolah. Karena penasaran, Diana mendesak anaknya untuk bercerita.
"F tidak berbicara sama saya waktu itu, tiga hari kemudian saya mendesak F supaya bicara karena ketika dia saya bangunkan untuk sekolah, ribut, kakinya sakit, nah jadi saya bicaralah, tadinya dia gak mau ngomong, dia bilang 'mamah janji dulu ya jangan marah, mamah janji ya', seperti orang ketakutan aja," katanya.
"Lukanya tidak ada, cuma kayak memar begitu, saat kejadian itu merah aja dan telapak tangan merah lalu yang terjadi tiga hari kemudian kaki F kalau diajak jalan sakit, jadi kayak luka dalam, secara luar tidak ada luka yang gimana-gimana ya," lanjut Diana.
Beberapa hari setelah terungkap, Diana membawa anaknya ke klinik terdekat dan diberi obat pereda nyeri. Namun setelah beberapa hari, rasa sakit yang dialami F tidak kunjung hilang. F kemudian dirujuk ke rumah sakit untuk dilakukan pemeriksaan kesehatan lebih lanjut.
"Beberapa hari kemudian tidak kunjung sembuh dan dirontgen dan dirujuk ke proses MRI rumah sakit, lengkap, dan MRI didiagnosa infeksi dalam. Akhir maret, karena proses gak secepat itu, dan ada obat, itu dulu," katanya.
Setelah melalui serangkaian pemeriksaan, pada Agustus 2023, F didiagnosa oleh dokter mengalami kanker dan kaki kirinya harus diamputasi. Kata Diana, dokter menyatakan anaknya terkena kanker karena terjatuh atau akibat benturan.