Kasus Covid-19 di Sumut Turun, Airlangga Ingatkan soal Data dan Angka Testing
Namun Airlangga juga meminta pada kepala daerah untuk memperbaiki data penanganan kasus Covid-19 di daerahnya masing-masing. Hal itu dikarenakan, data yang dilaporkan oleh Pemerintah Daerah (Pemda) tidak sinkron dengan data yang ada di Kementerian Kesehatan (Kemenkes).
Menteri Koordinator Perekonomian, Airlangga Hartarto menyebut, level Penerapan Pembatasan Kegiatan Masyarakat di Kota Medan sudah turun dan tidak lagi berada di level IV seperti sebelumnya.
"Medan sudah level III," kata Airlangga usai memimpin rapat koordinasi di Rumah Dinas Gubernur Sumatera Utara, Jalan Sudirman Medan, dikutip dari Antara, Kamis (9/9).
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Apa yang menjadi tanda awal mula pandemi Covid-19 di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
-
Bagaimana virus Covid-19 pertama kali masuk ke Indonesia? Kasus ini terungkap setelah NT melakukan kontak dekat dengan warga negara Jepang yang juga positif Covid-19 saat diperiksa di Malaysia pada malam Valentine, 14 Februari 2020.
-
Apa yang terjadi pada kasus Covid-19 di Jakarta menjelang Nataru? Kasus Covid-19 meningkat di Ibu Kota menjelang Natal 2023 dan Tahun Baru 2024.
-
Kapan kasus Covid-19 pertama di Indonesia diumumkan? Presiden Jokowi mengumumkan hal ini pada 2 Maret 2020, sebagai kasus Covid-19 pertama di Indonesia.
-
Kapan peningkatan kasus Covid-19 terjadi di Jakarta? Adapun kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
Hadir dalam kesempatan itu Gubernur Sumut Edy Rahmayadi dan pimpinan FKPD Provinsi Sumut serta Wali Kota Medan Bobby Nasution. Walaupun sudah turun ke level III, kata Airlangga, masih ada catatan untuk Kota Medan terkait kasus aktif.
Airlangga mengapresiasi kinerja Pemprov Sumut bersama FKPD dalam upaya menekan penurunan kasus. Termasuk di Kota Medan.
Dalam rakor tersebut, Airlangga memberi catatan pada pemerintah daerah. Khususnya terkait penyesuaian data kasus, vaksinasi, dan jumlah testing.
"Apresiasi kepada pemerintah Sumatera Utara bersama forkopimda atas penurunan kasus termasuk juga di kota Medan," kata Airlangga.
Namun Airlangga juga meminta pada kepala daerah untuk memperbaiki data penanganan kasus Covid-19 di daerahnya masing-masing. Hal itu dikarenakan, data yang dilaporkan oleh Pemerintah Daerah (Pemda) tidak sinkron dengan data yang ada di Kementerian Kesehatan (Kemenkes).
Airlangga mengatakan, saat ini Sumut menjadi daerah dengan kasus aktif tertinggi di Pulau Sumatera sebanyak 15.685 kasus, meski telah mengalami penurunan sebesar 37 persen.
"Namun harus menjadi catatan, masih ada kasus yang lebih dari 21 hari yang tentunya itu perlu dicleansing datanya. Apakah sembuh, apakah meninggal. Sehingga itu yang membuat Sumatera Utara berada dalam posisi kedua secara nasional," jelas Airlangga.
Khusus untuk Medan sendiri, Airlangga mengatakan, kasusnya sudah turun, namun masih tinggi secara akumulatif.
Dia menyimpulkan, tingginya angka kumulatif tersebut dikarenakan ada data yang belum diperbaharui. Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) itu pun memberi arahan pada Gubernur dan Walikota untuk mengadakan rapat khusus, terkait data Covid-19 di Sumut dengan Kemenkes, dan menyarankan untuk meminta pembaharuan data agar segera sinkron.
"Memang (data tidak update) terjadi di beberapa tempat, bukan hanya di Sumatera Utara. Tapi ini penting bagi pusat supaya kita tidak lengah. Kalau kita bisa perbaiki itu semua kita bisa menang," tegas Airlangga.
Baca juga:
Menkes Sebut Penanganan Covid-19 di Indonesia Dipuji Negara Lain
Wagub DKI Tak Tahu Booster Vaksin Keluarga Pejabat: Kalau Ada, Jangan Uang Negara
Cerita Tenaga Medis Bagi Perhatian Antara Keluarga dan Pasien Covid-19
Palsu, Situs Pedulilindungia.com Diblokir Kominfo
Pastikan Ketersediaan Vaksin, Pemprov DKI Cocokkan Data dengan Aplikasi JAKI
Sebaran Kasus Covid-19 Baru di Indonesia 9 September 2021
Testing Kurang
Selain itu, Airlangga juga menjelaskan mengapa terjadi flag atau tanda merah pada beberapa wilayah di Sumut. Menurut Airlangga, flag yang terjadi di Kota Tebing Tinggi, Tapanuli Selatan, dan Mandailing Natal, disebabkan karena rendahnya angka testing, dengan persentase masih kurang dari 1 persen. Rendahnya angka testing tersebut yang membuat tingginya rating kasus positif.
"Sehingga tentu kalau testingnya rendah inikan menentukan. Levelnya adalah level 3. Kalau testingnya ditingkatkan tentu ratingnya akan turun. Karena kalau kita bicara terkait dengan yang ditesting kurang dari 1 orang 0,45 persen, nah tentu ini yang menjadi flag," jelas Airlangga.
Kemudian di daerah Nias, flag disebabkan karena kecilnya angka vaksinasi. Persentase vaksinasi Nias sendiri baru mencapai 6 persen. Secara keseluruhan, persentase vaksinasi di Sumut baru menyentuh angka 23 persen, di mana angka tersebut masih berada di bawah nasional yang sebesar 32 persen.
"Menjadi catatan juga, tingkat vaksinasinya masih di bawah nasional, jadi itu yang harus dikejar. Dan khusus dengan itu, konsolidasi menjadi penting," ujar Airlangga.
Mengenai keluhan daerah yang suplai vaksinnya masih kurang, Airlangga mengatakan dengan masuknya lagi vaksin akan segera ditambah suplai ke daerah.