Cerita Airlangga Hartarto Pertama Kali Jadi Menko Langsung Terhantam Pandemi Covid-19
Pandemi memberikan dampak yang signifikan terhadap perekonomian Indonesia.
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian akan menyelenggarakan Perayaan Hari Jadi Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian ke-58.
Dalam sambutannya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, menyampaikan peran penting Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dalam mendorong pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
Airlangga bercerita, pada awal kepemimpinannya di Kementerian ini sudah dilanda cobaan yang luar biasa yakni pandemi covid-19. Pandemi tentunya memberikan dampak yang signifikan terhadap perekonomian Indonesia.
“Di Kabinet Indonesia Maju ini membawahi 8 kementerian. Dan tentu beberapa hal menjadi pengalaman kita bersama. Yaitu baru di awal pemerintahan Kabinet Indonesia Maju kena pandemi namanya Covid,” kata Airlangga di Kemenko Perekonomian, Kamis (25/7).
Namun, meskipun mengalami kesulitan, nyatanya Indonesia mampu menghadapi berbagai dampak pandemi mulai dari kesehatan, sosial, hingga ekonomi.
“Di mana dalam Covid tentu tantangan menjadi luar biasa karena seluruh dunia tidak punya referensi. Dan yang dihadapi tentu masalah kesehatan, masalah kesejahteraan, masalah supply chain untuk industri, dan masalah pertumbuhan ekonomi. Dan untuk pertama kali kita melakukan upaya penanganan dengan cara yang tidak biasa, yaitu mengeluarkan Perpu dan juga melebarkan defisit anggaran,” ujarnya.
Kata Airlangga, meskipun dilanda pandemi namun pertumbuhan ekonomi Indonesia masih terjaga dikisaran 5 persenan, lebih baik dibandingkan negara lain.
“Sekarang kita bisa memaintaince pertumbuhan ekonomi di 5 persen dan tentu kita melihat bahwa pertumbuhan ekonomi tinggi itu sesuatu hal yang memungkinkan,” ujarnya.
Lebih lanjut, kata Airlangga, Kementerian yang dipimpinnya juga menjadi salah satu pendukung utama untuk fora internasional baik itu di level ASEAN, salah satunya meluncurkan Digital Economic Framework Agreement.
“Ini the first agreement regional mengenai digital di seluruh regional. Tidak ada region lain yang mengikuti itu bahkan juga tidak di OECD. Nah, kemudian ini menjadi tantangan kita 2025 untuk menjadi engine of growth agar pertumbuhan kita di atas 6 persen,” pungkasnya.