Kasus Pneumonia Misterius Terdeteksi di Indonesia, Begini Imbuan Kemenkes Kepada Masyarakat
Kemenkes mengimbau kepada tenaga kesehatan (nakes) apabila dalam 1x24 jam terdapat kasus Mycoplasma Pneumonia segera melaporkan.
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengimbau kepada tenaga kesehatan (nakes) apabila dalam 1x24 jam terdapat kasus Mycoplasma Pneumonia segera melaporkan.
Kasus Pneumonia Misterius Terdeteksi di Indonesia, Begini Imbuan Kemenkes Kepada Masyarakat
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengimbau kepada tenaga kesehatan (nakes) apabila dalam 1x24 jam terdapat kasus Mycoplasma Pneumonia segera melaporkan.
Kemenkes juga mengimbau kepada masyarakat agar perilaku hidup bersih tetap digalakkan. Seperti cuci tangan memakai sabun, dan menggunakan masker ketika sakit untuk mencegah penularan.
"Kami terus mengimbau kepada masyarakat agar supaya perilaku hidup bersih itu tetap dilakukan. Sering mencuci tangan dengan sabun, kalau flu sakit beringus itu wajib menggunakan masker agar tidak menularkan orang lain," kata Direktur Jenderal (Dirjen) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes Maxi Rein Rondonuwu dalam konferensi persnya, Rabu (6/12).
Menurut Maxi, penanganan penyakit Mycoplasma Pneumonia tidak terlalu susah. Sebab, Pneumonia termasuk bakteri bukan virus.
Menurut Maxi, penanganannya cukup diberi antibiotika terkait Mycoplasma.
"Penanganannya penyakit ini tidak terlalu susah, karena bukan virus tapi bakteri cukup dengan antibiotika dan mungkin saya tambahkan mycoplasma ini bukan penyakit baru, tapi emang umumnya ada, sebelum Covid insidennya itu 85 persen cuma memang di China itu naik mungkin karena musim," ujar Maxi.
Diberitakan sebelumnya, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengumumkan terdapat enam kasus pneumonia misterius di Indonesia. Meski demikian, Kemenkes menyatakan keenam kasus tersebut merupakan kasus lama yang terjadi pada Oktober dan November.
"Setelah kami konfirmasi, memang saat ini ada enam kasus mycoplasma pneumonia yang pernah, saya katakan yang pernah karena ini sudah lama," kata Direktur Jenderal (Dirjen) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes Maxi Rein Rondonuwu saat konferensi pers, Rabu (6/12).
Maxi mengatakan, keenam pasien ini dirawat di dua rumah sakit berbeda. Yang pertama di Rumah Sakit (RS) Medistra sebanyak lima kasus dan satu di RS JWCC.
Dua yang dirawat tanggal 12 Oktober dan 25 Oktober. Kemudian yang lainnya rawat jalan di bulan November.
"Yang terakhir kami dapat laporan tanggal 22 November tapi rawat jalan. Jadi enam itu, rawat inapnya tiga, yang satu rawat inap di RS JWCC," kata Maxi.