Kaum difabel Solo bikin aplikasi dan website untuk permudah pemasaran produk
Selama ini kaum difabel masih kesulitan untuk mempromosikan maupun memasarkan produk mereka. Dengan peluncuran aplikasi android dan website tersebut, karya kaum difabel akan lebih mudah akses masyarakat.
Komunitas difabel di Kota Solo meluncurkan aplikasi dan website program pemberdayaan ekonomi dengan nama Difabel Sukses Mandiri (DSM). Peluncuran dihadiri Wali Kota FX Hadi Rudyatmo, Deputi V Kantor Staf Presiden Jaleswari Pramodhawardani dan Direktur Penempatan Tenaga Kerja Dalam Negeri Kementerian Ketenagakerjaan, Nurahman, di Pendapi Gede Balai Kota Solo, Senin (20/8).
"Peluncuran aplikasi dan website ini bertujuan untuk membantu kaum difabel dalam mempromosikan dan memasarkan produk yang dibuatannya," ujar penggagas program pemberdayaan ekonomi DSM, Heru Sasongko.
-
Kapan Kirab Kebo Bule di Surakarta diadakan? Surakarta memiliki tradisi pada perayaan malam 1 Suro atau bisa disebut malam tahun baru Hijriah.
-
Apa yang diharapkan dari Dana Desa di Purwakarta? “Alhamdulillah, dana desa sangat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat Purwakarta, khususnya yang berada di desa. Ini terlihat dari jumlah Desa Mandiri di Purwakarta yang meningkat menjadi 60 desa, dari yang sebelumnya 25 desa. Capaian ini merupakan lompatan yang luar biasa bagi Purwakarta,” ucap Anne.
-
Kapan Keraton Surakarta dibangun? Keraton ini didirikan oleh Susuhunan Pakubuwono II sebagai pengganti Keraton Kartasura yang hancur karena adanya peristiwa Geger Pecinan pada tahun 1743.
-
Kapan Masjid Raya Sumatra Barat diresmikan? Awal pembangunan masjid ini ditandai dengan peletakan batu pertama pada 21 Desember 2007 silam.
-
Apa yang unik dari rumah di Purwakarta ini? Sebuah rumah di Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, terbilang unik dan berbeda. Bangunan tempat tinggal itu berdiri di samping tempat pemakaman umum (TPU) Sirnaraga di wilayah tersebut.
-
Kapan Istana Siak Sri Indrapura dibangun? Mengutip dari beberapa sumber, tempat kediaman resmi Sultan Siak itu dulunya dibangun pada tahun 1889 saat pemerintahan dipegang oleh Sultan Assayaidis Syarief Hasyim Abdul Jalil Syaifuddin yang menjadi Sultan ke-11.
Heru menilai, selama ini kaum difabel masih kesulitan untuk mempromosikan maupun memasarkan produk mereka.
Dengan peluncuran aplikasi android dan website tersebut, karya kaum difabel akan lebih mudah akses masyarakat. Karena nantinya semua produk difabel akan ditampilkan di sana.
"Masyarakat yang ingin mengetahui atau membeli produk difabel bisa langsung download playstore DIFA Shop dan laman www.difasuksesmandiri.com. Kalau dibuka ada produk-produknya difabel," jelasnya.
Menurut Heru, jaringan bisnis difabel ini merupakan pertama di Indonesia yang diluncurkan di Solo. Sementara ini untuk jaringan bisnisnya baru mencakup wilayah eks Karesidenan Surakarta. Yakni Kota Solo, Sukoharjo, Karanganyar, Sragen, Wonogiri, Klaten dan Boyolali. Heru menyebut, jaringan bisnis difabel yang terstruktur tersebut bisa dikembangkan ke seluruh Indonesia.
"Untuk tahap awal, sudah ada 50-an difabel yang masuk sebagai anggota yang akan mempromosikan produknya," jelasnya.
Heru menambahkan, program tersebut berbentuk fisik agar difabel mempunyai usaha di rumah masing-masing. Apalagi ada kendala untuk keluar rumah bagi mereka. Ia berharap dengan program ini kaum difabel akan memiliki usaha sendiri di rumah.
Dengan adanya terobosan dan inovasi tersebut, FX Hadi Rudyatmo berjanji untuk memberikan payung hukum. Dengan adanya regulasi tersebut pemerintah tidak akan kesulitan untuk melakukan pengadaan barang produk difabel.
"Ini terobosan dan inovasi yang luar biasa dari teman-teman difabel. Kalau ada payung hukumnya tentu enggak ada persoalan kita belanja di sana," katanya.
Sementara itu, Direktur Penempatan Tenaga Kerja Dalam Negeri Kementerian Ketenagakerjaan, Nurahman mengemukakan, program DIFA Shop Mandiri dapat menjadi agen pembangunan kaum difabel meski dengan keterbatasan.
"Saya berharap program ini nanti bisa berkembang dan menjadi pioner-pioner bangsa meski dengan keterbatasan yang ada," ucapnya.
Deputi V Kantor Staf Presiden, Jaleswari Pramodhawardani juga berharap program tersebut dapat dimanfaatkan para penyandang disabilitas untuk memasarkan produk mereka. Menurut dia, saat ini ada sekitar 28 juta jiwa penyandang disabilitas atau 12,15 persen dari jumlah penduduk Indonesia.
Ia berharap masyarakat mengubah cara pandang terhadap penyandang disabilitas. Tidak lagi berdasarkan belas kasihan, namun memperlakukan mereka sama seperti masyarakat lainnya.
"Kita seharusnya sudah tidak lagi memperlakukan atau melihat cara pandang kita terhadap disabilitas hanya sekadar belas kasihan. Dalam undang-undang dikatakan, setiap warga negara memperoleh perlakukan yang sama," pungkas dia.
Baca juga:
Kisah inspiratif Heredia, tukang cukur tanpa tangan asal Argentina
Pamit taklukkan Gunung Elbrus, pendaki difabel seret ban mobil ke Balai Kota Solo
Ikuti Piala Dunia sepak bola Amputee di Meksiko, timnas Nigeria semangat latihan
Asa baru bocah berkaki kaleng asal Suriah
Kisah Surono, seorang tunanetra yang punya 184 anak asuh
Semangat atlet disabilitas dalam Indonesia Para Games Invitational Tournament