Kecamatan-Desa di Banyuwangi Mulai Tampilkan Data Penerima Bansos ke Publik
Dengan ditempelnya nama-nama penerima bansos, menurut Anas, ini sesuatu yang baik karena data penerima menjadi lebih terbuka dan transparan sehingga masyarakat bisa saling mengawasi.
Sejumlah kecamatan di Banyuwangi mulai menampilkan secara transparan data penduduk penerima bantuan sosial dampak Covid-19 dari pemerintah.
"Ini saya cek beberapa kecamatan dan desa sudah memulai. Ini sesuai arahan Presiden Joko Widodo agar semua data ditampilkan," ujar Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas.
-
Apa yang dibangun di Banyuwangi? Pabrik kereta api terbesar se-Asia Tenggara, PT Steadler INKA Indonesia (SII) di Banyuwangi mulai beroperasi.
-
Kenapa Banyuwangi mendapatkan insentif lagi? Ini merupakan kali kedua mereka mendapatkan insentif karena dinilai sukses menekan laju inflasi serta mendongkrak kesejahteraan masyarakat.
-
Apa yang diserahkan oleh Presiden Jokowi di Banyuwangi? Total sertifikat tanah yang diserahkan mencapai 10.323 sertipikat dengan jumlah penerima sebanyak 8.633 kepala keluarga (KK).
-
Bagaimana cara Banyuwangi memanfaatkan insentif tersebut? “Sesuai arahan Bapak Wakil Presiden, kami pergunakan insentif ini secara optimal untuk memperkuat program dan strategi penghapusan kemiskinan di daerah. Kami juga akan intensifkan sinergi dan kolaborasi antara pemkab dan dunia usaha. Dana ini juga akan kami optimalkan untuk kegiatan yang manfaatnya langsung diterima oleh masyarakat,” kata Ipuk.
-
Di mana Bandara Banyuwangi berlokasi? Bandara Banyuwangi menjadi bandara pertama di Indonesia yang berkonsep ramah lingkungan.
-
Apa yang dimaksud dengan santet Banyuwangi? Santet Banyuwangi punya sejarah panjang sejak zaman kerajaan. Banyuwangi dikenal dengan julukan kota santet. Kini santet sering hanya dipahami sebagai sesuatu yang buruk, padahal tidak demikian.
Dengan ditempelnya nama-nama penerima bansos, menurut Anas, ini sesuatu yang baik karena data penerima menjadi lebih terbuka dan transparan sehingga masyarakat bisa saling mengawasi.
"Pertama, ini agar tidak menimbulkan kecurigaan. Kedua, dalam pendataan dimungkinkan ada error, meskipun tidak banyak dan tidak signifikan, tetapi tetap perlu dikoreksi," ujarnya.
"Langkah ini secara bertahap diikuti desa-desa dan kelurahan," terang Anas.
Kecamatan-Desa di Banyuwangi Mulai Tampilkan Data Penerima Bansos ke Publik ©2020 Merdeka.com
Anas menambahkan, setiap kecamatan juga membuka tempat pengaduan dengan nomor telepon yang dipasang di spanduk.
"Jadi kanal pengaduan kita siapkan dua jalur. Pertama, jalur konvensional lewat kantor desa, kelurahan, dan kecamatan. Kedua, jalur online yang sistemnya sedang dikerjakan, Senin atau Selasa besok sudah siap diakses," ujar Anas.
Dalam dua kanal pengaduan itu, warga bisa melaporkan dirinya sendiri, atau melaporkan tetangga atau warga lain yang dinilai perlu dibantu. "Sistemnya by NIK, agar bisa langsung terdeteksi apakah yang warga yang dilaporkan itu sudah menerima bantuan atau belum," ujarnya.
Saat ini, di Banyuwangi total ada 269.000 kepala keluarga (KK) yang mendapat bantuan dari program pemerintah pusat, provinsi, dan daerah; sudah melampaui data warga miskin di Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) sebesar 193.000 KK. Angka penerima bantuan kemungkinan bertambah karena masih ada pengisian data lanjutan dari program Bantuan Sosial Tunai Kementerian Sosial, di mana Banyuwangi mendapat tambahan kuota dari Menteri Sosial Juliari P. Batubara.
Sementara itu, Camat Licin, Hartono, mengatakan, pihaknya sudah mulai menampilkan data penerima bansos sejak dua hari lalu di kantor kecamatan dan desa.
"Sebanyak 1.328 penerima bantuan terpampang jelas di papan pengumuman kantor kecamatan dan desa. Warga bisa mengecek langsung, dia menerima skema bantuan yang mana. Sehingga warga tidak salah paham, misalnya karena warga lain bantuannya cair duluan. Karena jenis bantuannya memang banyak dan cairnya pun bergiliran," urai Hartono.
Cara ini, kata Hartono, juga menjadi alat kontrol dalam memantau jumlah penerima bantuan di setiap desa berikut skema bantuannya.
Hal yang sama juga sudah dilakukan Camat Genteng, Firman Sanyoto. Di halaman kantor kecamatan, data-data ditata rapi di papan dengan menggunakan delapan binder berdasarkan desa yang ada di kecamatan itu.
"Tidak hanya di kecamatan, desa juga sudah kami minta membuat hal serupa, agar terlihat menarik. Bahkan, kami juga sudah mulai menampung laporan warga, siapa saja yang belum mendapatkan bantuan untuk kami masukkan skema yang memungkinkan," pungkas Firman.
(mdk/hhw)