Kecanduan game online, 10 Anak di Banyumas alami gangguan mental
Hilma menerangkan, terapi untuk gangguan mental akibat game online di RSUD Banyumas dilakukan dengan dua cara.
Sepuluh anak di Banyumas didiagnosa mengalami gangguan mental akibat kecanduan bermain game online sepanjang tahun 2018. Mereka mendapat terapi di RSUD Banyumas. 7 dari 10 anak itu merupakan siswa Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP).
Dokter Spesialis Jiwa RSUD Banyumas, Hilma Paramita mengatakan rata-rata pasien sudah tak bisa mengendalikan diri bermain game online. Akibatnya, mereka sudah tak lagi bisa beraktivitas secara normal.
-
Bagaimana cara mengatasi kecanduan gadget pada anak? Cara Mengatasi Kecanduan Gadget yang Dimiliki
-
Kenapa penggunaan gadget pada anak berbahaya? Anak yang mengalami kecanduan gadget tentu akan mengalami perubahan secara fisik dan emosional. Hal tersebut akan berdampak buruk bagi kesehatan dan perkembangan anak ke depannya.
-
Apa saja yang bisa dilakukan orang tua untuk mengatasi anak kecanduan gadget? Ampuh, Ini 6 Cara Mengatasi Anak Kecanduan Gadget yang Harus Diketahui Orangtua Tidak sedikit anak-anak zaman sekarang yang sudah kecanduan gadget sejak masih kecil. Bukan hanya untuk hiburan saja, gadget juga bisa dijadikan sebagai media edukasi. Namun, anak-anak zaman sekarang banyak yang tidak bisa lepas dari gadget. Terlebih sejak pandemi melanda dunia. Parahnya, mereka bisa menjadi tantrum apabila tidak memainkan gadget selama satu hari. Gadget sudah menjadi bagian dari kehidupan anak-anak zaman sekarang. Anak juga menjadi lebih senang berdiam diri di rumah bermain gadget dibanding bermain bersama anak-anak lainnya di luar rumah.
-
Kenapa anak yang sering dibiarkan sendirian cenderung kecanduan gadget? Hal ini mungkin terdengar sederhana bagi sebagian orang. Akan tetapi penelitian telah membuktikan bahwa anak-anak yang sering kali dibiarkan sendirian lebih cenderung akan kecanduan gadget.
-
Bagaimana kecanduan gadget dapat menghambat perkembangan bahasa pada anak? Terlalu banyak waktu yang dihabiskan di depan layar tanpa interaksi verbal dapat menghambat perkembangan keterampilan bahasa dan kemampuan berkomunikasi anak.
-
Bagaimana kecanduan gadget dapat memengaruhi kemampuan kognitif remaja? Hasil ulasan menunjukkan bahwa remaja dengan kecanduan internet memiliki gangguan signifikan pada daerah otak yang bertanggung jawab atas aktivitas kontrol eksekutif seperti perhatian, perencanaan, pengambilan keputusan, dan kontrol impuls, dibandingkan dengan teman sebaya mereka yang tidak mengalami kecanduan internet.
Bahkan kecanduan game online memicu tindakan destruktif yang dapat merugikan orang lain. Contohnya, saat uang habis untuk menyewa komputer, mereka mencuri. Menurut Hilma, kecenderungan game online yang berpengaruh pada ganggan mental adalah game yang memacu adrenalin.
"Kriteria gangguan mental adiksi game online itu akibat terlalu banyak berinteraksi dengan dunia virtual. Biasanya mempunyai sifat yang memicu obsesif seseorang," ujar Hilma, Rabu (10/10) malam.
Gangguan mental yang lain, keinginan untuk bermain atau berinteraksi dengan teman sebaya menjadi hilang. Mereka lantas lebih memilih berdiam diri di dalam kamar atau pergi ke rental komputer untuk bermain game online.
"Ada anak-anak yang sudah tak mau lagi sekolah. Semakin muda, semakin rentan alami gangguan mental," jelasnya.
Hilma menerangkan, terapi untuk gangguan mental akibat game online di RSUD Banyumas dilakukan dengan dua cara. Pertama, diberi obat penenang agar pasien tak agresif. Kedua, pasien diajak untuk berinteraksi dengan masyarakat secara riil. Jika masih berusia anak-anak, maka pasien diajak untuk menjajal beragam permainan anak-anak.
Temuan kasus gangguan mental akibat game online pada anak-anak tak mesti lantaran keluarga yang tak harmonis. Bisa saja anak tersebut berasal dari keluarga yang rukun bahagia. Kasus yang mengemuka, orang tua lalai membiarkan anak bebas bermain game online.
"Saat sudah kecanduan game online, orang tua sudah tak bisa menangani. Ada memang kasus yang berlatar dari keluarga broken home. Ia dirawat kakeknya. Terapinya yang dilakukan, ia diajak main layang-layang oleh kakek dan teman-teman sebayanya di lingkungan sekitar," terang Hilma.
Kemajuan teknologi informasi memang berdampak negatif membuat interaksi sosial jadi terbatas. Dampaknya, kata Hilma, pelibatan emosi amat minim dalam hubungan melalui media sosial. Hal ini berbeda dengan interaksi langsung, misalnya dengan cara saling berkunjung.
"Di situ ada ekspresi kegembiraan, tawa, sedih, yang tidak bisa diungkapkan dalam media sosial," ucapnya.
Menurut dia, gangguan mental juga bisa timbul dari media sosial. Perilaku seperti merisak atau mencaci maki di media sosial bakal berpengaruh terhadap interaksi di dunia nyata.
Baca juga:
Anak-anak di Jerman demo karena orangtua kebanyakan main ponsel
Akibat gadget, pola komunikasi bergeser dari dialogis tatap muka jadi individual
Prancis larang penggunaan ponsel di sekolah
Jangan memberikan gadget pada saat anak anda rewel
Bermain ponsel terlalu lama bisa menyebabkan cepat tua