Berapa Lama Idealnya Seseorang Menggunakan Gadget dalam Sehari?
Lantas, seberapa lama idealnya seseorang menggunakan gadget dalam sehari?
Berapa Lama Idealnya Seseorang Menggunakan Gadget dalam Sehari?
Penggunaan gadget sudah begitu melekat dengan kehidupan masyarakat hari-hari ini.
Hampir semua aktivitas yang dilakukan pun kini terpusat dengan alat elektronik tersebut. Mulai dari bekerja, bersekolah, berkomunikasi, berbelanja, dan sebagainya.
Meski begitu, penggunaan gawai yang berlebihan nyatanya mampu membawakan dampak buruk bagi para penggunanya.
Lantas, seberapa lama idealnya seseorang menggunakan gadget dalam sehari?
-
Bagaimana cara mengatur waktu penggunaan gadget untuk anak? Untuk memastikan anak-anak dapat memanfaatkan gadget dengan cara yang positif, orang tua perlu menetapkan batasan yang tegas.
-
Bagaimana cara membatasi waktu anak menggunakan gadget? Peran orang tua sangat perlu untuk membatasi durasi waktu penggunaan gadget. Panduan penggunaan gadget pada anak menurut American Academy of Pediatrics (2013) dan Canadian Pediatric Society (2010):Anak usia di bawah 2 tahun tidak seharusnya dibiarkan berinteraksi dengan layar sendirian, seperti layar TV, gadget, tablet, dan sebagainya. Perlu ada pengawasan dan pendampingan dari orang tua.Anak usia 2-4 tahun memiliki durasi satu jam dalam sehari untuk menggunakan layar.Anak usia 5 tahun ke atas memiliki waktu 2 jam dalam sehari untuk keperluan hiburan dan belum termasuk keperluan belajar.
-
Kapan sakit kepala terjadi karena terlalu lama di depan gadget? Apabila waktu tidur tidak cukup, maka tubuh akan menjadi lelah, mata menjadi stress, serta kepala bisa pusing mendadak.
-
Kapan sebaiknya orang tua membatasi penggunaan gadget? 'Jadi, rekomendasi saya justru waktu liburan adalah waktu minim penggunaan gadget (gawai),' ujarnya.
-
Kapan anak boleh main gadget? Berdasarkan pedoman yang diberikan oleh American Academy of Pediatrics (2013) dan Canadian Pediatric Society (2010), berikut pedoman waktu screen time pada anak: a. Anak di bawah usia 2 tahun Tidak diperbolehkan anak bermain gadget sendiri. Baik itu bermain smartphone, bermain tablet hingga menonton televisi. b. Anak usia 2-4 tahun Waktu penggunaan gadget sebaiknya kurang dari 1 jam sehari. c. Anak di atas usia 5 tahun Waktu penggunaan gadget sebaiknya tidak lebih dari 2 jam sehari di luar sebagai kebutuhan belajar anak.
-
Kenapa penggunaan gadget berlebihan bahaya? Penggunaan gadget yang berlebihan dapat menyebabkan ketegangan mata dan meningkatkan risiko miopi. Ketika anak terlalu lama menatap layar tanpa istirahat, otot-otot mata menjadi tegang dan dapat menyebabkan kelelahan visual.
Dampak Buruk Penggunaan Gadget yang Berlebihan
Menggunakan gadget terlalu sering dapat berdampak buruk bagi penggunanya. Di antaranya adalah mampu memicu munculnya kepribadian tertutup, gangguan tidur, suka menyendiri, perilaku kekerasan, pudarnya kreativitas, kecanduan, dan ancaman cyberbullying.
Meskipun penggunaan gadget sendiri mampu memberikan dampak buruk, tetapi kamu tak perlu paranoid dulu dalam hal ini.
Pasalnya, manfaat gadget tetap bisa dirasakan jika digunakan dalam durasi waktu yang singkat.
Durasi Bermain Gadget yang Disarankan
Anak usia di bawah 2 tahun disarankan sama sekali tidak boleh diberi akses pada gadget. Jika pun benar-benar diperlukan, anak di usia tersebut dapat mengakses gadget dengan didampingi orangtua dan tidak lebih dari 1 jam per hari.
Untuk anak usia 2-5 tahun disarankan mengakses gadget hanya 1 jam per hari, tentunya harus dengan dampingan orang tua.
Anak usia 6 tahun ke atas boleh bermain gadget, tapi dengan waktu yang sudah disepakati bersama orang tua, misalnya pada akhir pekan atau maksimal 2 jam per hari.
Untuk anak remaja yang sudah berusia belasan tahun, waktu ideal untuk melakukan aktivitas online atau bermain gadget dalam sehari adalah 257 menit atau sekitar 4 jam 17 menit.
Perlu diketahui bahwa pembatasan penggunaan gadget ini juga mampu mencegah timbulnya gangguan mental terhadap seseorang.
Adapun gangguan mental yang dimaksud adalah depresi, gangguan kecemasan, sulit fokus, dan perilaku bermasalah lainnya.