Kecelakaan bus TNI telan 3 nyawa di Puncak diduga akibat rem blong
Seorang mahasiswa Universitas Yarsi tewas dalam kecelakaan itu.
Tabrakan beruntun bus TNI berujung maut di tanjakan Selarong, Jalan Raya Puncak KM 3, Desa Pasir Angin, Megamendung, Kabupaten Bogor, diduga akibat rem tidak berfungsi. Seorang mahasiswa Universitas YARSI yang menumpang .
Menurut laporan polisi, Minggu (6/12), dua bus sedang TNI AD berpelat nomor 9704-37 dan 4230-44 sedang melaju dari arah Puncak menuju Jakarta. Saat itu arus lalu lintas sedang satu jalur.
Saat di lokasi kejadian, bus bernomor 9704-37 diduga remnya tidak berfungsi dan tidak bisa mengurangi kecepatan. Alhasil, bus itu menghantam dua sepeda motor (Vespa B 3917 TYF dan Honda Supra F 4516 H). Kemudian, dia juga menabrak bus berpelat nomor 4230-44 hingga terbalik di jalur kanan.
Tak sampai di situ, bus bernomor 9704-37 lantas oleng ke kiri dan menghajar sepeda motor Honda Scoopy berpelat nomor B 3817 SAS, serta mobil Daihatsu Espass warna merah bernomor polisi F 1681 BM. Mobil itu sedang diparkir di depan bengkel tambal ban. Bus baru berhenti setelah menghantam papan reklame.
Mobil Daihatsu Espass milik Bapak Oneng dan warungnya rusak berat. Sedangkan tiga sepeda motor, yakni Vespa, Honda Supra, dan Honda Scoopy juga rusak berat.
Kepala Unit Kecelakaan Satuan Lalu Lintas Polres Bogor, Ipda Asep Saepudin, saat ditemui di lokasi kecelakaan menyebutkan korban tewas antara lain bernama Reza (19), Jaya (33), dan seorang wanita yang identitasnya belum diketahui.
"Dua korban meninggal dunia pengendara sepeda motor, sedangkan satu orang penumpang bus, yakni Reza. Untuk korban luka sudah dievakuasi ke RSUD Ciawi," kata Asep.
Meski demikian, Asep belum bisa memastikan dugaan penyebab kecelakaan tabrakan beruntun, di jalur rawan kecelakaan lalu lintas di Jalan Raya Puncak.
"Kita masih memintai keterangan sejumlah saksi dan sudah berhasil mengevakuasi para korban serta bus yang mengalami kecelakaan," ujar Asep.