Keindahan Nagari Mandeh, Desa Wisata Religi Bak Raja Ampat di Sumatera Barat
Nagari Mandeh merupakan salah satu kampung nyaris terisolir. Letaknya sangat jauh dari Kota Padang.
Nagari Mandeh merupakan salah satu kampung nyaris terisolir. Letaknya sangat jauh dari Kota Padang.
- Keindahan Pantai Pasir Mayang di Kabupaten Paser
- Punya 76 Rumah Gadang, Intip Pesona Desa Wisata Nagari Adat Sijunjung di Sumatra Barat
- Menjelajah Desa Wisata Pronojiwo di Lumajang, Surga Wisata Berlatar Gunung Semeru
- Bak Perkampungan di Luar Negeri, Intip Pesona Desa Nagari Pariangan di Sumatra Barat
Keindahan Nagari Mandeh, Desa Wisata Religi Bak Raja Ampat di Sumatera Barat
Keindahan aalam di salah satu desa Sumatera Barat itu memanjakan mata. Harus menyusuri jalan berliku di antara hutan dan pesisir Sumatera Barat, menuju desa tersebut.
Desa itu bernama Nagari Mandeh. Orang-orang menyebutkan Raja Ampat di Sumatera Barat.
Nagari Mandeh merupakan salah satu kampung nyaris terisolir. Letaknya sangat jauh dari Kota Padang.
Pelancong harus menempuh perjalanan kurang lebih tiga jam dari Bandara Internasional Minangkabau, melihat keelokan laut dan bukit-bukit berpadu-padan sempurna di Nagari Mandeh.
Desa itu tepatnya di Koto IX Tarusan, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat. Desa yang meski punya keindahan alam luar biasa, namun masih sangat minim sekali pengetahuan masyarakatnya tentang Islam dan bacaan Alquran.
"Pas pertama kali saya sampai sini, anak-anak (santri) bacaan huruf hijaiyahnya masih berantakan sekali. Masjid juga sepi paling hanya dua orang jemaahnya," ujar Ustaz Muhammad Jamalullail, salah satu kader Beasiswa Tahfizh Qur’an (BTQ) for Leaders yang sudah hampir dua tahun sejak 2022 mengabdi di Rumah Tahfizh Daarul Qur’an Mandeh.
Namun kehadiran Laznas PPPA Daarul Qur’an melalui amanah donatur menjadi harapan baru bagi warga setempat.
Saat ini, puluhan anak-anak desa tersebut sudah punya hafalan Alquran walau baru satu juz. Pun dengan para ibu-ibu dan bapak-bapak, mereka kini sangat antusias salat berjemaah dan mengikuti pengajian di masjid.
"Alhamdulillah di Februari 2024, ada 60 santri di sini dan sudah ada juga yang hafalan Qur’annya 1 juz. Yang salat berjemaah pun sudah lebih dari 20 orang. Tiap malam Jumat warga baca Surat Yasin bersama dan ada pengajian juga," tutur Ustaz Jamalullail.
Ambrin S. Datuak Rajo Perak (Datuk Suku Jambak), sesepuh di Nagari Mandeh sangat bersyukur Laznas PPPA Daarul Qur’an mengirim Ustaz Lail sapaan Muhammad Jamalullail ke kampungnya.
Begitu banyak perubahan yang dirasakan masyarakat khususnya dalam kecintaan pada Alquran.
Pun dengan Millatul Jamlillah, salah satu dari puluhan santriwati Ustaz Lail. Jamlillah begitu bahagia karena Rumah Tahfizh Daarul Qur’an Mandeh seakan membuka jalannya untuk meraih impian menjadi dokter.
Meskipun ayahnya seorang nelayan, Jamillah yakin bisa memperbaiki ekonomi keluarga dari wasilah hafalan Alquran.
Perjuangan Milla dan para santri lainnya untuk bisa sampai ke rumah tahfizh juga sangat menakjubkan.
Mereka harus jalan kaki kurang lebih 2-3 kilometer melewati hutan.
Hujan, badai bahkan dikejar hewan buas tak menjadi halangan.
Mereka tetap teguh berangkat demi bisa menambah hafalan Alquran.
Kegigihan para santri dan santriwati serta antusias warga Mandeh mempelajari Islam dan Alquran, menjadi pemecut semangat Laznas PPPA Daarul Qur’an untuk terus mengembangkan dakwah tahfizhul Qur’an di desa tersebut.
Bangunan rumah tahfizh yang kurang layak harus direnovasi menjadi lebih baik agar anak-anak semakin istiqomah dalam mendaras kalam-kalamNya.
"Cita-cita kami, Nagari Mandeh bukan hanya dikenal dengan alamnya yang indah tapi juga menjadi desa wisata religi yang membawa keberkahan untuk Indonesia,” harap Ambrin S. Datuak Rajo Perak (Datuk Suku Jambak).
Direktur Utama Laznas PPPA Daarul Qur’an Dwi Kartika Ningsih menyampaikan, program pembangunan rumah tahfizh di Kampung Qur’an Mandeh menjadi salah satu fokus lembaganya untuk mengembangkan dakwah Islam dan tahfizhul Qur’an di wilayah yang hampir tak terjamah ini.
Termasuk dengan program pemberdayaan ekonomi juga digulirkan agar Mandeh menjadi desa yang maju bukan hanya dari segi wisata religinya saja, tapi juga penghasilan masyarakatnya meningkat.
"Tentu Laznas PPPA Daarul Qur’an tidak bisa berjalan sendiri untuk membangun Kampung Qur’an Mandeh. Dukungan masyarakat di seluruh Indonesia sangat dibutuhkan. Insya Allah lahirnya generasi penghafal Qur’an di Pesisir Selatan Sumatera Barat ini, jadi wasilah pahala jariyah dan keberkahan yang membawa kita ke surgaNya,” ucap Dwi.