Menelusuri Kampung Ampel Surabaya, Dulunya Rawa-rawa Hadiah Raja Brawijaya Kini Dihuni Banyak Keturunan Arab
Kini Ampel tidak hanya terkenal dengan wisata religinya, tapi juga pusat belanja dan kuliner favorit
Kini Ampel tidak hanya terkenal dengan wisata religinya, tapi juga pusat belanja dan kuliner favorit
Menelusuri Kampung Ampel Surabaya, Dulunya Rawa-rawa Hadiah Raja Brawijaya Kini Dihuni Banyak Keturunan Arab
Kampung Ampel Surabaya merupakan salah satu kampung Arab di Indonesia yang sebagian besar wilayahnya masih dihuni penduduk asli dan kental dengan budaya moyangnya yang bermigrasi ke Jawa ratusan tahun lalu.
-
Kenapa Desa Sriamur ramai dikunjungi saat Ramadan? Pasalnya lokasi ini menjadi sentra timun suri yang banyak diburu untuk berbuka puasa.
-
Apa yang menarik di Desa Sriamur saat Ramadan? Desa ini jadi wisata petik buah timun suri selama Ramadan.
-
Siapa raja Sriwijaya yang namanya dikaitkan dengan asal usul nama Sumatera? Mengutip Liputan6.com, ada spekulasi tentang nama Sumatra yang diambil dari nama tokoh Raja Sriwijaya bernama Haji Sumatrabhumi atau disebut Raja Tanah Sumatra.
-
Dimana ikon wisata muslim di Kepulauan Riau? Hal ini sejalan dengan pengakuan Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif tahun 2021, yang menyebut Kepulauan Riau memiliki ikon wisata muslim berupa Masjid Sultan Kepulauan Riau yang terletak di Pulau Penyengat.
-
Kenapa kolam di Kampung Ampel Blumbang disebut jalan tembusan ke Makkah? Menurut kisah tutur yang berkembang di masyarakat sekitar, konon kolam kecil ini adalah jalan tembusan ke Makkah.
-
Dimana Situs kerajaan Sriwijaya ditemukan? Situs kerajaan Sriwijaya pada zaman dahulu yang dikenal sebagai Pulau Emas telah ditemukan para pemancing lokal yang melakukan penyelaman malam hari di Sungai Musi, Sumatera Selatan.
Bukan Sekadar Wisata Religi
Kawasan Ampel di Surabaya bagian utara terkenal sebagai wisata religi. Selain itu, kawasan ini juga merupakan destinasi wisata belanja dan kuliner yang diminati banyak orang.
Cikal Bakal Kawasan Ampel
Kawasan ini dulu dihuni Raden Rahmat Rahmatullah alias Sunan Ampel, putra Sunan Gresik dengan putri Raja Champa, Dewi Chandrawulan. Raden Rahmat yang berdarah Yaman lahir di Kamboja, kemudian bermigrasi ke Jawa.
Ampel diambil dari kata Ampel Denta yang awalnya daerah rawa-rawa. Konon daerah ini merupakan hadiah dari Raja Brawijaya V Majapahit, Prabu Hayam Wuruk, setelah Sunan Ampel menikahi anaknya.
Sunan Ampel membangun masjid dan pondok pesantren yang segera terkenal di Nusantara dan mancanegara pada abad ke-15.
Kedatangan Orang Timur Tengah
Orang-orang Timur Tengah mulai datang ke wilayah Ampel pada tahun 1451 usai mendengar keberadaan Sunan Ampel yang terkenal karena kewaliannya. Selain itu, kedatangan orang-orang Timur Tengah ini juga punya motif ekonomi yakni untuk berdagang.
Pada tahun 1820, gelombang besar pendatang Hadhami dari daerah Hadramaut, Yaman Selatan, datang ke Surabaya. Mereka menempati kampung yang dekat dengan masjid dan makam Sunan Ampel.
Pada awal tahun 1900-an lebih banyak lagi kaum Hadhami datang ke Indonesia karena ada konflik politik di negara asal mereka. Gelombang besar kedatangan kaum Hadhami ini membuat Ampel dijuluki Kampung Arab.
Mayoritas kaum Hadhami berdagang. Setelah usaha mereka maju, mereka mulai membeli rumah-rumah di kawasan Ampel. Hingga kini anak cucu kaum Hadhami ini masih tinggal di kawasan Ampel.
Akulturasi
Meskipun bernama Kampung Arab, kawasan Ampel terdiri dari beragam corak bangunan. Masjid Ampel bercorak Hindu Jawa, lalu banyak bangunan bercorak Eropa, China dan Melayu seperti yang berjajar di Jalan Panggung.
Daya Tarik Wisata
Mengutip situs resmi indonesia.go.id, jumlah wisatawan yang datang ke Kampung Ampel cenderung naik dari tahun ke tahun dan puncaknya terjadi saat bulan Ramadan. Wisatawan ini tidak hanya datang dari berbagai daerah di Indonesia, tetapi juga mancanegara seperti Malaysia, Polandia, Singapura dan China.
Tujuan utama mereka yakni berziarah ke makam Sunan Ampel. Selain sosok sang wali, makam Sunan Ampel mernarik karena sejarah dan ornamen yang dipengaruhi kultur China.
Ada lima gapura yang mengelilingi masjid Sunan Ampel yang menggambarkan Mo Limo (pantangan terhadap lima hal) bagi umat muslim. Larangan main wanita, larangan mabuk, larangan main judi, larangan mencuri, dan larangan menggunakan narkoba.
Sepanjang jalan menuju ke kompleks makam dan masjid, banyak stan penjual menawarkan barang khas kampung Arab. Mulai perlengkapan ibadah, siwak (sikat gigi zaman Rasul), minyak wangi, kacang Arab dan kurma.
Adapun kuliner khas Kampung Arab Ampel yang layak dicoba adalah roti maryam, kebab, dan pukis Arab. Ada juga olahan kambing dengan rempah khas Arab, gulai kacang hijau yang dicampur kaldu kambing, nasi tomat, nasi briyani, dan nasi kebuli.