Keji & sadis, anak kandung ini tega bunuh ibunya tanpa sebab
Mirisnya, pembunuhan itu dilakukan karena hal sepele.
Kasih ibu sepanjang masa. Begitulah kira-kira perumpamaan menggambarkan betapa besarnya kasih sayang ibu pada anak-anaknya.
Itu pula yang membuat anak lebih dekat pada ibunya. Kedekatan itu makin terjadi karena ibu dianggap anak sebagai sosok pemaaf atas kesalahan yang mereka buat.
Dewasa ini, banyak anak yang seolah lupa surga ada di bawah telapak kaki ibu. Tak sekadar membantah perintah ibu, banyak anak kini tega menyakiti fisik ibunya.
Terkadang, yang jadi penyebab cuma hal sepele. Tapi kemarahan si anak membabi buta bahkan sampai ada yang tega menghabisi nyawa wanita yang telah melaporkannya ke dunia.
Berikut ini cerita anak habis nyawa ibunda tanpa sebab:
-
Kapan seorang ibu meminta maaf kepada anaknya? "Nak, ibu sangat menyesal jika keputusan ibu sebelumnya membuatmu sedih. Ibu berharap kamu dapat memaafkan kesalahan ibu. Ibu selalu bersedia mendengarkan dan belajar dari pengalaman ini bersama-sama denganmu."
-
Kenapa seorang ibu meminta maaf kepada anaknya? Kata maaf dari ibu tak selalu menunjukkan kesalahan, tapi lebih kepada tanggung jawab dan bentuk kasih sayangnya.
-
Bagaimana cara seorang ibu menunjukkan kasih sayangnya pada anaknya? Sejak kamu lahir ke dunia ini, ibu merasa bahwa kamu seperti matahari yang menyinari seisi bumi.
-
Apa yang dilakukan anak tersebut kepada ibunya? Korban bernama Sufni (74) warga Jalan Nelayan Kelurahan Sri Meranti Kecamatan Rumbai, Kota Pekanbaru. Sedangkan pelaku Hendri (52), dan istrinya N (51). Setelah mendapat video tersebut Kasat Reskrim Polresta Pekanbaru Kompol Bery Juana Putra bersama anak buahnya langsung datang ke rumah pelaku.
-
Apa yang menjadi ancaman utama bagi ibu hamil yang memelihara kucing? Salah satu kekhawatiran utama ibu hamil adalah toksoplasmosis, infeksi yang disebabkan oleh parasit bernama toksoplasma.
-
Bagaimana ibu menunjukkan kasih sayangnya pada anak perempuannya? "Seberat apa pun masalah yang ibu hadapi, tidak ada halangan yang bisa menghentikan kasih ibu pada anaknya."
Seorang ibu di Sukabumi digorok saat tidur
Kusniadi alias Empay (45) membunuh ibunya, Ujum alias Masitoh yang sudah berusia uzur. Pembunuhan wanita 71 tahun ini terjadi pada Selasa 8 Desember malam kemarin di rumah mereka Jl LPM Pincak Citamiang RT002/005 Desa Curug, Kecamatan Curug Kembar, Kabupaten Sukabumi.
"Peristiwa itu terjadi pukul 21.00 WIB," terang Kabid Humas Polda Jabar, Kombes Pol Sulistyo Pudjo Hartono, dalam pesan singkatnya kepada merdeka.com, Rabu (9/12).
Pembunuhan itu dilakukan saat ibunda sedang tidur. Gilanya lagi, dia sempat meminta izin pada ibunda sebelum membunuh.
"Saat korban sedang tidur di kamar didatangi pelaku dan pelaku membangunkan korban dan berkata 'mak hapunten Empay rek meuncit ma' (mak maaf Empay mau menyembelih ma)," jelasnya.
Kemudian, tanpa sempat Ujum membela, lehernya langsung digorok Empay menggunakan sebilah golok.
Setelah membunuh, dia melaporkan aksi kejinya pada warga yang sedang ronda. Diduga Empay mengalami gangguan jiwa.
Ibu di Tanjung Priok dibunuh tanpa sebab oleh anaknya
Erik Karsoto (22), tega menghabisi nyawa ibu kandungnya, Linda Walau (50). Anak durhaka itu membunuh ibunya dengan cara dibacok.
"Kejadiannya pagi tadi jam 06.00 WIB," ujar Kapolsek Tanjung Priok, Kompol Yono Suhartono saat dihubungi merdeka.com, Jumat (12/4).
Perlakuan biadab Erik kepada ibu yang melahirkannya itu terjadi di rumah korban, Jalan Agung Perkasa 10 Blok J 7 No 14 RT 8 RW 14, Tanjung Priok.
Setelah kejadian, Erik langsung ditangkap polisi. Saat ini Erik tengah diperiksa secara intensif.
"Motif masih di dalami," katanya.
Sebelum tewas, Linda sempat dilarikan ke Rumah Sakit Kemayoran, Jakarta Pusat. Kini, jenazah Linda berada di RSCM untuk diautopsi.
Seorang ibu di Pondok Aren dibunuh anaknya pakai racun serangga
Zaenubah (80), warga RT 02/02 No.30 Pondok Aren, Tangsel, tewas dibunuh anaknya. Usai membunuh sang ibu, Irfan (54) lalu bunuh diri.
Kasat Reskrim Polresta Tangerang, Kompol Siswo Yuwono mengatakan, peristiwa itu terjadi di kediamannya, yakni di Jalan H. Biru RT 02/02 No.30.
"Pelaku kemudian bunuh diri dengan meminum racun serangga. Sedangkan ibunya tewas setelah dipaksa minum racun serangga. Pelaku sampai saat ini dirawat di RS Sari Asih Ciputat," ujarnya, Senin (12/5).
Saat ditanya motif pelaku memaksa ibunya bunuh diri, Siswo mengaku belum mengetahui penyebabnya. "Kami masih mencari tahu dengan memeriksa saksi-saksi," tandasnya.
Seorang ibu di Medan dibunuh gara-gara yang Rp 20.000
M Yusuf (23) hanya terdiam saat dijatuhi hukuman 12 tahun penjara. Pemuda ini langsung menerima ganjaran yang diberikan hakim Pengadilan Negeri (PN) Medan, karena dia terbukti membunuh ibunya, Sumiati (60), gara-gara menolak memberi Rp 20.000.
Hukuman 12 tahun penjara itu dijatuhkan majelis hakim yang diketuai Aksir di PN Medan, Kamis (27/2). Mereka menyatakan M Yusuf telah melakukan perbuatan yang diatur dan diancam dengan Pasal 338 KUHPidana.
"Mengadili menyatakan terdakwa M Yusuf terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana pembunuhan," ucap Aksir.
Dalam perkara ini, M Yusuf terbukti menghilangkan nyawa ibunya, Sumiati (60), setelah memukulinya dengan batu penggilingan cabe. Perbuatan itu dilakukannya di rumah mereka di Jalan Menteng Raya Gang Wan Sofyan Barus, Medan Denai, Minggu (21/7/2013) malam.
Yusuf didakwa menganiaya perempuan yang telah melahirkan dan membesarkannya itu hanya karena tidak diberikan uang Rp 20.000. Uang itu dia minta kepada korban dengan alasan untuk menambal ban sepeda motornya yang bocor.
Pemuda ini meminta uang kepada ibunya pada pukul 14.00 WIB. Kesal karena permintaannya tak dipenuhi, dia masuk ke kamar ibunya pada pukul 20.00 WIB ketika perempuan tukang cuci itu tengah tertidur. Yusuf kemudian membekap wajah ibunya dengan bantal kemudian memukulinya dengan batu penggilingan.
Setelah menganiaya ibunya, bungsu dari 5 bersaudara ini mengambil uang Rp 6.000 dari tas ibunya. Kemudian dia pergi meninggalkan rumah.
Abangnya yang baru pulang menemukan tubuh sekarat sang ibu pada pukul 01.00 WIB. Korban Sumiati sempat dibawa ke RS Harapan Mama sebelum dirujuk ke RSU Pirngadi Medan. Namun sekitar pukul 06.00 WIB, perempuan itu mengembuskan napas terakhir.
Seorang ibu di Surabaya dibunuh anaknya, lalu organ hatinya diambil
Supardi (26), tersangka kasus pembunuhan sadis terhadap ibu kandungnya sendiri diamankan oleh Reskrim Polrestabes Surabaya. Supardi terbukti melakukan pembunuhan terhadap ibunya, Akhiyah (60), dengan cara menggorok lehernya hingga putus.
Tak hanya itu, secara sadis Supardi mengambil hati korban dengan cara menusuk dada hingga robek. Supardi juga tidak segan memakan hati korban milik ibu kandungnya itu.
"Hati ibunya dimakan, setelah memenggal kepalanya lalu membedah dada ibunya sendiri," kata Kanit Resmob Polrestabes Surabaya, AKP Agung Pribadi, Rabu (15/5).
Hati itu tak dimakan seluruhnya, Supardi masih menyisakan sebagian hati tersebut. Setelah itu dia pulang ke rumahnya yang berjarak sekitar 20 meter dari rumah orangtuanya tersebut. Bapak satu anak itu lantas membersihkan bercak darah yang menempel di baju.
Sejauh ini polisi tidak mengetahui alasan pelaku memakan hati ibunya. "Tersangka tidak menjelaskan alasannya memakan hati itu. Dia cuma mengatakan rasanya enak saat memakannya," ujar Agung.