Keluarga korban AirAsia ingin dirikan monumen di Bandara Juanda
Sayangnya, keinginan itu masih terkendala izin.
Ada keinginan keluarga korban tragedi AirAsia QZ 8501, yang belum kesampaian. Apa itu? Mendirikan Monumen Tragedi AirAsia di area Bandara Internasional Juanda Surabaya, di Sidoarjo, Jawa Timur.
Keinginan ini sempat disampaikan salah satu kerabat korban di acara 1 tahun peringatan tragedi AirAsia di Mapolda Jawa Timur, Senin siang (28/12). Acara tertutup yang digelar pada pukul 12.00 WIB di Gedung Mahameru Polda Jawa Timur itu, dikemas dengan doa bersama dan diskusi antara pihak keluarga dan AirAsia, Basarnas, KNKT, dan Polri.
Dijelaskan perwakilan salah satu korban, Sieny Gunawan, keinginan pihak keluarga mendirikan Monumen Tragedi AirAsia itu, sampai saat ini masih terkendala izin. Sehingga belum bisa terealisasi sampai sekarang.
"Untuk bisa mendirikan itu (monumen) diperlukan izin. Saat ini, kita masih berjuang," terang wanita yang kehilangan empat keluarganya itu saat AirAsia jatuh di Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah pada 28 Desember 2014 lalu tersebut, di Mapolda Jawa Timur.
Adik David Gunawan, salah satu korban AirAsia ini melanjutkan, "Rencana pendirian monumen itu sudah lama dibicarakan oleh pihak keluarga, khususnya keluarga korban dari Surabaya. Kita sudah minta izin pihak terkait seperti Angkasa Pura I, selaku pengelola bandara, kepolisian serta semua pihak yang terkait."
Sayang, izin pendirian monumen itu belum terealisasi. "Doakan saja, 75 persen izin beres. Keinginan ini murni dari pihak keluarga, khususnya dari Surabaya. Karena paling banyak korban berasal dari Surabaya," sambungnya.
Terkait monumen yang didirikan di Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah (lokasi jatuhnya pesawat), Sieny menyebut itu bukan inisiasi dari keluarga korban. Tapi ini murni dari keluarga korban. Dan di acara ini, kami akan kembali menyampaikan keinginan tersebut," pungkasnya.
Seperti diketahui, pada 28 Desember 2014 lalu, pesawat AirAsia QZ 8501 rute Surabaya-Singapura, yang take off dari Bandara Juanda, hilang kontak. Pesawat berpenumpang 155 orang plus 7 kru pesawat itu, ditemukan di sekitar Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah.
Baca juga:
Usai tragedi AirAsia, pelatihan pilot hadapi krisis diperketat
Duit asuransi korban AirAsia QZ8501 diduga sengaja disunat
Keluarga korban di Malang berniat gugat AirAsia dan Airbus
Keluarga korban sebut AirAsia QZ8501 itu barang rusak
-
Kenapa Hari Air Sedunia penting? Peringatan ini menyoroti tantangan-tantangan besar yang dihadapi dunia dalam hal krisis air, termasuk polusi air, perubahan iklim, dan ketidaksetaraan akses terhadap air bersih.
-
Kapan Hari Air Sedunia diperingati? Hari Air Sedunia adalah peringatan global yang diadakan setiap tahun pada tanggal 22 Maret untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya air bersih dan keberlanjutannya.
-
Kapan AirAsia QZ8501 jatuh? Pada 28 Desember 2014, pesawat AirAsia QZ8501 lepas landas dari Bandara Soekarno-Hatta menuju Singapura.
-
Siapa Aero Aswar? Aero Aswar bukanlah individu biasa; ia merupakan seorang atlet jet ski yang telah meraih banyak prestasi.
-
Kenapa kontrak kerja Qorry di Air Asia tidak diperpanjang? Pertemuan Zoom itu diadakan jam satu siang. Pertemuan itu berlangsung 30 menit. Di situ chief atau atasan Qorry meminta maaf karena situasi penerbangan tidak memungkinkan, sehingga kontrak Qorry tidak diperpanjang.
-
Kenapa AirAsia QZ8501 jatuh di Selat Karimata? AirAsia QZ8501 jatuh di Selat Karimata pada 28 Desember 2014 karena penyebab utamanya adalah kesalahan dalam manajemen penerbangan.