Keluarga protes Jenderal Soedirman masih disebut anak angkat
Mereka sudah berkali-kali mengajukan keberatan kepada pemerintah, tetapi tidak digubris.
Keluarga mendiang Jenderal Soedirman memprotes informasi silsilah, yang dianggap sebagai kesalahan fatal dalam alur sejarah di Indonesia. Putra bungsu Jenderal Soedirman, Muhammad Teguh Soedirman, menyatakan dengan tegas ayahnya adalah anak kandung dari Raden Tjokrosunarjo, dan bukan anak angkat seperti tertera pada buku-buku maupun artikel.
"Bapak (Soedirman) itu anak kandung Pak Tjokro, bukan anak angkatnya. Di keluarga juga sudah berusaha memperbaiki kesalahan ini, tapi sampai sekarang masih saja terjadi kesalahan di buku-buku sejarah," kata Teguh saat ditemui di Yogyakarta, Rabu (27/7).
Menurut Teguh, pihak keluarga pertama kali mengetahui kesalahan itu sekitar 1975, ketika membaca buku pelajaran sekolah. Tidak lama setelahnya, keluarga besar termasuk istri Jenderal Soedirman, Siti Alfiah, melayangkan protes terhadap penerbit buku dan juga pemerintah berkuasa di masa itu, yakni Orde Baru dipimpin (alm) Soeharto.
"Tapi tanggapan mereka ya dingin, tidak ada upaya perbaikan atau pembetulan. Sampai sekarang pun banyak tulisan mengenai bapak yang salah pada poin silsilah orang tuanya. Masih ditulis bahwa beliau anak kandung dari Karsid Kartawiradji yang lalu jadi anak angkat Pak Tjokrosunarjo," tutur Teguh.
Dosen Ilmu Sejarah Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Sardiman, yang kabarnya telah mempelajari riwayat Jenderal Soedirman membenarkan terjadi kesalahan, dalam penulisan silsilah itu.
Dalam sebuah seminar, Sardiman menyatakan kehidupan masa kecil Jenderal Soedirman penuh kedisiplinan dan perjuangan, meskipun berlatar belakang dari keluarga yang kaya dan terpandang.
"Padahal orang tuanya berada, tapi Pak Dirman tidak mau menikmati begitu saja pemberian orang tuanya. Misalnya untuk ambil air, Pak Dirman lebih suka menimba ke sumber mata air. Beliau bukan anak yang manja di keluarganya," kata Sardiman, seperti dilansir dari Antara.
Penjelasan itu menegaskan Jenderal Soedirman merupakan anak dari Tjokrosunarjo, yang saat itu menjabat sebagai asisten wedana di Bodas Karangjati.
Dalam sejumlah buku maupun artikel, tertulis Jenderal Soedirman merupakan anak dari pasangan Karsid Kartawiradji dan ibunya bernama Sijem. Kemudian, Soedirman kecil diadopsi oleh Tjokrosunarjo dan istrinya, Toeridowati.
-
Siapa yang meneliti sejarah Sidoarjo? Mengutip artikel berjudul Di Balik Nama Sidoarjo karya Nur Indah Safira (Universitas Nahdlatul Ulama Sidoarjo, 2000), Kabupaten Sidoarjo terkenal dengan sebutan Kota Delta yang merujuk pada sejarah daerah ini yang dulunya dikelilingi lautan.
-
Siapa yang menunjuk Sitor Situmorang menjadi koresponden Waspada di Yogyakarta? Pada tahun 1947, Sitor di tunjuk oleh Menteri Penerangan, Muhammad Natsir untuk menjadi koresponden Waspada di Yogyakarta.
-
Apa yang istimewa dari Yogyakarta? Pada zaman pendudukan Jepang, wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta disebut dengan istilah Yogyakarta Kooti.
-
Apa yang menjadi dasar pendirian Kesultanan Yogyakarta? Kesultanan Yogyakarta didirikan pada tahun 1755 sebagai hasil dari perjanjian politik yang mengubah peta kekuasaan di Pulau Jawa.
-
Kapan Kesultanan Yogyakarta didirikan? Kesultanan Yogyakarta didirikan pada tahun 1755 sebagai hasil dari perjanjian politik yang mengubah peta kekuasaan di Pulau Jawa.
-
Mengapa museum batik Yogyakarta dibangun? Museum Batik Yogyakarta beralamat di Jalan Doktor Sutomo No. 13A, Bausasran, Kecamatan Danurejan, Kota Yogyakarta. Museum ini dinyatakan sebagai museum batik pertama dan terlengkap di Yogyakarta pada tahun 1973 dan diresmikan pada tahun 1979. Pada tahun 2001, museum ini mendapatkan sertifikat dari UNESCO sebagai warisan kultur dunia. Keberadaan museum batik Yogyakarta ini telah mengangkat derajat Kota Yogyakarta dengan diberikannya nama Kota Batik oleh WCC pada tahun 2014 lalu. Dikutip dari Liputan6.com, Museum Batik Yogyakarta dibangun oleh pasangan Hadi Nugroho dan R. Ng. Jumima Dewi Sukaningsih. Museum itu dibangun karena keprihatinan para pengrajin batik dengan munculnya batik printing. Saat itu, kehadiran batik printing sangat terlihat.“Karena itu nilai batik di tengah masyarakat mulai memudar. Batik bukan hanya selembar kain, tapi di dalamnya ada makna, doa, simbol, dan ada pula harapan,” kata Pemandu dan Pembatik Museum Batik Yogyakarta, Didik Wibowo, dikutip dari liputan6.com.
Baca juga:
Anak Jenderal Soedirman sebut ayahnya hidup sederhana dan adil
PKS usulkan Kasman Singodimedjo jadi pahlawan nasional
Daan Mogot, perwira muda di tanah Lengkong
Luhut targetkan Gus Dur & Soeharto diberi gelar pahlawan tahun ini