Kemarahan Menteri Anies, sudah sistem komputer UN masih bocor
Anies meradang saat mendengar soal ujian bocor di internet.
Pemerintah mulai memberlakukan ujian nasional dengan sistem komputer. Tapi pemberlakuan sistem ini belum merata karena masih tahap uji coba.
Sistem komputer dibuat untuk mencegah terjadinya kecurangan saat ujian yang biasanya dilakukan para joki dengan cara membocorkan soal atau kunci jawaban. Alasan lainnya untuk penghematan mengingat bila ujian tertulis tentunya cukup banyak biaya cetak yang dikeluarkan mulai dari soal, kertas jawaban, belum lagi biaya distribusinya.
"Iya, karena perubahan soal bisa dilakukan dengan cepat. Misal ada soal bocor bisa diganti dengan cepat soal yang lain," ujar Anies.
"Substansinya bocor jangan mengkritik imajinasi yang dibuat sendiri," tambahnya.
Anies menegaskan dengan sistem komputer bisa menghemat waktu 30 menit dan setiap meja soalnya berbeda-beda. "Pertama, dengan ujian komputer ternyata ada penghematan waktu 30 menit dari 2 jam. Kedua soal kejujuran dengan menggunakan komputer bisa, karena tiap komputer soalnya berbeda-beda," ungkapnya.
Sistem ujian komputer diberlakukan saat siswa/wi SMA sederajat ujian pada Senin lalu hingga Rabu kemarin. Sejumlah kendala pun ditemui, salah satunya soal koneksi internet yang lambat dan daya listrik tak mumpuni.
Tapi bukan masalah itu yang membuat Mendikbud, Anies Baswedan, marah besar. Anies justru meradang saat mendengar soal ujian bocor di internet.
Entah siapa penyebarnya. Tapi Anies tak habis pikir sudah dibuat sistem tercanggih masih saja ada yang nekat melakukan hal tersebut.
Berikut cerita kemarahan Menteri Anies saat soal UN bocor diaplikasi google drive di internet:
-
Apa alasan Gus Ipul soal elektabilitas Anies? Keduanya tidak efektif mendulang suara karena alasan ini
-
Apa yang dikatakan Anies Baswedan dalam video yang beredar? "Dengan kekalahan saya pada pemilu presiden yang lalu, saya memutuskan untuk menjadi gamer," Anies terlihat mengatakan hal itu dalam sebuah video yang beredar."Untuk itu saya akan memperkenalkan gim yang saya mainkan, Honor of Kings."
-
Apa yang dibahas Anies Baswedan dan Sandiaga Uno? Menarik ya karena waktu kami sempat bermitra didukung partai Gerindra dan PKS saat itu, kita pernah berdiskusi tentang mendirikan partai,
-
Apa saja yang disampaikan Anies Baswedan saat berada di UGM? Dalam kesempatan itu, Anies mengucapkan terima kasih telah diundang dalam acara tersebut.Bagi Anies, undangan untuk berdialog dengan mahasiswa di banyak kampus merupakan hal yang penting. Menurutnya, di genggaman anak-anak mudalah masa depan demokrasi ditentukan."Lewat dunia digital, kalian telah menunjukkan peran nyata menjaga konstitusi, memperkuat demokrasi, dan mengamankan cita-cita reformasi," kata Anies dikutip dari Liputan6.com.
-
Kapan Bamsoet menyampaikan usulannya soal Dewan Pertimbangan Agung? Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Bambang Soesatyo alias Bamsoet, mengusulkan agar Dewan Pertimbangan Agung dihidupkan kembali. Hal itu, menyusul adanya ide Presiden terpilih 2024-2029 Prabowo Subianto soal pembentukan presidential club.
-
Siapa yang Anies Baswedan temui di UGM? Masa Depan Demokrasi di Tangan Anak Muda Pada Senin (9/9) Anies hadir di Universitas Gadjah Mada (UGM) sebagai pembicara dalam acara bertajuk "Demokrasi Dalam Genggaman, Kepemimpinan Anak Muda di Era Digital".
Segara lapor ke Bareskrim Polri
Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) menemukan sebanyak 30 booklet naskah soal ujian nasional (UN) bocor di internet. Mendapat kabar demikian, Mendikbud Anies Baswedan, langsung melaporkan ke Bareskrim Mabes Polri.
"Langsung kita laporkan Bareskrim, langsung diproses Bareskrim dan itu proses hukumnya langsung berjalan," kata Anies.
Soal-soal itu disebar melalui aplikasi Google Drive dengan bentuk PDF.
"Jadi itu laporan tentang dokumen di sebuah website, makanya kita langsung mengambil langkah cepat soal dugaan satu provinsi di luar Jawa," jelasnya.
Telepon google dan kominfo
Tak cuma Bareskrim Polri saja yang dihubungi Anies, dia juga menelepon pihak Google untuk mencari tahu titik awal penyebaran. Dia pun mengetahui kebocoran soal sejak Senin di hari pertama ujian.
"Senin siang kita tahu, Senin siang itu langsung kita proses. Saya telepon Google langsung, telepon Kominfo dan dengan Google mereka berikan surat resmi langsung kita tutup. Surat resmi dari Google dan dalam waktu dua jam Google menutup. Site itu," ujarnya.
Anies mengatakan dirinya tahu ada kebocoran dari jaringan panitia pelaksana UN.
"Jadi sudah dilakukan hari itu juga. Dari mana kita tahunya? Ya kita kan panitia ini punya jaringan yang luar biasa luas dari situ kita dapatkan dan itu sudah kita dapatkan hari Senin," ujarnya.
Tak beri ampun pembocor soal UN
Setelah melapor ke pihak berwajib, Anies Baswedan menegaskan tidak memberikan toleransi bagi pelaku pembocoran soal Ujian Nasional 2015 yang diduga dilakukan karyawan Perum Percetakan Negara. Bahkan, dia mengancam perusahaan pembocor diminta untuk membiayai Ujian Nasional ulang nantinya.
"Jika ternyata di situ kami lihat ada anak-anak memakai jawaban itu, maka akan menuntut perusahaan itu untuk membiayai jika terjadi ujian ulang. Tidak ada toleransi untuk hal itu," kata Anies Baswedan di gedung Kemendikbud.
Menurutnya, pelaksanaan Ujian Nasional kali ini bakal dievaluasi terlebih dahulu apakah ada pelanggaran. Jika memang bermasalah maka tidak menutup kemungkinan untuk diulang kembali.
"Kesimpulan tetap sama, jika ada masalah kami ulang. Kalau tidak ada masalah kami jalan terus. Saya sudah konsultasi dengan Pak Jusuf Kala," terang dia.
Bareskrim tetapkan 1 tersangka
Bareskrim bergerak cepat menindaklanjuti laporan Menteri Anies terkait kebocoran soal UN. Setelah melakukan penggeledahan di beberapa tempat termasuk di Perum Percetakan Negara, satu orang ditetapkan sebagai tersangka.
"Sudah ada satu (tersangka). Sedang dipelajari dengan tim penyidik dari Bareskrim, nanti akan disampaikan ke teman-teman kalau sudah bulat," kata Kabareskrim Polri, Komjen Budi Waseso, kemarin.
Budi melanjutkan, dari hasil pemeriksaan sementara, tersangka yang masih dirahasiakan identitasnya tersebut diketahui berperan sebagai yang membuka segel dan menyebarkan soal UN tersebut.
"Dia yang membuka, mengedarkan. Sementara tim kami masih mengembangkan apakah ada pelaku lainnya," jelasnya.
Dia mengungkapkan, selain menggeledah kantor Percetakan Negara RI, pada Rabu (15/4) kemarin, Bareskrim juga melakukan pemeriksaan pada pegawai di kantor tersebut.
"Beberapa pegawai sudah kami mintai keterangan. Lalu ditemukan beberapa alat bukti. Penyidik masih fokus memeriksa barang bukti. Nanti dari situ bisa didalami sumber pelakunya," ungkapnya.