Kemenag sebut wilayah Bantul dan Sleman rawan gerakan radikal
Selain itu ada tiga ormas Islam yang sampai saat ini diwaspadai sebagai kelompok radikal.
Kantor Wilayah Kementerian Agama DIY memetakan wilayah rawan gerakan radikal di Yogyakarta pascaperistiwa bom di Sarinah, Jakarta. Pemetaan tersebut meliputi pengawasan terhadap kelompok radikal hingga daerah rawan konflik yang dilatarbelakangi masalah agama.
Kepala Seksi Kemitraan Umat Islam Kemenag DIY, Su'ud mengatakan dari pemetaan yang dilakukan daerah rawan berada di dua kabupaten yaitu Bantul dan Sleman.
"Pemetaan ini sebenarnya sudah dilakukan sebelum bom Sarinah, tapi kita pantau terus sampai sekarang. Di Yogyakarta yang rawan itu Bantul dan Sleman. Setelah disusul Kota Yogya, Gunungkidul dan yang relatif aman itu Kulonprogo," katanya saat ditemui wartawan di Kanwil Kemenag DIY, Selasa (19/1).
Peta kerawanan tersebut diukur dari tingkat banyaknya kasus yang pernah terjadi. "Kasus dan konflik dengan kekerasan yang kami hitung. Karena memang dua itu menjadi indikator gerakan radikal," tambahnya.
Selain itu ada tiga ormas Islam yang sampai saat ini diwaspadai sebagai kelompok radikal. Ketiga ormas itu yaitu Front Jihad Islam, Front Pembela Islam dan Majelis Mujahidin Indonesia.
"Sejak tahun lalu kami selalu ajak mereka dialog. Kita antisipasi, karena biasanya memang solusi permasalahannya itu biasanya kekerasan, itu yang coba kita redam," tandasnya.
Sejauh ini pihaknya belum melihat adanya indikasi tindakan radikal seperti yang terjadi di Jakarta, namun pihak tetap melakukan langkah antisipasi.
"Kami selalu melakukan koordinasi dengan Bakorpakem, tentu kita tetap waspada," pungkasnya.