Kemendes PDTT dan Forum Pertides fasilitasi pembinaan sistem keuangan desa di Lombok
"Harus dikelola dengan baik dan dipertanggungjawabkan secara transparan sesuai dengan aturan keuangan negara yang benar,” ujarnya.
Pengelolaan keuangan desa yang akuntabel diyakini mampu mengungkit potensi-potensi yang dimiliki desa. Keseriusan dalam mengoptimalkan potensi unggulan desa diharapkan dapat memacu pertumbuhan ekonomi di pedesaan. Hal tersebut diungkapkan Rektor Universitas Mataram (Unram), Sunarpi, saat membuka kegiatan Forum Perguruan Tinggi untuk Desa (Pertides) yakni Fasilitasi Pembinaan Sistem Keuangan Desa (Siskeudes), di Lombok, Senin (11/9).
“Universitas Mataram dan Universitas Brawijaya ingin membantu bagaimana perencanaan keuangan desa, khususnya dana desa yang sudah disalurkan oleh pemerintah agar lebih baik lagi. Harus dikelola dengan baik dan dipertanggungjawabkan secara transparan sesuai dengan aturan keuangan negara yang benar,” ujarnya.
Dengan semakin baiknya tata kelola keuangan desa, lanjutnya, kegunaan dana desa diharapkan semakin tepat sasaran, mampu memaksimalkan potensi desa, dan bisa menggerakkan kreativitas anak muda. Dengan demikian, kekayaan alam bisa menjadi sumber peningkatan ekonomi desa.
“Bila tata kelola keuangan sudah baik, kami akan membina pemetaan dan peningkatan potensi unggulan desa. Pemberdayaan pemuda desa juga harus dilakukan. Prinsipnya perguruan tinggi ingin mendorong ekonomi kerakyatan. Berangkat dari desa dengan potensinya yang luar biasa," lanjutnya.
Sementara itu, Kepala Bagian Hubungan Antar Lembaga (Hubal), Biro Humas dan Kerjasama, Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT), Bambang Widyatmiko mengungkapkan, kegiatan tersebut ditujukan untuk membantu menyelesaikan permasalahan masyarakat desa, baik dalam hal kerjasama maupun pendampingan dalam pelaksanaaan program-program desa.
“Kami mengapresiasi kerjasama yang digagas rekan-rekan Forum Pertides dalam rangka mempercepat pembangunan desa. Masing-masing perguruan tinggi tentu memiliki kompetensi berbeda yang dapat dikontribusikan untuk desa,” ujarnya
Aparat Desa Sabedo, Kecamatan Utan, Kabupaten Sumbawa, Abdol Malik, mengapresiasi kegiatan fasilitasi tersebut. Menurut pria yang juga menjabat sebagai Bendahara Desa Sabedo, pembinaan yang dilakukan oleh perguruan tinggi ini sangat bermanfaat untuk memperkaya wawasan aparat desa tentang Siskeudes. Beragam persoalan yang kerap dihadapi dapat didiskusikan melalui forum ini.
“Kami jadi bisa mempertajam siklus tata kelola keuangan desa, terutama dalam aspek ketatausahaan. Saya juga bisa bertukar pikiran dengan desa-desa lain untuk mencari solusi. Berdiskusi mengenai persoalan yang ada dan menyatukan pendapat bila ada yang tidak kami pahami,” ungkapnya.
Fasilitas pembinaan Siskeudes tersebut diikuti oleh sekitar 86 aparat desa di Pulau Lombok. Kegiatan yang berlangsung pada 11-13 September 2017 juga dihadiri sejumlah anggota lain Forum Pertides, yakni dari Universitas Brawijaya, Universitas Andalas Padang, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Banten, dan Universitas Halu Uleo Kendari.
Forum Pertides merupakan kerjasama Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) dan Perguruan Tinggi dalam upayanya meningkatkan kontribusi dunia akademik untuk percepatan pembangunan desa. Terdapat 12 perguruan tinggi yang menjadi anggota Forum Pertides. Saat ini Forum Pertides diketuai oleh Institut Teknologi Bandung (ITB).