Kemenkes raih rekor MURI penanaman tanaman anti-nyamuk terbanyak
Kementerian kesehatan (Kemenkes) mendapatkan penghargaan dari Museum Rekor Indonesia (MURI). Penghargaan dari MURI ini diberikan karena Kemenkes berhasil memecahkan rekor menanam tanaman anti-nyamuk dengan keberagaman terbanyak.
Kementerian kesehatan (Kemenkes) mendapatkan penghargaan dari Museum Rekor Indonesia (MURI). Penghargaan dari MURI ini diberikan karena Kemenkes berhasil memecahkan rekor menanam tanaman anti-nyamuk dengan keberagaman terbanyak.
Penghargaan dari MURI ini diterima langsung oleh Menteri Kesehatan (Menkes) Nila Farid Moeloek di Komplek Poltekkes Kemenkes di Banyuraden, Gamping, Sleman, Kamis (24/8).
Menurut Eksekutif Manajer MURI, Sri Widayati, penghargaan MURI bukanlah pertama kalinya diterima oleh Kemenkes. Sedikitnya, lanjut Sri, sudah ada 10 rekor MURI yang dipegang oleh Kemenkes.
"Antara lain gerakan menanam obat tradisional terbanyak. Peserta tarian pangan terbanyak. Pagelaran angklung dengan pemain dokter terbanyak. Logo terbesar dengan terbuat dari sabun dan sosialisasi senam dengan peserta terbanyak," ungkap Sri.
"Hari ini, Kemenkes mencatat satu prestasi di MURI. Yaitu menanam tanaman anti-nyamuk dengan keberagaman jenis terbanyak," jelas Sri.
Sri menjabarkan bahwa ada 25 jenis tanaman anti-nyamuk yang ditanam oleh Kemenkes. Ke 25 jenis tanaman ini terdiri dari beberapa jenis tanaman di antaranya Lavender, Merrygold dan beberapa jenis tanaman anti-nyamuk lainnya.
Memeringati Hari Pengendalian Nyamuk, Nila mengatakan bahwa Indonesia saat ini telah berhasil menurunkan kasus penyakit yang ditularkan lewat nyamuk. Penyakit itu di antaranya adalah demam berdarah, malaria dan beberapa jenis penyakit lainnya.
Nila juga menjabarkan bahwa upaya pengendalian nyamuk terus dilakukan oleh pemerintah. Termasuk di antaranya dengan melakukan pemberantasan sarang nyamuk, pemantauan jentik nyamuk dan penanaman tanaman khusus untuk mengusir nyamuk.
Nila menuturkan bahwa pemberantasan dan pengendalian terhadap nyamuk merupakan hal yang penting. Sebab hanya karena nyamuk, terjadi angka mortabilitas (kematian) dan morbilitas.
"Selama tahun 2016, ada 204.171 kasus DBD. Untuk penanganannya menghabiskan 986 miliar. Sedangkan total yang dikeluarkan pemerintah karena penyakit yang disebabkan oleh nyamuk mencapai 2 T," jelas Nila.
Nila menyampaikan bahwa saat ini penanganan nyamuk di Indonesia cukup bagus. Bahkan, pemerintah bisa menekan angka penyakit yang disebabkan oleh nyamuk.
"Bisa kita lihat angka mortalitas (kematian) karena DBD saat ini menurun sampai di bawah 1 persen. Selain itu juga, 187 juta penduduk Indonesia saat ini bebas malaria," urainya.
Nila menerangkan bahwa pemberantasan dan penanganan nyamuk tak melulu harus ditangani oleh Kemenkes. Pasalnya pemberantasan dan penanganan nyamuk harus ditangani oleh lintas sektor.
"Ini (pemberantasan dan penanganan nyamuk) bukan hanya tugas Kemenkes saja. Tapi harus lintas sektor. Melibatkan banyak kementerian," tutup Menkes.