Kemenkes Sediakan 1.600 Beasiswa untuk Dokter Spesialis Tahun Ini, Ini Syaratnya
Budi mengatakan penyediaan ribuan beasiswa untuk dokter spesialis ini bekerja sama dengan Kementerian Keuangan melalui program Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP).
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan pemerintah menyediakan sekitar 1.300 hingga 1.600 beasiswa untuk dokter spesialis tahun ini. Program ini merupakan realisasi dari transformasi sumber daya kesehatan.
Budi mengatakan penyediaan ribuan beasiswa untuk dokter spesialis ini bekerja sama dengan Kementerian Keuangan melalui program Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP).
-
Kenapa Jokowi meminta Kemenkes segera mengisi kekurangan dokter spesialis? "Tadi Pak Menkes sudah menyampaikan bahwa dokter umum masih kurang 124.000, dokter spesialis masih kurang 29.000. Jumlah yang tidak sedikit. Ini yang harus segera diisi," kata Jokowi dalam Peresmian Peluncuran Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit Pendidikan Penyelenggara Utama di Rumah Sakit Harapan Kita Jakarta, Senin (6/5).
-
Apa profesi Putra Dokter Boyke, Dhitya Dian Nugraha? Mengikuti jejak sang ayah, Dhitya merupakan alumnus Universitas Indonesia. Namun, perjalanan akademisnya tidak berhenti di sana. Ia melanjutkan pendidikannya di luar negeri, tepatnya di Universiteit Leiden, Belanda, dari tahun 2017 hingga 2020 dengan mengambil jurusan psikologi.
-
Dimana konsentrasi dokter spesialis di Indonesia? Dia mengatakan 59 persen dokter spesialis terkonsentrasi di Pulau Jawa. "Rata-rata semuanya dokter spesialis pada di Jawa dan di kota. 59 persen dokter spesialis itu terkonsentrasi di Pulau Jawa, 59 persen," ujarnya.
-
Kapan sebaiknya ke dokter kalo sakit kepala berdenyutnya ga kunjung reda? Jika sakit kepala yang dirasakan sangat parah atau berbeda dari sakit kepala biasanya.
-
Kapan Ken Ken beralih profesi? Setelah menghilang dari dunia hiburan selama 18 tahun, ia menemukan panggilan barunya sebagai seorang petani.
-
Kapan sebaiknya mencari bantuan dokter spesialis mata? Jika seseorang terus-menerus mengucek matanya atau mengalami gejala seperti penglihatan kabur, sensitivitas mata, mata merah, nyeri, atau masalah lainnya, itu tanda bahwa perlu berkonsultasi dengan dokter spesialis mata.
"Jadi saya terima kasih sekali dengan Ibu Menkeu sudah bantu lewat LPDP," kata Budi saat konferensi pers, Kamis (2/6).
Bekas Wamen BUMN ini menyebut, Kementerian Kesehatan sudah menyediakan 600 beasiswa untuk dokter spesialis, dokter subspesialis, dan dokter gigi spesialis. Sementara Kementerian Keuangan sudah menyiapkan sekitar 700 dan kemungkinan dinaikkan menjadi 1.000 beasiswa.
"Rencana kami untuk tahun depan mempercepat dan memperbanyak lagi. Sehingga para dokter yang ingin mengambil spesialis itu akan diberikan beasiswanya oleh kami," imbuhnya.
Budi mengatakan pemberian beasiswa kepada calon dokter spesialis akan diikuti dengan ketentuan penempatan. Misalnya, ditempatkan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) yang belum memiliki atau kekurangan dokter spesialis.
Selain itu, program beasiswa ini nantinya diprioritaskan pada calon dokter yang ingin mengambil spesialis jantung, kanker, stroke, dan ginjal.
Syarat Ikut Beasiswa Dokter Spesialis
Menurut Budi, program beasiswa dokter spesialis bisa diikuti oleh dokter berstatus ASN maupun non ASN. Ada empat syarat yang harus dilakukan para dokter untuk mendapatkan program beasiswa spesialis.
Pertama, harus diajukan oleh Dinas Kesehatan (Dinkes) provinsi. Kedua, bisa diajukan oleh unit utama Kemenkes. Misalnya, rumah sakit vertikal Kemenkes, kantor karantina, balai kesehatan.
Ketiga, bisa diajukan oleh Kemenhan, TNI dan Polri. Terakhir, dapat diajukan oleh dokter yang mengikuti program Kementerian Kesehatan bernama Nusantara Sehat.
"Nusantara sehat ini di mana teman-teman dokter yang baru lulus ini kita tempatkan ke daerah-daerah 3T. Itu mereka kita berikan insentif untuk mengikuti program beasiswa ini," jelasnya.
Budi mengungkapkan alasan memberikan banyak beasiswa spesialis kepada dokter di Indonesia. Dia menyebut, hingga kini dokter spesialis di Indonesia sangat terbatas. Standar Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO, satu dokter melayani 1.000 penduduk.
Jika total penduduk Indonesia 270 juta jiwa, maka idealnya jumlah dokter di Indonesia sebanyak 270.000. Namun kenyataannya, dokter di Indonesia yang memiliki surat tanda register (STR) untuk praktik hanya 140.000.
"Jadi 140.000 kan kurangnya 130.000. Dokter produksinya setahun cuma 12.000. Butuh 10 tahun lebih untuk mengejar ketertinggalan kita," katanya.
(mdk/eko)