Kemenristek Sebut Penemuan Obat Covid-19 Butuh Proses Panjang
Misalnya robot perawat, rapid test kit dan PCR. Ali mengakui bahwa biasanya Indonesia impor PCR, tapi sekarang Indonesia sudah tidak impor lagi.
Beberapa minggu terakhir ini publik digemparkan dengan pengakuan Hadi Pranoto yang mengklaim telah menemukan obat Covid-19. Obat tersebut ia klaim sudah dibagikan di RS Darurat Wisma Atlet.
Ketua Konsorsium Riset dan Inovasi Covid-19 Kementerian Riset dan Teknologi/BRIN Prof Ali Gufron Mukti, menegaskan bahwa belum ada obat Covid-19 di Indonesia bahkan di dunia. Proses penemuan obat terutama penanganan Covid-19 membutuhkan proses yang panjang. Hal ini dikarenakan ada banyak prosedur yang harus dilaksanakan.
-
Bagaimana cara mencegah Covid Pirola? CDC menyarankan masyarakat untuk melindungi diri dari virus ini karena masih belum jelas tentang seberapa pesat varian ini dapat menyebar. Untuk itu, sebagai tindakan pencegahan masyarakat diminta untuk melakukan hal berikut:• Dapatkan vaksin Covid-19.• Jalani tes Covid.• Cari pengobatan jika Anda mengidap Covid-19 dan berisiko tinggi sakit parah• Jika Anda memilih untuk memakai masker, kenakan masker berkualitas tinggi yang pas di hidung dan mulut.• Tingkatkan ventilasi udara.• Selalu mencuci tangan usai beraktivitas.
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Kapan peningkatan kasus Covid-19 terjadi di Jakarta? Adapun kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Bagaimana vaksin polio memberikan kekebalan terhadap virus? Vaksin bekerja dengan memperkenalkan virus yang dilemahkan atau sudah mati ke dalam tubuh manusia. Dalam respons terhadap vaksinasi tersebut, tubuh akan menghasilkan antibodi untuk melawan virus polio.
-
Apa gejala Covid Pirola? Mengenai gejala yang ditimbulkan akibat infeksi Pirola, diketahui belum ada gejala yang spesifik seperti disampaikan ahli virologi dari Johns Hopkins University, Andrew Pekosz, dilansir dari Liputan 6.Namun, tetap saja ada tanda-tanda yang patut untuk Anda waspadai terkait persebaran covid Pirola. Apabila terkena COVID-19 gejala umum yang terjadi biasanya demam, batuk, sakit tenggorokan, pilek, bersih, lelah, sakit kepala, nyeri otot serta kemampuan indera penciuman berubah, maka gejala covid Pirola adalah sakit tenggorokan, pilek atau hidung tersumbat, batuk dengan atau tanpa dahak, dan sakit kepala.
-
Kenapa bentuk kapsid virus berbeda-beda? Bentuk kapsid sangat bergantung pada jenis virusnya. Kapsid virus bisa berbentuk bulat, polihedral, heliks, atau bentuk lain yang lebih kompleks. Kapsid tersusun atas banyak kapsomer atau sub-unit protein.
"Menemukan sebuah obat diperlukan proses yang sangat panjang karena menyangkut keamanan hidup masyarakat. Obat yang salah akan bisa menjadi racun dan berbahaya," ujar Ali dalam diskusi di Media Center Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19, Jakarta, Kamis (6/8).
Ali mengatakan bahwa tidak boleh ada seorang pun bisa langsung mengklaim telah menemukan obat jika tidak lulus uji etika kelayakan yang diuji oleh Komite Etik. Selain itu, ia sudah harus menjalankan prosedur yang sesuai aturan. Proses menemukan obat harus diawali dengan penelitian.
Ia juga menjelaskan alasan mengapa penemuan obat Covid-19 itu lama. Ada banyak tahapan yang harus dilakukan dalam satu penelitian. Hal ini bertujuan agar suatu obat bisa aman untuk diberikan ke masyarakat.
Proses pertama yang dilakukan dalam melakukan suatu penelitian adalah membuat proposal, kemudian setelah itu, proposal tersebut harus dipresentasikan. Presentasi kepada kolega bertujuan agar hasil penelitian bisa didiskusikan bersama mengenai kelayakannya.
"Sebelumnya meneliti, membuat proposal terlebih dahulu. Selanjutnya proposal itu harus lulus dalam uji etika kelayakan yang diuji oleh Komite Etik. Jadi tidak bisa langsung mengklaim menemukan obat. Harus ada prosedur yang dijalankan," ujarnya.
Dalam kasus ini, Ali menginformasikan sebenarnya pemerintah sangat terbuka. Pemerintah mengapresiasi kepada siapa saja yang ingin ikut berpartisipasi dalam penemuan obat Covid-19 di Indonesia. Pemerintah akan memfasilitasi serta mendukung segala penelitian dalam penemuan obat Covid-19. Namun kembali lagi ia menegaskan, ada satu syarat yang wajib dipenuhi, yaitu harus jelas dan sesuai dengan koridor serta etika.
Selain itu, dalam upaya memutus penyebaran Covid-19, para peneliti dan ahli telah melakukan berbagai inovasi yang telah banyak tercipta. Menurut Ali, peneliti dan dosen di Indonesia telah menghasilkan lebih dari 60 inovasi. Misalnya robot perawat, rapid test kit dan PCR. Ali mengakui bahwa biasanya Indonesia impor PCR, tapi sekarang Indonesia sudah tidak impor lagi.
"Berbagai inovasi selama 4 bulan terakhir telah dihasilkan. Seperti robot perawat, rapid test kit dan lain sebagainya. Bahkan PCR yang biasanya kita impor, sekarang tidak," ujar Ali.
Alat Canggih
Selain itu, ada juga mobile laboratory buatan Badan Intelijen Negara (BIN). Pada awal bulan Mei lalu, mobile laboratory pertama kali digunakan untuk memeriksa spesimen warga di Pasar Bogor, yang dites melalui swab.
Selanjutnya, yang tidak kalah canggih adalah ventilator yang dibuat oleh Universitas Gadjah Mada (UGM). Ada dua jenis ventilator yang dikembangkan oleh tim UGM, yaitu ventilator yang dapat digunakan di intensive care unit (ICU) dan ventilator non ICU. Bahkan ventilator ICU tersebut merupakan inovasi pertama di Indonesia.
"Ada juga mobile laboratory dimana laboratorium. Itu juga inovasi yang dibuat oleh anak bangsa. Terakhir adalah ventilator canggih yang dibuat oleh UGM, yang kalau kita impor itu bisa miliaran tapi ini hanya 450 juta," tutupnya.