Kena ISPA, warga Riau minta duit ke Jokowi dan gubernur buat berobat
Lebih dari 54 ribu warga Riau terkena Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) akibat kebakaran hutan dalan lahan.
Lebih dari 54 ribu warga Riau terkena Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) akibat kebakaran hutan dalan lahan. Akibat tak kunjung hilangnya kabut asap, warga minta Presiden dan Gubernur setempat untuk mengirimkan uang untuk membiayai pengobatan.
"Kalau pak Gubernur dan Presiden tidak bisa padamkan api, kirimkan kami duit untuk berobat, anak-anak kami kena ISPA, saya sendiri juga kena," ujar Chairul Hadi, salah seorang warga kecamatan Rumbai, kota Pekanbaru saat berbincang dengan merdeka.com, Selasa (6/10).
Hadi menceritakan, baik dia maupun anaknya sempat menjalani perawatan dikarenakan menderita penyakit ISPA akibat kabut asap. Pria yang sehari-hari bekerja sebagai wiraswasta ini hanya mengendarai sepeda motor bermodalkan helm dan masker.
"Kemarin pas hari Jumat (2/10), saya pingsan saat pulang kerja sekitar pukul 19.00 wib, istri saya langsung membawa saya ke RS Santa Maria," ujar Hadi.
Sesampainya di RS yang berada di jalan Jenderal Ahmad Yani itu, Hadi langsung dipasang tabung oksigen, dokter menyatakan dia kekurangan oksigen karena tebalnya kabut asap.
"Beruntung istri saya cepat membawa saya ke RS, kalau tidak, bisa hilang nyawa saya karena kekurangan oksigen. Beberapa jam hidung saya diberi selang oksigen, kondisi saya membaik lalu saya minta pulang, kasian anak di rumah," ketus Hadi.
Hadi juga mengeluhkan, lambannya pemerintahan daerah Riau, Sumatera Selatan dan Jambi dalam menangani kebakaran hutan dan Lahan. Anaknya bernama Cesya Ayujiwa berusia 8 bulan sempat dirawat di RS anak Eria Bunda Pekanbaru.
"3 hari anak saya dirawat karena ISPA, batuk berdahak, demam tinggi, menangis terus tiap malam, padahal anak saya tak pernah dibawa keluar kamar, kalau begini terus siapa yang tanggung jawab, bagaimana nasib bayi yang lain?," ketus Hadi.
Tak hanya Hadi, Dody warga kecamatan Rumbai juga mengalami hal yang sama. Namun karena tidak ada yang mengantar ke Rumah Sakit, dia hanya beristirahat di rumah sambil minum obat seadanya untuk menghilangkan demam dan batuk-batuk yang dialaminya.
"Saya 3 hari terbaring di rumah dalam kondisi demam, pusing, batuk berdahak. Saya rasa penyakit ini sama dengan warga lain yaitu ISPA. Saya lebih memilih istirahat saja di rumah," tandas Dodi.
Baca juga:
Kemarau, puluhan hektare kebun habis terbakar di Sulawesi Tengah
Kepala BNPB: Presiden perintahkan tahun depan tak boleh ada asap
'Pak presiden kalau tak bisa matikan asap, kirimkan kami uang'
Presiden Jokowi minta kabut asap diselesaikan bulan ini
4 cara warga Malaysia serang Indonesia usai bencana asap memburuk
Hutan terbakar, potensi keragaman hayati pun musnah
-
Kapan Hutan Pinus Pengger buka? Hutan Pinus Pengger buka setiap hari mulai pukul 07.00 pagi hingga 17.00 sore.
-
Kapan Kirab Kebo Bule di Surakarta diadakan? Surakarta memiliki tradisi pada perayaan malam 1 Suro atau bisa disebut malam tahun baru Hijriah.
-
Kapan Curug Leuwi Batok ramai pengunjung? Para wisatawan yang menginap di tenda juga menantikan waktu terbaik berenang di sana, yakni pada pagi hari ataupun sore hari.
-
Kapan puncak kemarau di Jawa Tengah? “Jadi kalau kita lihat di data saya, rata-rata dari ketersediaan kabupaten/kota baru sepertiga atau 45 persen yang baru digunakan. Sedangkan kita masa puncaknya pada Agustus dan September. Diharapkan pada November sudah mulai ada hujan. Artinya kalau kita petakan dengan permintaan masyarakat nantinya Insya Allah masih mencukupi. Itu baru sumber yang disiapkan oleh pemda setempat melalui BPBD,” kata Kalakhar BPBD Jawa Tengah, Bergas Catursasi Penanggungan, mengutip YouTube Liputan6 pada Kamis (24/8).
-
Kapan Kirab Tebu Temanten dilakukan? Acara ini digelar pada Selasa Selasa (23/4).
-
Kapan Agro Wisata Bhumi Merapi buka? Tempat ini buka mulai pukul 09.00 hingga pukul 17.00 WIB setiap hari.