Kendarai Bajaj BBG bikin sehat telinga
Banyak sopir Bajaj merasa terselamatkan dengan hadirnya Bajaj BBG.
Peremajaan Bajaj berbahan bakar bensin ke gas dinilai sebagai tindakan tepat. Selain mengurangi polisi, Bajaj berwarna biru ini bersahabat dengan pengemudi Bajaj.
Banyak sopir Bajaj merasa terselamatkan dengan hadirnya Bajaj BBG. "Enak makainya, tinggal stater jalan. Selain itu tidak berisik" kata Epen kepada merdeka.com di pinggiran jalan Jakarta, Minggu (7/6).
Bukan hanya itu, sopir yang baru memakai Bajaj sebulan ini mengaku lebih laris dibandingkan dengan Bajaj yang berwarna oranye.
"Lebih banyak dipilih daripada Bajaj yang lama. Memang sedikit lebih mahal sih. Tapi penumpang mau saja," lanjut Epen.
Berbeda dengan Epen. Salam, pengemudi Bajaj oranye justru tidak mau. Alasannya setoran Bajaj BBG lebih mahal ketimbang Bajaj tua yang telah dikendarainya selama 25 tahun.
"Bos sih nawarin, tapi setorannya lebih mahal. Bajaj ini setorannya 50 ribu kalau BBG 110 ribu," jawab pria tua ini.
Saat diwawancarai, Salam yang sering berulang kali kurang mendengar ini, menganggap berat setoran tersebut. Apalagi dia harus menghidupi 5 anak dan 9 cucu.
"Anak saya tidak pada kerja. Sudah enakan begini. Tidak mau ganti," kata Salam pasrah.
Komentar lain datang dari pakar THT, Jenny Bashiruddin. Meskipun tidak meneliti Bajaj BBG ini, menurut Jenny, pajanan atau dampak kebisingan Bajaj BBG lebih rendah dibandingkan dengan Bajaj sebelumnya.
"Saya belum mengukur tapi memang suara mesinnya lebih halus," jelas guru Fakultas Kedokteran UI.
Seperti sebelumnya dijelaskan, Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Jenny terhadap 350 Bajaj di Ibu Kota, disimpulkan sebagian besar pengendara bajaj mengalami gangguan pendengaran dan keseimbangan.
"Dari 350 pengemudi bajaj yang diteliti 72,28 % mengalami gangguan kesehatan. Rinciannya, 27,43% mengalami gangguan keseimbangan dan pendengaran, 17,14 % mengalami gangguan pendengaran dan 27,71% mengalami gangguan keseimbangan," ujar spesialis THT Jenny Bashiruddin seperti yang dikutip dalam buku kopi merah putih, Sabtu (6/4).
Hal itu berarti hanya sebesar 27, 72 persen pengemudi Bajaj yang sehat. Mereka yang mengalami gangguan ini rata-rata disebabkan berbagai faktor. Seperti terus menerus mendengar kebisingan, sudah lama menjadi sopir dan juga usia si pengendara Bajaj.
Kebisingan yang melewati batas aman ini merusak rambut-rambut halus di bagian dalam telinga. Parahnya gangguan ini tidak bisa disembuhkan.
"Makanya pencegahan itu penting. Pakai alat pelindung pendengarannya pakai earplug, helm itu mengurangi dampaknya. Kemudian pajanannya jangan 8 jam kerja kalau sekian desimbel itu dia istirahat dulu jangan langsung terus-terusan," jelas Jenny lagi.