Kereta Kalijaga Solo-Semarang tak jadi berhenti beroperasi
"Mulai 1 Oktober kita turunkan harga tiket dari Rp 25 ribu menjadi Rp 10 ribu," kata Slamet.
Rencana PT Kereta Api Indonesia (KAI) menghentikan operasional Kereta Api Kalijaga dengan relasi Solo-Semarang hari ini batal dilakukan. Alasannya, PT KAI telah mendapat subsidi untuk tetap menjalankan kereta yang selama ini merugi tersebut.
Pada awalnya PT KAI akan menghentikan rute Solo-Semarang lantaran biaya operasional dinilai tidak sebanding dengan pendapatan.
Kepala Stasiun Solo Purwosari Slamet Riyanto, mengatakan setelah mendapatkan subsidi dari pemerintah PT KAI menurunkan harga tiket per 1 Oktober.
"Mulai 1 Oktober kita turunkan harga tiket dari Rp 25 ribu menjadi Rp 10 ribu. Dengan penurunan harga tiket ini, kami berharap peminat Kereta Kalijaga bertambah. Selain tarif lebih murah dari bus, perjalanan Solo-Semarang kan juga lebih cepat," ujar Slamet, Rabu (1/10).
Menurut Slamet, sejak dioperasikan pertengahan Februari lalu tingkat keterisian penumpang kereta Kalijaga mengecewakan. Dari 636 kursi yang tersedia, hanya terisi 6-7 persen tiap harinya.
Ia mengatakan peminat Kereta Kalijaga tidak seperti kereta komuter lainnya seperti Prambanan Ekspres. Lantaran jarak Solo-Semarang relatif jauh dan lokasi stasiun juga tidak strategis atau berada di tengah kota.
"Stasiun Semarang tidak berada di tengah kota. Mungkin para pekerja asal Solo yang bekerja di Semarang merasa kesulitan ke tempat kerja setelah turun dari kereta," katanya.
Hal lain yang membuat KA Kalijaga tak diminati menurut Slamet, karena jadwal perjalanan dari Semarang ke Solo tidak berubah. Sehingga tidak mengakomodir pekerja yang ingin pulang ke Solo. Hingga saat ini, lanjut Slamet, tidak ada perubahan jadwal.
Kereta Kalijaga diberangkatkan dari Stasiun Purwosari Solo pukul 05.15 WIB dan tiba di Stasiun Poncol, Semarang pukul 07.45 WIB. Kemudian dari Semarang berangkat pukul 08.50 WIB dan tiba di Solo pukul 11.20 WIB.
"Operasional Kereta Kalijaga juga masih menggunakan rangkaian kereta Senja Bengawan yang tidak terpakai di pagi hari. Kereta tersebut harus sampai di Solo pada siang hari karena pukul 15.25 WIB akan dipakai untuk Senja Bengawan rute Solo-Jakarta," ujarnya.
Terpisah, Manajer Humas PT KAI Daerah Operasi VI Yogyakarta Bambang Prayitno mengakui tingkat keterisian penumpang kereta Kalijaga sangat rendah. Sehingga perlu subsidi agar bisa tetap beroperasi.
"KA Kalijaga tetap kita jalankan karena diminta Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. Karena diharapkan kereta api ini dapat menghubungkan kota-kota besar di Jateng-DIY," ujarnya menegaskan.