Awal 2025, KCIC Bakal Aktifkan Stasiun Karawang
Mulai 2025, Kereta Cepat Jakarta-Bandung akan berhenti di Stasiun Karawang.
Dalam rangka meningkatkan layanan Kereta Cepat Jakarta-Bandung, PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) akan mengoperasikan Stasiun Karawang pada awal tahun 2025 mendatang. General Manager Corporate Secretary KCIC Eva Chairunisa menjelaskan Stasiun Karawang sebenarnya sudah mulai beroperasi namun hanya untuk kepentingan internal saja.
"Saat ini Stasiun Karawang baru dioperasikan untuk melayani pengaturan perjalanan kereta. Pendinasan petugas untuk on call emergency juga telah berjalan beserta seluruh perangkat lain seperti di antaranya petugas pengamanan dan kebersihan," tutur Eva dalam keterangan resminya, Jakarta, Jumat (26/7).
Eva menuturkan, untuk dapat mengoperasikan Stasiun Karawang melayani naik turun penumpang, persiapan jalan akses menjadi salah satu faktor penting. Saat ini KCIC tengah menyiapkan akses dari kawasan trans heksa Karawang (THK) dan Deltamas untuk menuju stasiun Karawang.
"Nantinya, akan ada akses sepanjang sekitar 1,5 km dari THK dan Deltamas menuju Stasiun Karawang yang saat ini sedang dalam tahap akhir pembebasan lahan untuk selanjutnya memasuki tahapan persiapan konstruksi," kata Eva.
Saat ini pemerintah melalui kementerian PUPR juga sedang menyiapkan pembangunan exit KM 42 jalan tol Jakarta-Cikampek (Japek) yang langsung menuju kawasan Stasiun Karawang. Lainnya akses dari Tol Japek kini juga sudah dalam tahap pembebasan lahan dan pembangunan.
"Rencananya pembangunan dilakukan tahun ini sebagai bagian dari Proyek Strategi Nasional dari pemerintah pusat," kata Eva.
Hadirnya beragam akses tersebut, membuat Stasiun Karawang akan terkoneksi dengan berbagai kawasan industrial, perkotaan, dan pusat perbelanjaan. Eva menambahkan, KCIC juga terus melakukan komunikasi dengan berbagai provider penyedia layanan transportasi untuk memenuhi kebutuhan konektivitas antar moda dari dan menuju stasiun Karawang.
Peningkatan aksesibilitas sebagai strategi meningkatkan volume penumpang juga dilakukan untuk Stasiun Tegalluar.
"Saat ini KCIC terus berupaya melakukan percepatan agar jalur akses di Stasiun Tegalluar semakin memudahkan untuk masyarakat," kata Eva.
Eva bilang KCIC terus berkoordinasi dengan seluruh pemangku kepentingan (stakeholder) seperti Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Pemerintah Provinsi Jawa Barat, Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) dan Jasa Marga. Saat ini pihaknya bersama para stakeholder kini tengah dilakukan proses pembuatan exit tol KM 151A yang akan langsung terhubung menuju jembatan Cibiru yang menjadi akses utama menuju Stasiun Tegalluar.
Selain itu percepatan untuk pembukaan exit tol 149 temporary untuk lebih memudahkan masyarakat juga tengah diupayakan dan diharapkan dapat beroperasi pada September 2024. Sebelumnya, penutupan akses tol KM 149 pada Januari 2024, menyebabkan penurunan jumlah penumpang di Stasiun Tegalluar dari 2.500 penumpang per hari menjadi hanya 1.700 penumpang per hari.
Dengan pembukaan exit tol baru nantinya diharapkan akan ada peningkatan aksesibilitas menuju dan dari Stasiun Tegalluar sehingga dapat mempermudah perjalanan menuju dan dari Stasiun Tegalluar, mengurangi beban tol exit Pasteur dan Buah Batu, serta Jalan Gedebage. Terutama saat akhir pekan ketika terjadi kepadatan di sekitar Stasiun Al Jabbar dan Stadion GBLA, dan mampu meningkatkan kembali jumlah penumpang di Stasiun Tegalluar.
"KCIC optimis bahwa dengan berbagai inovasi dan peningkatan layanan yang dilakukan, jumlah penumpang Whoosh akan terus meningkat," pungkasnya.