Kesaksian Keluarga Ungkap Tindakan Tak Terpuji Prada DP saat Pacari Fera
Prada DP jalani sidang militer. Keluarga korban beri kesaksian. Inilah kesaksian keluarga korban soal sifat Prada DP
Prada DP (22) menjalani sidang di Pengadilan militer I-04 Jakabaring Palembang, Kamis (1/8). Ia membunuh pacarnya, Fera Oktaria (21) secara keji. Dalam sidang tersebut, keluarga korban menjadi saksi dan membeberkan sifat asli Prada DP saat pacaran dengan Fera.
Berikut kesaksian keluarga korban tentang sifat kasar Prada DP terhadap Fera:
-
Apa jenis penipuan yang marak terjadi belakangan ini? Salah satunya yang marak belakangan ini adalah social engineering bermodus penipuan melalui permintaan untuk mengklik sebuah file undangan pernikahan berformat APK di WhatsApp (WA).
-
Mengapa Pilkada penting? Pilkada memberikan kesempatan kepada warga negara untuk mengekspresikan aspirasi mereka melalui pemilihan langsung, sehingga pemimpin yang terpilih benar-benar mewakili kehendak dan kebutuhan masyarakat setempat.
-
Kapan PDRI dibentuk? Walaupun secara resmi radiogram Presiden Soekarno belum diterima, tanggal 22 Desember 1948, sesuai dengan konsep yang telah disiapkan, dalam rapat tersebut diputuskan untuk membentuk Pemerintah Darurat Republik Indonesia (PDRI), dengan susunan sebagai berikut:
-
Kapan Pramuka resmi dibentuk? Pada 30 Juli 1961 di Istora Senayan, seluruh tokoh kepanduan di Indonesia menyatakan menggabungkan diri dengan organisasi gerakan Pramuka, dan hari bersejarah ini disebut sebagai hari Ikrar Gerakan Pramuka.
-
Kapan Paspampres dibentuk? Paspampres adalah salah satu dari Badan Pelaksana Pusat Tentara Nasional Indonesia (TNI).
-
Siapa Pak Raden? Tanggal ini merupakan hari kelahiran Drs. Suyadi, seniman yang lebih akrab disapa dengan nama Pak Raden.
Sering Melakukan Kekerasan
Kakak kandung korban, Putra Baladewa, memberikan kesaksian di depan majelis hakim yang dipimpin Letkol CHK Khazim. Dalam kesaksiannya, Putra menyebut Prada DP memiliki sifat tempramen dan selalu berbuat kekerasan.
"Dia selalu melakukan kekerasan kepada korban yang mulia, orangnya tempramen," kata Putra.
Karena sifat tempramen itu, keluarga Fera tak setuju jika Prada DP memiliki hubungan dengan Fera. Mereka tak ingin kekerasan semakin membahayakan dan mengancam jiwa kasir minimarket itu.
"Kami ingin korban berpisah dengan dia (terdakwa)," kata dia.
Puncaknya, keluarga menguliahkan korban ke Bengkulu dengan harapan mereka jarang bertemu dan akhirnya berpisah. Namun usaha itu gagal karena korban dijemput terdakwa.
Prada DP Cemburuan
Tak hanya kakak korban, ibunda Fera juga memberikan kesaksian dalam sidang tersebut. Suhartini melihat gelagat anaknya, Fera, yang merasa takut dengan Prada DP. Awal mula rasa takut itu muncul saat Fera menolak ajakan Prada DP untuk berjalan-jalan.
Mengapa fera menolak? Karena Prada DP kerap berbuat kasar dan cemburuan.
Saking takutnya, korban enggan menghadiri pelantikan terdakwa sebagai anggota TNI di Kabupaten Lahat beberapa bulan lalu. Padahal, korban dijemput orangtuanya terdakwa.
"Pernah suatu waktu karena ajakannya untuk jalan ditolak, dia (terdakwa) marah-marah, terus membenturkan kepalanya ke teralis rumah, saya kira anak saya dipukuli. Memang sering begitu, sering kasar, orangnya cemburuan," kata Suhartini.
Keluarga Fera Mengetahui Prada DP jadi Buronan
Keluarga korban sempat mendapat kabar bahwa Prada DP kabur dari pendidikan. Kabar itu diberitahukan oleh komandan dari Prada DP. Mengetahui kabar tersebut, ibunda korban, Suhartini, berpesan agar Fera berhati-hati.
"Komandannya menelepon kakak Fera. Kami mulai curiga dan cemas. Saya pesan ke Fera hati-hati, dia ini buronan. Saya bilang pulang kerja dijemput saja, tapi dia tidak mau," kata Suhartini.
(mdk/has)