Kesenjangan Pendidikan Antara Murid Kaya dan Miskin Semakin Besar Selama Pandemi
Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Retno Listyarti mengatakan pandemi Covid-19 menimbulkan disparitas besar dalam dunia pendidikan. Paling menonjol, kesenjangan terjadi antara murid dari keluarga kaya dan murid keluarga menengah, miskin.
Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Retno Listyarti mengatakan pandemi Covid-19 menimbulkan disparitas atau kesenjangan besar dalam dunia pendidikan. Paling menonjol, kesenjangan terjadi antara murid dari keluarga kaya dan murid keluarga menengah, miskin.
Selama pandemi, imbuh Retno, pembelajaran dilakukan secara daring. Sementara tidak semua murid memiliki akses atau fasilitas belajar secara daring.
-
Kapan peningkatan kasus Covid-19 terjadi di Jakarta? Adapun kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Apa yang terjadi pada kasus Covid-19 di Jakarta menjelang Nataru? Kasus Covid-19 meningkat di Ibu Kota menjelang Natal 2023 dan Tahun Baru 2024.
-
Bagaimana peningkatan kasus Covid-19 di Jakarta menjelang Nataru? Peningkatan kasus Covis-19 di DKI Jakarta aman dan sangat terkendali. Tidak ada kenaikan bermakna angka perawatan rumah sakit juga.
-
Apa penyebab utama tawuran pelajar di Jakarta? Tidak ada alasan yang jelas mengapa sering terjadi tawuran antar pelajar di Jakarta. Namun biasanya penyebab utama tawuran adalah adanya singgungan antar pelajar, seperti saling ejek, saling hina, dan mengaku paling menguasai wilayah yang dilalui pelajar dari sekolah lain.
-
Apa yang menjadi tanda awal mula pandemi Covid-19 di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
-
Siapa saja yang menjadi korban tawuran pelajar di Jakarta? Dahulu, korbannya tidak hanya sesama pelajar, namun juga para guru juga rentan menjadi sasaran.
"Muncul disparitas digital yang sangat lebar antara anak dari keluarga kaya dan keluarga menengah ke bawah apalagi miskin. Ada korelasi kondisi ekonomi yang mempengaruhi PJJ (pembelajaran jarak jauh)," ujar Retno, Sabtu (23/1).
Kendati pemerintah telah menyokong pendidikan dengan cara memberikan subsidi kuota bagi pelajar dan murid, upaya itu dinilai tidak tepat.
Retno mengatakan, masih banyak murid yang tinggal di mana sulit mendapat sinyal internet, blank spot. Kemudian, tidak sedikit murid dan guru memiliki perangkat yang tidak memadai untuk menunjang pembelajaran secara jarak jauh.
"Misalnya gawai mereka jadul, tidak bisa untuk mendownload apps zoom meeting atau google meeting," imbuhnya.
Terparah, kata Retno, masih ada guru atau murid tidak memiliki akses sama sekali sebagai penunjang PJJ. Mereka tinggal di wilayah tanpa ada sinyal, dan tidak memiliki gawai.
Untuk itu, menurut Retno pemerintah harusnya memetakan setiap masalah dan kebutuhan murid di setiap wilayah. Sehingga subsidi kuota yang telah diberikan kepada tepat sasaran.
"Harus dipikirkan. Harus ada pemetaan kebutuhan yang enggak bisa dapat bantuan kuota ada bantuan lain sebagai ganti kuota, belikan alat daring," tandasnya.
Baca juga:
PPKM Diberlakukan, Jumlah Sekolah Siap Belajar Tatap Muka Tinggal 14 Persen
Bantuan Kuota Data Internet di 2020 Cetak Sejarah
Nadiem Sebut Hanya 15 Persen Anggaran Pendidikan Nasional Dikelola Kemendikbud
Ciri Khas Lagu Daerah yang Perlu Dilestarikan, Pahami Beberapa Fungsinya
Mendikbud Sebut Baru 15 Persen Sekolah Menerapkan Pembelajaran Tatap Muka
Korelasi adalah Nilai Kekuatan & Arah Hubungan Linier, Ini Pengertian Lengkapnya