Ketua DPRD disoraki saat berpidato di Kongres Rakyat Banten
Sejumlah tokoh dan sesepuh pembentukan Provinsi Banten berkumpul untuk membahas nasib provinsi itu ke depan.
Sejumlah tokoh pembentukan Provinsi Banten berkumpul di Gedung DPRD Banten untuk menghadiri Kongres Rakyat Banten (KRB) II. Para tokoh ini akan mendiskusikan persoalan yang terjadi di Banten saat ini dan mengembalikan perjuangan dan cita-cita pembentukan Provinsi Banten ketika berpisah dengan Jawa Barat.
Pantauan di Gedung DPRD Banten, KP3B, Serang, Senin (24/3), sejumlah tamu undangan sudah mendatangi tempat pertemuan. Mereka langsung memasuki ruang rapat paripurna gedung DPRD, yang baru saja digelar rapat paripurna.
Terlihat Surjadi Soedirdja mantan menteri dalam negeri yang juga mantan Gubernur DKI Jakarta, Taufiequrachman Ruki, Embay Mulya Syarief, Wakil Gubernur Banten Rano Karno, dan sejumlah pemimpin daerah di Banten dan tokoh-tokoh Banten lainnya.
"Semua elemen masyarakat Banten diundang. Acara ada orasi, diskusi dan lain-lain. Narasumber juga ada sembilan orang. Rencananya juga akan ada Ketua KPK Abraham Samad," kata Ruby Achmad Baedlawi, Panitia KRB II ketika dikonfirmasi.
Ketika acara dimulai, Ketua DPRD Banten Aeng Haerudin disoraki saat namanya dipanggil untuk berpidato. Nama Aeng dipanggil usai Soerjadi Sudirja menyampaikan pidato pembukaan.
Aeng disoraki karena dia merupakan salah satu anggota DPRD Banten yang memulangkan mobil mewah milik Tubagus Chaeri Wardana kepada Komisi Pemberantasan Kotupsi (KPK) terkait kasus tindak pidana pencucian adi Ratu Atut itu.
"Woi... Taubatannasuha...!" celetuk salah satu hadirin dengan keras ke Aeng Haerudin.