Khidmatnya Hari Natal di Kampung Rama Makassar
Kampung Rama 99 persen warganya merupakan umat nasrani.
Kampung Rama di Kota Makassar yang ada di Kelurahan Paropo, Kecamatan Panakkukang dikenal sebagai kampung yang mayoritas warganya adalah kaum nasrani sejak tahun 1970-an.
Rama adalah akronim dari kata Rantepao dan Makale, dua kota di wilayah Sulsel yang mayoritas kaum Nasrani atau beragama Kristiani. Disebut Kampung Rama karena yang menghuni kampung itu banyak berasal dari Rantepao (Kabupaten Tana Toraja di bagian Utara) dan Makale (Tana Toraja di bagian Selatan).
-
Apa arti warna hijau di Hari Natal? Hijau melambangkan kehidupan baru, pertumbuhan, keabadian, dan harapan.
-
Kapan Natal dirayakan? Natal merupakan hari raya umat Kristiani yang diperingati setiap 25 Desember.
-
Apa sebenarnya makna Natal yang sesungguhnya? The true heart of Christmas is one of wonder and warmth. May any festive stress you feel fade away and be replaced with this. Merry Christmas!
-
Apa makna utama dari perayaan Natal? Natal merupakan saat yang istimewa di mana kita merayakan kelahiran Yesus Kristus, yang membawa damai dan kasih sayang kepada seluruh umat manusia.
-
Apa makna dari Hari Kesaktian Pancasila? Hari ini mengingatkan kita akan momen penting dalam sejarah bangsa Indonesia ketika Pancasila sebagai dasar negara berhasil dipertahankan melalui peristiwa yang dikenal sebagai "Gestok" pada tahun 1965.
-
Kapan tepatnya Natal dirayakan? Hari Natal pada 25 Desember pertama kali diperingati pada 221 Masehi.
Kampung Rama ini bisa diakses melalui Jl Abdullah Daeng Sirua ditandai dengan gerbang besar bertahtahkan ukiran kepala kerbau, hewan kesayangan warga Toraja, tembus hingga ke jalan utama, jl Urip Sumoharjo. Ada enam gereja di dalam perkampungan ini menandakan bila memang kampung tersebut mayoritas umat Kristiani.
Enam gereja tersebut masing-masing gereja Toraja klasis Makassar, gereja Toraja Mamasa, gereja Pantekosta, gereja Kibaid, gereja Tabernakel dan gereja Anugrah.
Meski banyak ditinggal warganya yang mudik jelang natal, 25 Desember seperti ke Kabupaten Toraja, Mamasa dan Palopo, gereja-gereja di perkampungan ini tetap melayani jemaat yang tetap bertahan di Kota Makassar rayakan natal bersama keluarga.
Sepi memang tapi suasana itu membuat ibadah-ibadah misa natal jadi khidmat. Satu-satu jemaat masuk gereja menanti kedatangan pendeta sembari duduk berdoa penuh khidmad. Seperti yang tampak di gereja Toraja Rama Klasis Makassar di jl Dirgantara, Kampung Rama.
Yacobus Tandi, (57), sekuriti gereja Toraja Rama Klasis Makassar mengatakan, puncak misa natal di gereja ini, Kamis, (21/12) lalu di saat hujan lebat mengguyur Kota Makasar. Cukup ramai malam itu, selanjutnya jemaat itu mudik menyusul jemaat yang lebih dulu mudik.
"Tapi hari ini hingga beberapa hari ke depan, tetap berlangsung ibadah di gereja ini. Sepi memang karena banyak yang sudah mudik," tutur Yacobus Tandi.
Dijelaskan dia, 99 persen warga di Kampung Rama ini adalah kaum nasrani, rata-rata asal daerah-daerah di wilayah Tana Toraja, Mamasa dan Kota Palopo. Warganya hanya satu atau dua orang asal Kabupaten Jeneponto dari Suku Makassar dan dari daerah-daerah Suku Bugis, itu pun yang warga kos-kosan.
Tidak jauh berbeda dengan di gereja Toraja Rama, di gereja Toraja Mamasa juga memperlihatkan suasana serupa. Tampak panitia perayaan natal tetap mendekorasi gereja menyambut jemaat untuk ibadah bersama meski sudah banyak ditinggal jemaatnya.
Julius Sampe Tandibua, (76), dewan penasehat gereja Toraja Mamasa yang ditemui Minggu petang tadi, (24/12) mengatakan, rata-rata jemaat yang biasanya ibadah misa natal di gereja ini sudah mudik sejak sepekan lalu. Tapi masih ada warga yang tidak mudik sehingga ibadah tetap digelar di gereja ini.
"Ini lagi mendekor gereja agar membuat natal tetap meriah. Seperti pasang koundoure gantung di empat sisi ruangan gereja. Koundoure adalah perhiasan yang serupa kukusan nasi ditutupi dengan jalinan manik-manik khas Toraja," kata Julius Sampe Tandibua. Properti natal ini mendukung properti lain yang sudah ada seperti pohon-pohon natal yang dilengkapi lampu kelap-kelip.
Senada dengan Yacobus, Julius juga membenarkan jika Kampung Rama ini dihuni mayoritas kaum nasrani.
"Saya dan keluarga di Kampung Rama ini sejak tahun 1977," ujar Julius Sampe Tandibua yang juga ketua persekutuan seni budaya Toraja ini.
(mdk/rzk)