Kisah bocah lumpuh & bisu di Bandung yang hidup sebatang kara
Padahal Guntur lahir dengan normal pada 16 Februari 2007.
Namanya Guntur Febriansyah. Bocah 8 tahun ini terlahir secara normal pada 16 Februari 2007 lalu. Tapi menginjak usianya ke-2 tahun, Guntur mulai mengalami kelainan.
Entah penyakit apa yang menggerogoti Guntur yang ngefans sama Ariel NOAH ini. Yang pasti sudah enam tahun ini tangan dan tubuh Guntur mengecil serta tidak bisa digerakan. Kondisi itu juga menyebabkan bibir Guntur kaku alias bisu.
Guntur kini tinggal di sebuah rumah kecil di gang sempit atau gang Budi V nomor 31 RT 04 RW 03 Kelurahan Sukaraja, Kecamatan Cicendo, Kota Bandung. Dia diasuh Kokom (55) adik dari neneknya.
Lantas kemana kedua orangtuanya? Kokom berkisah perjalanan panjang bocah yang kini menjadi sebatang kara tersebut. Guntur kata dia, pernah mendapatkan kasih sayang seutuhnya dari kedua orangtua.
Hanya saja cinta dari orang terkasih itu hilang disaat dirinya lumpuh tak berdaya. Saat itu usia Guntur 2,5 tahun. Ibunya, Nurhayati, meninggal dunia karena sakit paru-paru.
Guntur tentu membutuhkan seorang ayah, tapi entah apa yang ada dibenak ayahnya bernama Dadan tersebut. Dia malah meninggalkan Guntur usai 7 hari kematian istrinya. Tanpa kabar dan tanpa rasa bersalah, Dadan pergi tak berbekas. Hingga kini tidak diketahui rimbanya.
Pada akhirnya beban hidup Guntur diberikan kepada kakek dan neneknya. Cobaan itu hadir lagi, neneknya meninggal diusia Guntur yang ketiga. Adapun kakeknya baru-baru ini sudah 100 hari dijemput Yang Maha Kuasa.
"Sekarang kondisinya seperti ini dan saya yang merawat," kisah Kokom kepada wartawan di kediaman sederhananya itu, Jumat (6/2).
"Dulu mah masih bisa jalan dan sempat bisa ngomong juga, tapi badannya dulu sempat panas dan kemudian diterapi di rumah sakit tapi malah tambah panas," tuturnya.
Dari situlah kondisinya memburuk. "Malah enggak bisa bicara, enggak bisa jalan, tangan enggak bisa gerak juga, lemas semua," ucapnya menambahkan.
Kokom kini masih sabar untuk merawat Guntur dengan kondisi yang hanya bisa terkulai lemas di kasur. Meski sesekali dia kewalahan karena usianya tak lagi muda. Apalagi bobot berat Guntur saat ini mencapai 10 kilogram sehingga dia merasa sakit jika harus membawa beban seberat itu.
Dia mengaku pernah membawa Guntur ke Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung untuk memastikan jenis penyakitnya.
"Kata dokter ada gangguan cairan otak. Saya enggak tahu apakah kepalanya pernah terbentur atau tidak," jelasnya.
Untuk perawatan Guntur, dia mengaku cukup terbantu dengan suntikan dana dari Dinsos sebesar Rp 300 ribu saban bulannya.
"Tapi cukup apa atuh pak, untuk popoknya saja kurang. Belum lagi kalau berobat," terangnya yang mana Kokom mengandalkan hidup dari belas kasihan orang lain.
Kondisi fisik Guntur begitu lemah. Saat mendengar suara keras pasti langsung menangis.
"Guntur juga sering kaget bahkan sampai nangis kalau dengar suara bersin atau batuk yang keras," tuturnya yang juga menyukai Sony Wakwaw dalam sinetron Mak Ijah Pengen Ke Mekah.