Kisah dramatis evakuasi Orangutan Kaltim dengan 74 peluru bersarang di kepala
Minggu (4/2) lalu, petugas Call Centre Balai TNK menerima laporan warga soal 1 individu Orangutan, terjebak di danau di Desa Teluk Pandan, Kabupaten Kutai Timur, yang dikelilingi kebun sawit dan kebun lain milik masyarakat.
Kematian tragis satwa primata Orangutan Kalimantan Timur (Pongo Pygmaeus Morio) kembali terjadi. Orangutan ditemukan mati jadi dengan 130 peluru dan 19 luka menganga menyita perhatian publik, tanpa terkecuali media internasional.
Proses evakuasi Orangutan nahas itu sendiri berlangsung dramatis, hingga akhirnya mati. Minggu (4/2) lalu, petugas Call Centre Balai TNK menerima laporan warga soal 1 individu Orangutan, terjebak di danau di Desa Teluk Pandan, Kabupaten Kutai Timur, yang dikelilingi kebun sawit dan kebun lain milik masyarakat.
-
Bagaimana orangutan menunjukkan kecerdasannya? Para peneliti mengamati bagaimana orangutan dengan cekatan menggunakan alat improvisasi dari lingkungan sekitarnya dan membangun struktur serupa untuk mendapatkan perlindungan dari hujan. Tingkat adaptasi dan pemahaman 'mengapa' ini menjadi sorotan unik dari kecerdasan orangutan.
-
Kenapa orangutan induk itu diduga sakit? "Jadi, induk Orangutan yang kita amankan dan selamatkan ini, kecurigaannya punya penyakit," Ari menambahkan.
-
Bagaimana cara tim di lapangan mengevakuasi induk Orangutan? "Tim di lapangan berhasil evakuasi induknya hari Sabtu sekitar jam 9 pagi. Tapi anaknya, saat tim mengevakuasi, memisahkan diri dari induknya dan masuk cepat ke dalam hutan," kata Kepala BKSDA Kalimantan Timur, Ari Wibawanto, dikonfirmasi merdeka.com, Senin (25/9).
-
Kapan garis keturunan Gigantopithecus terpisah dari orangutan? Garis keturunan kera besar diketahui berpisah dari sepupunya itu sekitar 12 juta-10 juta tahun lalu, kata peneliti.
-
Siapa yang mengancam kelangsungan hidup orang utan? Orang utan sering menjadi sasaran perburuan untuk diperdagangkan secara ilegal, baik sebagai hewan peliharaan maupun untuk bagian tubuh mereka yang dianggap memiliki nilai ekonomi atau medis.
-
Kapan video orangutan kurus itu viral? Viral video 28 detik memperlihatkan dua Orangutan induk dan anaknya dalam keadaan kurus beredar sejak Rabu 20 September 2023 di grup WhatsApp maupun media sosial.
"Setelah dicek, memang benar ada Orangutan bertengger di danau," kata Kasi Pengendali Ekosistem Hutan Balai Taman Nasional Kutai (TNK) Dede Nur Hidayat, kepada media, dalam keterangan pers di kantor BKSDA Kaltim, Jalan Teuku Umar, Samarinda, Kamis (8/2).
Di tengah pemantauan, tim Balai TNK dan lainnya menyusun skenario evakuasi. Mengingat, kawasan itu masuk habitat ganas buaya muara. "Kita putuskan proses evakuasi dilakukan Senin (5/2), dari jam 8 sampai 12 siang," ujar Dede.
Dede menerangkan, Orangutan malang itu dalam kondisi memprihatinkan. Dari fisiknya, terlihat beberapa luka. Yang menyedihkan, kedua mata terlihat bernanah. Lantaran posisi Orangutan itu berada di kolam, proses evakuasi dilakukan bersama masyarakat dan Polres Kutai Timur.
"Kita gunakan rakit bambu. Di tepi danau, kita sediakan kandang transit. Kita sudah koordinasi dengan banyak pihak soal evakuasi ini. Karena, Orangutan ini kondisi sakit dan ada luka. Kita coba treatment, memberikan buah-buahan. Memang cukup lahap. Karena 1-2 hari diperkirakan tidak dapat makanan jadi. Jadi cukup lahap," tambahnya.
Usai masuk kandang, Orangutan itu kemudian dibawa ke kantor Balai TNK di kota Bontang. Kesehatannya, terus dipantau dari siang hingga malam hari. Hingga akhirnya, ada 7 orang tim Centre of Orangutan Protection (COP) datang ke Balai TNK.
"COP datang jam 12.45 dini hari ke balai, langsung cek kondisi Orangutan. Terlihat, sedang tidur, tapi akhirnya terbangun. Tidak ingin ambil risiko, segera diputuskan dan diambil tindakan medis," ungkap Dede.
Segala sesuatu dipersiapkan untuk tindakan medis. Dari Balai TNK, perawatan Orangutan itu akhirnya diserahkan ke COP. "Dari jam 1 pagi Selasa (6/2) dini hari, hingga akhirnya jam 1.55 Orangutan itu dinyatakan mati dokter hewan. Kita minta dilakukan autopsi dan rontgen," sebut Dede lagi.
Sementara, Direktur Centre of Orangutan Protection Hardi Baktiantoro menjelaskan, Orangutan itu terlihat memang buta dan dibuktikan tidak ada respons dari rangsangan gerak. "Kesimpulannya, gangguan penglihatan, dan kondisi lemah sekali karena luka bacokan juha sudah banyak sekali," kata Hardi.
Temuan 130 butir peluru, yang di antaranya 74 peluru bersarang di kepala dan 17 di dada, membuat pilu. "Bisa dibayangkan Orangutan itu sangat kesakitan. Hidup dengan 74 peluru di kepala. Jadi kesimpulan akhir, Orangutan itu trauma banyak tempat di dada dan kepala. Mati akibat trauma berat secara fisik, dan kesulitan bernapas," jelas Hardi.
Baca juga:
Sebab mati masih diselidiki, Orangutan dengan 74 peluru di kepala belum dikubur
'Penyelidikan kematian orangutan yang ditembus 130 peluru pertaruhkan nama negara'
Kematian Orangutan Kaltim curi perhatian media asing, rekor peluru terbanyak
Kematian orangutan dan kondisi hutan Kalimantan yang makin memprihatinkan
Tim gabungan selidiki kasus orangutan yang mati dengan 74 peluru di kepala
74 Dari 130 peluru bersarang di kepala orangutan yang mati di Kaltim
Orangutan Kalimantan mati ditembus 100 peluru, telapak kaki kiri hilang