Kisah Engkos, diajak makan steak & dapat rumah dari Dedi Mulyadi
"Kerja serabutan saja, kadang makan dikasih tetangga yang merasa kasihan," kata Engkos.
Engkos (40) bersama istrinya, Erna (30) warga Kampung Nanggorak RT 04/01, Desa Sindangsari Kecamatan Plered Kabupaten Purwakarta terpaksa harus tinggal di dalam gubuk yang terbuat dari bilik bambu berukuran 2,5 x 2 meter.
Seluruh aktivitas dilakukan pasangan ini di ruang sempit yang sebenarnya tidak layak dikatakan rumah, mulai dari memasak hingga tidur. Ironisnya, tanah yang didirikan gubuk tersebut berstatus sebagai tanah wakaf dari warga desa setempat.
Kondisi keluarga Engkos semakin tidak karuan, lantaran mengalami kebangkrutan. Usaha penjualan kaki dan kepala sapi yang biasa Ia lakukan sehari-hari gulung tikar. Praktis, selain tidak memiliki tempat tinggal yang layak, Ia juga tidak memiliki mata pencaharian untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga.
"Kerja serabutan saja, kadang makan dikasih tetangga yang merasa kasihan," kata Engkos.
Kemudian Engkos dan keluarganya diundang Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi, pada Rabu (29/3), ke salah satu hotel berbintang di Purwakarta. Engkos kemudian diajak makan siang.
Dalam acara yang berlangsung santai dan penuh keakraban tersebut, Bupati Dedi memesankan makanan berupa steak untuk engkos dan istrinya.
Keduanya terlihat malu-malu saat akan menyantap makanan yang tidak pernah mereka dapatkan. Akan tetapi, rasa malu mereka perlahan hilang saat orang nomor satu di Purwakarta tersebut membantu mengiris steak untuk mereka berdua.
Saat dimintai keterangan setelah acara makan siang, Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi mengatakan sudah memerintahkan Kepala Desa Sindangsari, Plered, Purwakarta untuk mencarikan tanah yang akan digunakan untuk membangun rumah Engkos. Itu dilakukan, mengingat gubuk tempat tinggal Engkos dan istrinya berdiri di atas tanah wakaf.
"Kita coba gulirkan beberapa skema bantuan untuk Mang Engkos, ada modal sebesar Rp 3 Juta agar beliau bisa memulai kembali usaha menjual kepala dan kaki sapi yang sempat bangkrut. Sebelum usahanya bisa berjalan, kita berikan dulu Rp 2 Juta per bulan untuk kebutuhan sehari-hari. Kita juga carikan tanah untuk membangun rumah layak. Kalau sudah ada, kita berikan Rp 15 Juta untuk membangun rumah," ucap Dedi.
Mendapat limpahan bantuan dari Pemerintah Kabupaten Purwakarta, Engkos mengaku merasa bahagia. Raut wajahnya tampak haru ketika mendengar Bupati Dedi menyebut seluruh jenis bantuan tersebut.
"Alhamdulillah, saya sudah dibantu, saya hanya bisa mengucapkan terima kasih,” sahut Engkos.