Kisah Inspiratif Pria Lulusan SD Berhasil Bikin Alat Ubah Sampah Plastik Jadi BBM
Muryani mengolah limbah menjadi BBM terinspirasi dari menumpuknya sampah plastik.
Muryani mengolah limbah menjadi BBM terinspirasi dari menumpuknya sampah plastik.
Kisah Inspiratif Pria Lulusan SD Berhasil Bikin Alat Ubah Sampah Plastik Jadi BBM
Usaha pria yang hanya lulusan SD ini dalam mengolah limbah menjadi BBM terinspirasi dari menumpuknya sampah plastik. Sampah jenis itu membutuhkan waktu lama untuk terurai, sehingga lama-kelamaan bisa menggunung.
- Belajar dari Ibu-ibu di Purwakarta untuk Atasi Inflasi, Bangun Gerakan Tanam Sayur di Dalam Galon Bekas
- Kisah Inspiratif Petani Muda, Usia 21 Tahun Bisa Raup Rp300 Juta Sekali Panen
- Bikin Merinding Pesan Mendalam Wakapolda Banten Tentang Kesederhaan, Saat Sambangi Rumah Bripka Eko
- Cara Raup Cuan Rp20 Juta Tiap Bulan dari Pelepah Pisang
Berawal dari hal itu, dia berupaya keras menciptakan alat khusus yang bisa mengolah sampah plastik. Usaha itu membuahkan hasil. Alat pengolah sampah plastik berupa mesin destilator mampu dibuatnya pada 2009.
Untuk membuat alat itu, dia pelajari secara otodidak. Dari berbagai pengalaman serta riset yang dilakukannya, ia bisa memahami bahwa sampah plastik bisa menjadi BBM alternatif.
Awal membuat mesin pengolah limbah plastik itu, Muryani mengeluarkan uang pribadi hingga Rp2,5 juta. Alat pertamanya dibuat dengan kapasitas 3 kilogram. Namun, waktu yang dihabiskan untuk pemrosesan sangat lama. Sampah plastik diolah mulai pukul 07.00 WIB dan selesai proses hingga pukul 19.00 WIB. Hasilnya pun masih jauh dari harapan.
Pria yang pernah ikut program transmigrasi ke Lampung Selatan ini mengaku tak putus asa. Berbagai cara ditelitinya hingga kemudian ia memahami bahwa tidak semua limbah plastik dengan mudah diolah. Ada beberapa limbah yang sulit diolah sehingga pemrosesannya perlu waktu cukup lama.
Berbekal itu, ia akhirnya fokus untuk mengumpulkan limbah dari kantong kresek, gelas minuman, botol oli bekas. Sampah-sampah itu lebih mudah diolah menjadi BBM alternatif. Sedangkan yang sulit diolah di antaranya adalah botol minuman kemasan, jas hujan karena kandungan asam tinggi, aluminium foil, baju bekas hingga alas kaki.
Mesin pengolah kemudian dibuat dengan ukuran produksi lebih besar, mampu menampung hingga 10 kilogram sampah plastik. Sampah plastik yang sudah hancur digilas mesin pencacah yang juga telah disiapkan. Plastik juga harus dalam kondisi benar-benar kering, sehingga bisa menghasilkan BBM yang baik serta mesin tidak mengeluarkan uap.
Setelah memastikan cacahan plastik kering, selanjutnya siap masuk mesin destilator. Bahan bakar yang digunakan untuk pemrosesan adalah elpiji.
Tidak butuh waktu lama mengolah sampah plastik itu. Setiap kali proses mengolah limbah plastik, hanya butuh satu tabung elpiji ukuran 3 kilogram saja. Durasi pengolahan juga relatif lebih pendek, hanya butuh waktu sekitar empat jam hingga semua limbah plastik selesai diproses.
Mesin itu bisa memproses limbah plastik menjadi BBM alternatif. Ada tiga BBM yang bisa dihasilkan dari limbah plastik itu yakni BBM setara solar, setara premium serta setara minyak tanah.
Semua bahan tersebut otomatis keluar dari mesin. Tetes demi tetes hingga seluruh limbah selesai diproses. Dari kapasitas mesin 10 kilogram, bisa menghasilkan BBM alternatif 10 liter dengan berbagai jenis tersebut.
Sejak dirinya bisa membuat mesin pengolah plastik, banyak pihak yang melirik hasil karyanya itu. Bahkan, dia pernah diundang dalam sebuah program acara televisi swasta. Berbagai penghargaan juga diterimanya sebagai tokoh yang berinovasi.
Mesin dibuat dengan kapasitas beragam yakni 10 kilogram, 25 kilogram, 50 kilogram hingga maksimal satu kuintal. Harga mesin pengolah dengan kapasitas 10 kilogram dijual seharga Rp42 juta. Pesanan datang dari berbagai instansi baik pemerintah, swasta hingga lembaga pendidikan.
Kendati mesin sudah sampai ke lokasi tujuan, ia tak segan untuk memberikan konsultasi pengoperasiannya. Misalnya, ketika pemrosesan tiba-tiba muncul uap. Menurut dia, uap di mesin terjadi karena limbah plastik yang dimasukkan ada yang masih basah.
"Pokoknya harus benar-benar kering. Tidak mungkin mengeluarkan uap jika plastik dalam keadaan kering," kata Muryani. Dikutip dari Antara.
Muryani pernah mencoba untuk menjadikan hak paten mesin yang dibuatnya itu. Namun, ia terkendala masalah teknis seperti desain. Karena dia membuat berdasarkan produk pengolah limbah plastik tersebut secara otodidak dan tidak memahami soal gambar, soal fisika dan lainnya, maka hal itu menjadi kendala tersendiri.
Kendati begitu, ia tetap berencana untuk memberikan merek kepada mesin yang dibuatnya, sehingga memiliki ciri khas. Hal ini masih dalam proses.
Sementara itu, dari hasil pengolahan BBM alternatif yang dilakukannya, selain digunakan sendiri juga banyak pelanggan yang membelinya. Mereka mayoritas petani. Para pelanggan memesan BBM alternatif dari tempat produksi Muryani, karena harganya relatif terjangkau, yakni Rp8.000 per liter.
BBM setara premium digunakan untuk kendaraan operasional TPS. Terdapat kendaraan roda tiga yang dimanfaatkan untuk mengangkut limbah plastik. Limbah-limbah itu dengan mudah didapatkannya, sebab sudah punya langganan yang biasa memasoknya.
Sementara untuk solar dipesan oleh petani pembajak sawah. Biasanya, setiap tiga bulan sekali petani pembajak sawah memesan hingga 25 liter untuk keperluan operasional mesin pembajaknya. "Saya punya pelanggan 177 pembajak sawah. Jadi, harus menyiapkan 25 liter dikalikan 177, setara solar," jelasnya.