Kisah Penyintas: 10 Hari di Ranjang Wisma Atlet Berjuang Lawan Covid
Suatu hari di akhir Mei 2021. Mila merasakan sakit di dadanya. Sakit seperti ditusuk-tusuk. Dia memutuskan pergi ke dokter. Oleh dokter, Mila disarankan melakukan rontgen thorax. Hasilnya, di paru-paru Mila ditemukan bronkopneumonia. Bronkopneumonia dikenal bersahabat sama dengan Covid-19.
"Sekarang mah kena covid bukan aib, justru biar makin aware," kata Mila, salah satu penyintas Covid-19.
Begitulah awal mula perbincangan merdeka.com dan Mila, pada Jumat (25/6) kemarin. Tanpa ragu apalagi malu, Mila menceritakan bagaimana dia bisa terpapar virus asal Wuhan, China itu.
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Bagaimana virus Covid-19 pertama kali masuk ke Indonesia? Kasus ini terungkap setelah NT melakukan kontak dekat dengan warga negara Jepang yang juga positif Covid-19 saat diperiksa di Malaysia pada malam Valentine, 14 Februari 2020.
-
Apa yang menjadi tanda awal mula pandemi Covid-19 di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
-
Kapan kasus Covid-19 pertama di Indonesia diumumkan? Presiden Jokowi mengumumkan hal ini pada 2 Maret 2020, sebagai kasus Covid-19 pertama di Indonesia.
-
Di mana kasus Covid-19 pertama di Indonesia terdeteksi? Mereka dinyatakan positif Covid-19 pada 1 Maret 2020, setelah menjalani pemeriksaan di Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso, Jakarta.
-
Kapan virus menjadi pandemi? Contohnya seperti virus Covid-19 beberapa bulan lalu. Virus ini sempat menjadi wabah pandemi yang menyebar ke hampir seluruh dunia.
Suatu hari di akhir Mei 2021. Mila merasakan sakit di dadanya. Sakit seperti ditusuk-tusuk.
Dia memutuskan pergi ke dokter. Oleh dokter, Mila disarankan melakukan rontgen thorax. Hasilnya, di paru-paru Mila ditemukan bronkopneumonia. Bronkopneumonia dikenal bersahabat sama dengan Covid-19.
Saat itu juga, Mila langsung melakukan swab PCR. Dia ingin memastikan kondisinya saat itu. Positif atau negatif Covid-19.
"Benar aja hasilnya positif, tapi positif dengan CT Value yang nggak rendah-rendah banget kaya orang-orang gitu," kata Mila.
Mila mengaku tidak tahu dari mana virus itu masuk ke badannya. Sebagai ibu rumah tangga, ia lebih sering menghabiskan waktu di rumah bersama anaknya. Apalagi sejak setahun pandemi melanda.
Semula, Mila memutuskan melakukan isolasi mandiri di rumah. Tetapi malam hari, dadanya kembali sesak. Di malam yang sama, Mila dilarikan ke rumah sakit swasta di kawasan Jakarta Timur. Sayangnya karena jumlah tenaga medis tidak memadai, di sana hanya ada tiga perawat dan satu dokter, Mila disarankan mencari rumah sakit lain. Merasa tidak kuat lagi, akhirnya Mila dilarikan ke Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet.
Prosesnya begitu cepat, tanpa persiapan apapun. Tiba di Wisma Atlet, Mila masuk ke tower 6. Khusus untuk pasien dengan gejala.
Mila langsung ditangani petugas medis dan dilakukan pemeriksaan menyeluruh. Mulai dari cek darah, rekam jantung, rontgen, sampai cek kadar oksigen. Mila kemudian diberi obat dan ia beristirahat.
"Udah semua saya lewatin. Abis itu langsung dicariin kamar kosong terus dipakein gelang pasien gitu," ujar Mila.
Mila menceritakan malam-malamnya selama menjalani perawatan di Wisma Atlet. Para pasien dipersilakan masuk grup Whatsapp untuk memudahkan koordinasi dengan tenaga medis.
"Setiap pagi itu, dapat WA di grup 'ibu bapak obat bisa diambil' jadi semuanya mandiri. Obat-obatannya ada nama masing-masing jadi tinggal ambil aja," cerita Mila.
Di Wisma Atlet, katanya, banyak sekali kegiatan yang dibuat agar pasien tidak bosan. Mulai dari senam di pagi dan sore hari, juga berjemur.
"Semua disarankan untuk senam dan berjemur di lapangan utama."
Selama di rawat, kata Mila, kondisi Wisma Atlet masih kondusif. Belum ada peningkatan pasien seperti sekarang ini.
"Alhamdulillah pas zaman saya cepet belum banyak kaya sekarang," katanya.
Sepuluh hari menjalani perawatan di Wisma Atlet, kabar bahagia menghampiri Mila. Saat dilakukan swab, hasilnya negatif. Artinya, Mila bisa kembali berkumpul dengan suami, anak tercinta dan tentunya keluarga.
Butuh Support Bukan Pertanyaan
Di akui Mila, saat pertama kali dinyatakan positif Covid-19, dunianya seperti terbalik. Apalagi ketika harus menjalani perawatan di Wisma Atlet. Hari-hari berat bagi Mila.
Diaa harus meninggalkan keluarga terlebih bayinya berumur 1 tahun. Ia benar-benar berada dititik terendah dalam hidup. Terlebih ia 'diteror' banyak pertanyaan melalui pesan singkat.
"Jujur agak down kalau terus ditanya, kena di mana? Nular dari siapa? Anak gimana? Sebenernya nggak ada masalah sama pertanyaannya. Tapi jujur itu yang itu bikin saya down saat itu," kata Mila.
Mila berpesan. Kepada siapa, jika ada keluarga atau teman yang positif Covid-19, jangan beri pertanyaan membuat mereka down. Sebab penderita Covid-19, hanya perlu disupport dengan kata-kata semangat bukan pertanyaan-pertanyaan.
"Cuma butuh support bukan pertanyaan," tegas Mila.
Berkat support dari keluarga dan teman-teman, Mila menjadi kuat dan semakin semangat untuk sembuh.
"Anak yang lebih utama support positif biar cepat sehat, cepat pulang," kata Mila.
Walau sudah dinyatakan sembuh, Mila masih dalam tahap pemulihan. Dia tetap harus melakukan kontrol ke dokter.
"Masih pemulihan sampai detik ini. Tapi udah 80 persen sehat. Jauh membaik," kata Mila.
Mila juga berpesan, di tengah kasus Covid-19 yang terus naik, tetap jaga kesehatan,di rumah saja dan pakai masker selalu. Lindungi diri Anda, keluarga dan orang-orang di sekitar Anda.
Baca juga:
VIDEO: Perdana Nakes Wisma Atlet Meninggal Kena Covid, Sedih Upacara Pelepasannya
RSD Wisma Atlet Kini Khusus Pasien Covid-19 Gejala Sedang Hingga Berat
Pasien Covid-19 di RSD Wisma Atlet Turun, BOR Jadi 85,04 Persen
Dipimpin Jenderal TNI, Pelepasan Jenazah Nakes Wisma Atlet Gugur Bikin Merinding
Pertama Kalinya, Satu Nakes Wisma Atlet Meninggal Akibat Terpapar Covid-19