Kominfo serukan hacker Indonesia tahan serangan ke Australia
Belakangan banyak informasi yang tersebar soal adanya serangan Anonymous Australia ke infrastruktur strategis milik RI.
Menyusul adanya kekecewaan yang sangat mendalam dari Pemerintah Indonesia terhadap kegiatan penyadapan yang dilakukan oleh Australia, beberapa hari terakhir ini banyak informasi yang tersebar mengenai adanya serangan yang dilakukan oleh Anonymous Australia yang ditujukan ke infrastruktur strategis milik Indonesia.
Informasi ini berasal dari seseorang yang menyatakan dirinya sebagai Anonymous Australia sebagaimana yang tercantum pada http://pastebin.com/0aZY2yZf#, yang menyebutkan bahwa telah dilakukan peretasan pada berbagai situs di Indonesia, antara lain adalah: soloairport.com, situs Garuda Indonesia Airways, situs Angkasa Pura, dan situs pendidikan.
Rangkaian aktivitas peretasan ini diduga merupakan dampak dari pengakuan Snowden, bahwa Amerika Serikat dan Australia diduga kuat telah melakukan aktivitas penyadapan terhadap informasi yang dimiliki oleh sejumlah negara termasuk Indonesia.
Sebelumnya tersiar kabar bahwa Anonymous dari Indonesia telah melakukan peratasan pada berbagai infrastruktur strategis milik pemerintah Australia.
Kementerian Kominfo melalui Indonesia Security Incident Response Team on Internet Infrastructure / Coordination Center (ID-SIRTII/CC) terus melakukan investigasi secara cepat dan berkoordinasi dengan pihak Australia Computer Emergency Response Team (CERT-Australia) terkait dengan informasi tersebut dan terus menjaga agar informasi ini tidak menambah ketegangan di antara masing-masing negara.
Menurut Kepala Pusat Informasi dan Humas Kominfo Gatot Sulistiantoro Dewa Broto, pemberitaan informasi terkait dengan peretasan ini sangat berpotensi memicu keresahan dari masing-masing pihak khususnya para pengguna internet untuk menggunakan internet secara aman dan sehat, bahkan lebih jauh lagi hal ini dapat dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang ingin mengambil keuntungan dari situasi yang tidak jelas ini.
"Sikap kekecewaan dan kemarahan Indonesia terhadap Australia dapat sepenuhnya dipahami dan sangat berpotensi mengganggu hubungan diplomatik kedua negara. Namun demikian upaya peretasan balik secara demonstratif yang tidak dapat dipertanggungjawabkan selain dapat memperburuk suasana, juga berpotensi melanggar UU No. 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik," tegasnya melalui siaran pers, Rabu (20/11).
ID-SIRTII/CC mengimbau kepada para pengelola infrastruktur internet strategis agar dalam situasi yang seperti ini tidak mudah termakan oleh berbagai informasi yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya dan tetap memberikan kesadaran dan perasaan aman bagi para pengguna internetnya.
Selain itu Id-SIRTII/CC menghimbau agar para pengelola infrastruktur internet strategis tetap mengutamakan sikap kewaspadaan yang tinggi dan tetap menjaga infrastruktur internet yang dimilikinya dan secepatnya melaporkan serta berkoordinasi dengan ID-SIRTII/CC jika ditemukan hal-hal yang mencurigakan terhadap kondisi keamanan internet Indonesia.