Komnas KIPI Pastikan Vaksin Covid-19 Tidak akan Memperparah Komorbid
Masyarakat umum, khususnya lansia perlu mewaspadai gejala komorbid yang timbul menjelang disuntik vaksin, terutama bagi penyandang autoimun.
Ketua Kelompok Kerja (Pokja) Infeksi Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Erlina Burhan mengatakan komorbid atau penyakit penyerta bukan halangan bagi seseorang menerima vaksin Covid-19.
"Semua komorbid layak divaksin asalkan dalam kondisi stabil, tidak ada serangan dan dalam keadaan tidak sedang sakit," katanya di Jakarta, Rabu (20/10).
-
Apa itu Vaksin Herpes Zoster? Vaksin Herpes ZosterSangat penting bagi masyarakat untuk melakukan pencegahan dengan mendapatkan vaksin Herpes Zoster. Hal ini agar kondisi seperti yang dijelaskan sebelumnya bisa dicegah. Vaksin Herpes Zoster sendiri perlu didapatkan oleh kelompok usia 50 tahun ke atas.
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Apa itu vaksin HPV? Vaksin HPV merupakan vaksin untuk mencegah infeksi human papillomavirus (HPV). HPV adalah virus yang dapat menyebabkan kutil kelamin dan berbagai jenis kanker di organ kelamin dan reproduksi, seperti kanker serviks, kanker penis, kanker anus, dan kanker tenggorokan.
-
Kenapa bentuk kapsid virus berbeda-beda? Bentuk kapsid sangat bergantung pada jenis virusnya. Kapsid virus bisa berbentuk bulat, polihedral, heliks, atau bentuk lain yang lebih kompleks. Kapsid tersusun atas banyak kapsomer atau sub-unit protein.
-
Kenapa vaksin Herpes Zoster penting? Vaksin Herpes ZosterSangat penting bagi masyarakat untuk melakukan pencegahan dengan mendapatkan vaksin Herpes Zoster. Hal ini agar kondisi seperti yang dijelaskan sebelumnya bisa dicegah.
-
Kapan virus menjadi pandemi? Contohnya seperti virus Covid-19 beberapa bulan lalu. Virus ini sempat menjadi wabah pandemi yang menyebar ke hampir seluruh dunia.
Masyarakat umum, khususnya lansia perlu mewaspadai gejala komorbid yang timbul menjelang disuntik vaksin, terutama bagi penyandang autoimun.
"Kalau masih bengkak dan sakit, bukan hanya autoimun, penyakit lain kalau masih sakit tidak boleh divaksin," ujarnya.
Dia mengungkapkan, itulah alasan pemerintah memberlakukan tahapan skrining bagi peserta vaksinasi Covid-19. Tujuannya untuk menyelamatkan penerima vaksin Covid-19.
"Karena ada risiko KIPI di kalangan penerima vaksin. Kalau ada yang sedang sakit, dapat memperparah kondisi penerima vaksin," ungkapnya seperti dilansir dari Antara.
Secara terpisah, Ketua Komisi Nasional Kejadian Ikutan Pasca-Imunisasi (Komnas KIPI), Prof Hindra Irawan Satari meminta seluruh calon peserta vaksinasi untuk memastikan komorbid yang mereka alami telah terkendali.
"Supaya semua tahapan vaksinasi terlaksana, maka komorbidnya perlu dikendalikan, diobati dan dikontrol. Kalau sudah terkontrol aman divaksin," terangnya.
Hindra memastikan, vaksin Covid-19 tidak akan memperparah komorbid.
"Vaksin tidak menyebabkan gula darah naik dan tidak menaikkan tensi juga. Kalau disuntikkan ke orang dengan komorbid sakit jantung, tidak akan sebabkan sakit jantung dan sebagainya," tegasnya.
Untuk itu penting bagi masyarakat mengendalikan komorbid yang mereka alami. "Minum obat, kontrol, setelah sehat baru divaksin," tutupnya.
Baca juga:
Ini Kriteria Vaksin Booster untuk Masyarakat Umum Sesuai Ketetapan ITAGI
Pemkot Palembang Optimistis 100 Persen Warga Sudah Vaksinasi Covid-19 di Akhir Tahun
Aturan Baru Naik Pesawat Domestik, Wajib PCR dan Kartu Vaksin
Indonesia Kembali Terima Bantuan Vaksin AstraZeneca dari Jepang
Jokowi Targetkan Cakupan Vaksinasi Covid-19 Akhir Tahun Capai 270 Juta Suntikan
Sebar 100 Ribu Dosis Vaksin, Pemprov Sumsel Gencar Keroyok Vaksinasi