Komplotan penjahat ini tipu warga dengan modus cek hilang & beri imbalan
Lima pelaku penipuan dengan modus iming-iming pemberian imbalan atas dokumen palsu yang ditemukan para korban dibekuk polisi. Dari aksi tipu-tipu tersebut, pelaku mampu meraup untung ratusan juta rupiah dari para korbannya.
Lima pelaku penipuan dengan modus iming-iming pemberian imbalan atas dokumen palsu yang ditemukan para korban dibekuk polisi. Dari aksi tipu-tipu tersebut, pelaku mampu meraup untung ratusan juta rupiah dari para korbannya.
Kapolres Metro Tangerang Kota, Kombes Pol Harry Kurniawan menerangkan, aksi kejahatan tersebut dimotori seorang residivis yang baru saja bebas dari penjara usai melakukan tindakan penipuan hampir sama pada tahun 2016 lalu.
-
Kapan kata penutup pidato penting? Seperti diketahui, bahwa ragam acara seperti seminar, perpisahan, pernikahan hingga acara formal lain membutuhkan sebuah penutup pidato yang penuh kesan yang membuat seluruh rangkaian acara berkesan.
-
Kenapa Pemilu penting? Pemilu merupakan sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat untuk memilih Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Anggota Dewan Perwakilan Daerah, Presiden dan Wakil Presiden serta Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.
-
Di mana letak Taman Pisang di Tangerang? Berlokasi persis di perempatan kantor DKP setempat, Perumnas 1, taman ini menawarkan tempat santai di tengah kota yang nyaman.
-
Kapan Desa Panggungharjo dibentuk? Desa Panggungharjo dibentuk berdasarkan maklumat monarki Yogyakarta tahun 1946 yang mengatur tentang tata kalurahan saat itu.
-
Kapan Tangkuban Perahu buka? TWA Gunung Tangkuban Parahu, dibuka setiap hari. TWA Gunung Tangkuban Perahu buka mulai pukul 07.00 pagi hingga 17.00 sore, dengan jam terakhir masuk pukul 16.00.
-
Kenapa kata penutup pidato penting? Sangat penting untuk pembicara memperhatikan kata-kata penutup yang dituangkan dalam setiap pidatonya.
Harry menuturkan pengungkapan kasus ini berawal dari laporan korban yang tersadar setelah pengiriman uang lewat bank yang dilakukan korban kepada nomor rekening pelaku.
"Setelah ditanya mengapa para korban ini tertipu, ternyata mereka menemukan amplop cokelat berisi cek palsu yang bertulis nominal Rp 1 sampai Rp 4 miliar, kemudian SIUP palsu dan nomor telepon milik pelaku," kata Kapolres Metro Tangerang, Kombes Harry Kurniawan di Mapolrestro Tangerang, Kamis (11/10).
Harry menjelaskan, kemudian korban menghubungi nomor telepon yang tertera di amplop cokelat tersebut, dari sanalah pelaku memulai aksi jahatnya.
Korban yang berniat baik kemudian dijadikan kesempatan dengan iming-iming pemberian imbalan Rp 280 juta sebagai ucapan terima kasih lantaran menemukan cek dan SIUP tersebut.
Namun, lanjutnya, korban harus lebih dulu mentransfer sejumlah uang ke nomor rekening yang sudah ditentukan pelaku.
"Saat di depan mesin ATM, korbannya dibimbing harus bagaimana hingga akhirnya sejumlah uang masuk ke rekening mereka," kata Harry.
Tersadar tertipu, korbannya kemudian mendatangi polisi untuk mencari pelakunya. Atas laporan tersebut, polisi langsung menyelidiki nomor rekening bank swasta yang tertera dalam cek palsu yang disebar.
Bekerjasama dengan bank yang dimaksud, polisi berhasil melacak rumah di kawasan Kabupaten Bogor, yang diduga ditinggali kelima pelaku. Setelah diintai selama satu hari, benar saja, kelima pelaku tinggal di rumah tersebut.
"Dari dalam rumah didapati semua alat bukti pembuat cek dan siup palsu tersebut. Mulai dari alat print, kertas cek, dan lainnya," jelas Harry.
Kelima pelaku ini ternyata sudah beraksi selama empat tahun. Namun, Amirullah (34) yang merupakan otak dari aksi penipuan dan pencucian uang tersebut adalah residivis dengan kasus serupa.
"Baru bebas, dia malah jadi otak aksi yang lebih canggih lagi," ucap Harry.
Kemudian, dia rekrut keempat temannya yang semuanya ber-KTP Sidrap, Sulawesi Selatan, untuk menjalankan aksinya. Dimulai dari Saenal (27) yang bertindak sebagai operator telepon yang membujuk rayu calon korbannya atau sebagai eksekutor penipuan.
Lalu tiga pelaku lainnya yakni Ahmad Nugraha, Andi Suryanto dan Hermansyah bertindak sebagai penyebar amplop berisi cek dan Siup palsu ke rumah-rumah warga, perukoan atau perkantoran.
Sementara, menurut pengakuan Amirullah, dia mendapatkan inspirasi aksi penipuan dan pencucian uang ini dari tukar pikiran dengan teman-teman yang lain.
"Ide dari sering ngobrol dan tukar pikiran dari teman-teman saja, selanjutnya dijalanin," kata Amirullah.
Amirullah pun mengaku sudah meraup untung puluhan hingga belasan juta. Tergantung berapa banyak korban yang tertipu oleh kelompoknya. "Enggak nentu, tapi ya segitu," ucapnya.
Dia mengaku aksinya tersebut adalah mata pencarian utama yang dia gunakan untuk menafkahi keluarga dan juga untuk hiburannya sendiri.
Baca juga:
Staf DPRD Samarinda kaget, bosnya sebulan tak ngantor karena ditahan polisi
Polisi ciduk pria di Makassar sebar SMS hoaks minta bantuan gempa Palu
Lewat sambungan telepon, Ketua DPRD Samarinda bantah lakukan penipuan
Ketua DPRD Samarinda jadi tersangka penipuan dan ditahan Bareskrim
Kronologi Rahmat yang ngaku Sespri Kapolri tipu korban Rp 1 miliar
William jual tiket 'bodong' penutupan Asian Games 2018, korban rugi Rp 53 juta