Kondisi membaik, korban heli jatuh di Danau Toba minta pulang
Fransiskus minta untuk dipulangkan ke kampung halamannya di Yogyakarta.
Fransiskus Subihardayan (22), korban selamat dalam peristiwa jatuhnya helikopter EC-130 di Danau Toba, masih dirawat di RS Bhayangkara Polda Sumut di Medan, Sabtu (17/11). Kondisinya terus membaik. Bahkan pemuda ini sudah minta izin untuk pulang ke Yogyakarta agar bisa berkumpul lagi dengan keluarganya.
Di RS Bhayangkara Polda Sumut, Fransiskus ditemani pamannya. Dia sudah dapat keluar dari ruang Simalungun, tempatnya dirawat, dan duduk di depan kamar itu. Sesekali pemuda ini juga berjalan-jalan di koridor rumah sakit untuk menghilangkan bosan.
-
Siapa saja yang tewas dalam kecelakaan helikopter? Presiden Ebrahim Raisi dan juga Menlu Iran dipastikan tewas dalam kecelakaan tersebut.
-
Di mana pesawat jet itu hilang? Pesawat itu hilang di daerah danau 50 tahun lalu.
-
Kenapa wisata helikopter di Solo dianggap istimewa? Meski sedikit mahal, namun ia tidak merasa keberatan, karena paket wisata tersebut jarang ditemui di kota lain.
-
Kapan pesawat jet itu hilang? Pesawat menghilang tak lama setelah berangkat dari Burlington pada 27 Januari 1971, dalam perjalanan menuju Providence, Rhode Island.
-
Apa yang terjadi dengan helikopter Presiden Iran? Media pemerintah Iran, Press TV merilis foto yang menggambarkan detik-detik jatuhnya helikopter yang membawa Presiden Iran, Ebrahim Raisi dan sejumlah pejabat lainnya, termasuk Menteri Luar Negeri, Hossein Amir-Abdollahian.
-
Kapan helikopter Presiden Iran jatuh? Helikopter tersebut jatuh pada Minggu (19/5) saat Presiden Raisi dan rombongan kembali dari Provinsi Azerbaijan Timur setelah meresmikan proyek pembangunan dam.
Kondisi fisik Fransiskus kelihatan sangat baik. Hanya wajahnya yang tampak terbakar karena dia mengapung terombang-ambing di perairan Danau Toba selama 3 hari 2 malam, sejak helikopter jatuh hingga ditemukan pada Selasa (13/10) siang. Rambutnya juga sudah dipotong cepak.
"Sekarang saya seratus persen sehat. Semuanya tidak ada apa-apa lagi, normal dan tidak kurang satu apa pun, hanya sedikit gejala mag saja karena waktu kejadian kan saya nggak ada makan, tapi sekarang gejala itu sedikit hilang," kata Fransiskus kepada wartawan.
Karena kondisinya dirasa sudah sehat, Fransiskus minta izin pulang ke kampung halamannya di Yogyakarta. Namun, pihak rumah sakit tidak mengizinkannya, karena masih ada pemeriksaan lanjutan yang harus dilakukan. "Saya maunya malam ini pulang. Tapi kata Karumkit belum bisa, karena ada evaluasi lagi," sambungnya.
Pihak rumah sakit dikabarkan berencana memberi izin Fransiskus pulang besok, Minggu (18/10) malam. Hal itu merupakan keputusan rapat evaluasi dari 10 dokter yang menangani pemuda itu.
Sementara saat ditanya soal dampak peristiwa yang dialaminya, Fransiskus mengatakan dia sama sekali tidak trauma dengan peristiwa yang dialaminya. Menurut dia, kejadian itu merupakan bagian dari pekerjaannya sebagai helikopter landing officer (HLO) yang sudah dilakoninya selama 3 tahun. "Nggak, saya tidak trauma karena dari kecil cita-cita saya memang jadi seperti ini," ujarnya.
Fransiskus merupakan satu dari lima orang yang ada di helikopter EC-130 dengab nomor register PK-BKA milik PT Penerbangan Alam Semesta yang jatuh di perairan Danau Toba, Minggu (11/10) siang. Dia ditemukan mengapung bersama eceng gondok pada Selasa (13/10).
Namun empat orang lain yang ada di helikopter itu, yaitu pilot Kapten Teguh Mulyatno dan teknisi Hary Purwantono, dan dua penumpang, Sugianto dan Nur Harianto belum ditemukan. Fransiskus sendiri yakin keempatnya masih hidup.
(mdk/noe)