Kopral Bagyo: Pemimpin itu jangan karbitan!
Kopral Bagyo enggan berkomentar banyak tentang perpolitikan nasional yang menghangat di bangsa ini.
Tidak semua orang suka dan tertarik untuk bicara politik. Begitu juga dengan Kopral Subagyo Lelono. Dirinya enggan berkomentar banyak tentang perpolitikan nasional yang menghangat di bangsa ini.
Namun demikian, Kopral langka asal Solo itu berpendapat bahwa orang yang ingin menjadi pemimpin atau pejabat itu harus dari awal terbiasa akrab dengan semua lapisan masyarakat. Dengan berbagai profesi, lebih-lebih rakyat kalangan bawah.
-
Kapan Jokowi mencoblos? Presiden Joko Widodo atau Jokowi telah melakukan pencoblosan surat suara Pemilu 2024 di TPS 10 RW 02 Kelurahan Gambir, Jakarta Pusat, Rabu (14/2).
-
Kapan Prabowo bertemu Jokowi? Presiden terpilih Prabowo Subianto bertemu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana kepresidenan, Jakarta, Senin (8/7) siang.
-
Apa yang dibicarakan Prabowo dan Jokowi? Saat itu, mereka berdua membahas tentang masa depan bangsa demi mewujudkan Indonesia emas pada tahun 2045.
-
Kapan Jokowi memanggil dua menteri PKB tersebut? Presiden Joko Widodo (Jokowi) memanggil dua menteri Partai Kebangkitan Bangsa, yaitu Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Indonesia (Mendes-PDTT) Abdul Halim Iskandar dan Menaker Ida Fauziyah.
-
Kenapa Prabowo Subianto dan Jenderal Dudung menggandeng tangan Jenderal Tri Sutrisno? Momen ini terjadi ketika ketiga jenderal tersebut sedang berjalan masuk ke dalam sebuah ruangan atau tempat digelarnya gala dinner seusai mengikuti rangkaian parade senja atau penurunan upacara bendera merah putih.
-
Apa yang dilakukan Jokowi di Sumatera Utara? Presiden Joko Widodo atau Jokowi melanjutkan kegiatan kunjungan kerja di Provinsi Sumatra Utara (Sumut), Jumat (15/4), dengan bertolak menuju Kabupaten Padang Lawas. Jokowi diagendakan meninjau Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sibuhuan hingga menyerahkan bantuan pangan untuk masyarakat.
Ketika ditanya seputar nama Mantan Wali Kota Joko Widodo (Jokowi), menurut Kopral Bagyo, sebelum menjadi Gubernur DKI Jakarta, Jokowi sudah terbiasa dengan hidup sederhana. Jadi, jika Jokowi di Jakarta blusukan ke kampung-kampung, adalah bukan hal yang aneh.
"Pemimpin itu jangan karbitan (polesan)," kata Kopral Bagyo saat berbincang dengan merdeka.com, Jakarta, Selasa (19/3).
Adapun maksud 'karbitan' menurut Kopral kelahiran Banyuwangi ini, dia melihat calon-calon kepala daerah yang diusung PDIP dan meminta bantuan Jokowi. Jokowi dijadikan sebagai juru kampanye dan alat pendongkrak perolehan suara.
Hal ini terjadi misalnya pilkada di Jawa Barat, Sumatera Utara dan pilkada Jawa Tengah untuk waktu yang akan datang.
"Kalau lainnya kan karbitan, hanya mendompleng ketenaran Pak Jokowi," ungkap Kopral Bagyo.
Yang perlu diketahui untuk menjadi atau memilih seorang pemimpin, Kopral berusia 51 tahun ini menilai harus memiliki latar belakang yang bersih. Bekerja sepenuhnya mengutamakan kepentingan rakyat daripada sekelompok orang.
"Kalau Pak Jokowi kan jelas, memang dia orang desa, dari daerah yang sejak awal sebelum jadi gubernur terbiasa dan sudah menjadi kebiasaannya ke kampung-kampung untuk blusukan," jelas Kopral Bagyo.
"Jadi pemimpin jangan jadi pemimpin karbitan, hanya mendompleng ketenaran orang lain," tandasnya.
Kopral Bagyo dikenal sebagai tentara kuat. Dia sanggup lari 24 jam. Dia kuat push up 21 jam 40 menit. Tidak cukup sampai di situ. Pernah, pada peringatan Hari TNI, 5 Oktober 2011, Subagyo melakukan aksi ekstrem di depan puluhan warga dan penarik becak di sekitar SD Marsudirini Solo. Dia minum minyak rem, mandi air cabai, dan mematikan api rokok dengan cara dikunyah.
(mdk/tyo)