Korea Selatan akan sulap sampah di Solo jadi energi listrik
Tahap awal akan mengolah sampah TPA Putri Cempo dengan kapasitas 100 ton per hari.
Investor dari Korea Selatan (Korsel) berencana mengubah sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Putri Cempo Solo menjadi energi listrik. Dengan menggandeng pemodal dari Jakarta, perusahaan tersebut pada tahap awal akan mengolah sampah TPA Putri Cempo dengan kapasitas 100 ton per hari.
Direktur Utama PT Siram Riak Energi, Sri Suhartnigsih mengatakan, dengan kapasitas sebesar itu diproyeksikan mampu menghasilkan energi listrik sebesar 5,8 megawatt. Pengolahan sampah berkapasitas 100 ton per hari, kata dia, memang sebatas pilot project, sebelum memperbesar kapasitas produksi hingga mencakup seluruh produksi sampah di Solo.
Proyek yang ditawarkan itu, tambah dia, merupakan investasi murni, sehingga Pemerintah Kota (Pemkot) Solo tidak diwajibkan membayar tiping fee yang selama ini menjadi ganjalan.
Dalam kaitan ini, pihaknya menggandeng sebuah perusahaan dari Korsel, terutama dalam hal penerapan teknologi pengolahan sampah menjadi energi listrik. Terkait nominal investasi, Suhartiningsih mengaku, sejauh ini masih melakukan perhitungan secara cermat. Baik dalam skala pilot project, maupun pengolahan seluruh sampah TPA Putri Cempo yang setiap hari mencapai 260 ton.
"Semua sudah siap, baik modal maupun teknologi. Pembangunan pabrik pengolahan sampah menjadi energi listrik berkapasitas 100 ton per hari, memerlukan waktu sekitar 7 bulan. Dalam kurun waktu satu tahun, pabrik pengolahan sampah menjadi energi listrik sudah dapat beroperasi," jelasnya, Kamis (8/10).
Sebelumnya, beberapa pekan lalu, sebuah perusahaan dari Amerika Serikat (AS) juga mempresentasikan rencana mengolah sampah TPA menjadi energi listrik. Tetapi rencana ini pupus.