KPK optimis menangkan praperadilan diajukan Miryam
KPK optimis menangkan praperadilan diajukan Miryam. KPK menegaskan Pasal 22 Undang-undang Pemberantasan Tipikor akan tetap bisa digunakan untuk menjerat Miryam dalam kasus memberikan keterangan palsu.
Sidang lanjutan gugatan praperadilan tersangka pemberi kesaksian palsu perkara korupsi e-KTP, Miryam S Haryani, kembali digelar di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Jumat (19/5). Agenda sidang lanjutan ini mendengarkan kesimpulan dari pemohon yakni Miryam dan termohon yaitu KPK.
"Hari ini kita akan dengarkan konklusi atau kesimpulan dari kedua pihak," ujar Hakim Tunggal Asiadi Sembiring, saat membuka sidang.
KPK merangkum kesimpulan dari sidang praperadilan yang diajukan Miryam S Haryani. Kesimpulan KPK dalam berkas yang diajukan pada sidang hari ini terangkum dalam 33 halaman.
"Ada 33 halaman. Dirangkum dari jawaban kita, pembuktian dari kita," kata anggota biro hukum KPK, Mia Suryani.
Mia mengatakan, KPK optimistis memenangkan praperadilan diajukan Miryam. Mia menegaskan Pasal 22 Undang-undang Pemberantasan Tipikor akan tetap bisa digunakan untuk menjerat Miryam dalam kasus memberikan keterangan palsu.
"Bisa, karena kan Pasal 22 bukan hanya sekali ini saja kita pernah terapkan. Kita pernah terapkan untuk kasus lainnya, seperti kasus Muhtar Efendy," pungkasnya.
Seperti diketahui, KPK menetapkan Miryam sebagai tersangka karena diduga memberikan keterangan palsu di persidangan kasus korupsi e-KTP. Penetapan tersangka berbuntut dari pencabutan BAP yang dilakukan Miryam saat bersaksi di sidang korupsi e-KTP
Atas perbuatannya tersebut, Miryam disangkakan melanggar Pasal 22 juncto Pasal 35 Undang-undang Nomor 31 Tahun 1999, sebagaimana diubah oleh UU Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
Miryam menggugat KPK lewat praperadilan. Dia mendaftarkan gugatannya yang teregistrasi dengan Nomor 47/Pid.Prap/2017/PN.Jak.Sel tertanggal 21 April 2017.
Sampai berita ini diturunkan, sidang praperadilan Miryam S Haryani masih berlangsung di PN Jakarta Selatan. Dalam agenda sidang, pemohon dan termohon membacakan kesimpulan dari keterangan saksi yang dihadirkan pada sidang sehari sebelumnya.
Baca juga:
Miryam Haryani kembali diperiksa KPK dalam kasus keterangan palsu
Ini reaksi KPK soal Kapolri sebut penangkapan Miryam terkait Novel
Hakim tolak putar rekaman Miryam, KPK sebut supaya publik tahu
Soal KPK akan buka video pemeriksaan, Miryam bilang 'tanya lawyer'
Tim KPK: Pemutaran video pemeriksaan Miryam tergantung hakim
Psikolog sebut Miryam rileks dan tidak takut saat diperiksa KPK
Hakim putuskan video pemeriksaan Miryam tak diputar di persidangan
-
Kapan Syahrini terlibat dalam kasus suap pejabat pajak? Syahrini muncul di sidang kasus suap pejabat pajak di Pengadilan Tipikor Jakarta. Tersangka ini diduga terlibat dalam kasus pajak senilai Rp 900 juta pada tahun 2015-2016.
-
Apa yang dilakukan Syahrini di Jakarta? Tidak ada perubahan, Syahrini selalu terlihat anggun dan menenangkan sekali.
-
Kapan HUT Kodam Jaya diperingati? Setiap tanggal 24 Desember diperingati HUT Kodam Jaya.
-
Apa yang digambarkan oleh Tari Kridhajati? Jika memperhatikan gerakannya, tarian ini menggambarkan proses kinerja kerajinan ukir mulai dari pencarian kayu di hutan, menggambar objek di kayu, menatah, hingga diplitur dengan warna-warni yang memukau.
-
Kenapa Kurniawan Dwi Yulianto dipanggil "Kurus"? Pemain yang akrab dipanggil "Ade" dan juga sering dijuluki "Kurus" karena posturnya yang kecil ini lalu kembali ke Indonesia dan bermain di Liga Indonesia dan bermain dengan beberapa tim: PSM Makassar, PSPS Pekanbaru, PS Pelita Bakrie, Persebaya Surabaya, Persija Jakarta , Persitara Jakarta Utara, Persela Lamongan,hingga PSMS Medan.
-
Kapan Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo lahir? Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo lahir pada 7 Januari 1905, di Cepu, Jawa Tengah.