Kronologi bom bunuh diri di Mapolres Poso
Di depan Masjid At Taqwa, pelaku meledakkan bom yang tersimpan di balik rompinya.
Seorang pria melakukan aksi bom bunuh diri di Mapolres Poso, Sulawesi Tengah. Belum diketahui identitas pelaku yang langsung meledakkan diri di halaman markas polisi tersebut.
Pukul 08.00 WITA, seorang pria yang mengenakan sepeda motor Supra hendak masuk ke Mapolres Poso. Petugas jaga sempat menghentikannya. Namun pria ini menerobos masuk.
Dia mengarahkan motornya ke halaman Mapolres. Saat itu, ada 12 polisi yang baru beres melakukan apel pagi. Diduga sang bomber menjadikan para polisi itu sebagai target serangan.
Di depan Masjid At Taqwa, pelaku meledakkan bom yang tersimpan di balik rompinya. Sekitar pukul 08.25 WITA, ledakan keras terjadi. Tubuh pria berusia 30 tahunan itu hancur berantakan. Begitu juga dengan motor Honda Supra yang ditungganginya.
"Korban dari pihak anggota kepolisian tidak ada," kata Kapolres Poso AKBP Susnadi, di Poso, Senin (3/6).
Mayat pelaku yang berantakan itu kemudian ditutupi daun pisang. Polisi menduga pelaku adalah teroris yang masuk daftar pencarian orang, yakni kelompok Santoso.
-
Di mana Posong terletak? Posong Temanggung, tersembunyi di antara Gunung Sumbing dan Gunung Sindoro.
-
Kapan Teras Malioboro diresmikan? Mengutip Jogjaprov.go.id, kawasan Teras Malioboro diresmikan pada 26 Januari 2021 oleh Gubernur DIY, Sri Sultan HB X bersama Wakil Wali Kota Yogyakarta, Heroe Poerwadi.
-
Apa motto dari Juru Supit Bogem? “Motto Bong Supit Bogem ini tidak sakit dan cepat kering. Orang kalau supit nyarinya yang tidak sakit dan cepat sembuh, mas”
-
Kenapa Syawalan Morodemak digelar? Dilansir dari Demakkab.go.id, tradisi itu digelar sebagai ungkapan rasa syukur terutama warga nelayan yang kesehariannya mencari nafkah di tengah laut.
-
Bagaimana bentuk makam Buto? Kementerian Pariwisata dan Kepurbakalaan mengatakan, makam Buto berupa lubang berbentuk lonjong dengan jenazah ditempatkan dalam posisis jongkok, kebanyakan di sisi kiri dengan kepala mengarah ke barat.
-
Apa yang dimaksud dengan pepatah Jawa "Mikul dhuwur mendhem jero"? "Mikul dhuwur mendhem jero" berarti seorang anak yang menjunjung tinggi derajat orang tua, atau anak yang selalu menghormati orang tua. Makna dari pepatah ini adalah bahwa seorang anak harus selalu menghargai jasa orang tua dan berusaha untuk selalu membanggakan mereka.