Kunker ke Kalsel, Presiden Jokowi Kembali Jabarkan Alasan Pentingnya Pindah Ibu Kota
Yakni dengan lebih baik lagi dan yang terpenting menurut Jokowi, adalah mengubah pola pikir atau mindset agar Indonesia bisa semakin bersaing dengan negara lain.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) kunjungan kerja ke Melayu-Banjar di Kabupaten Tabalong Kalimantan Selatan. Melalui kesempatan ini, Presiden kembali menjelaskan alasan kepindahan ibu kota negara dari Jakarta ke Kalimantan Timur.
"Pembangunan Ibu Kota Nusantara sudah kita mulai dengan membangun infrastruktur, membangun Istana, membangun gedung-gedung kementeriannya. Tetapi yang ingin kita pindahkan itu bukan fisiknya sebetulnya, kita ingin membangun sebuah cara-cara kerja yang baru," kata Jokowi saat memberi pidato sambutan dalam kegiatan Istigasah dan Doa bersama Rabithah Melayu-Banjar seperti dikutip lewat siaran daring, Jumat (17/3).
-
Bagaimana Presiden Jokowi saat ini? Presiden Jokowi fokus bekerja untuk menuntaskan agenda pemerintahan dan pembangunan sampai akhir masa jabaotan 20 Oktober 2024," kata Ari kepada wartawan, Senin (25/3).
-
Dimana Presiden Jokowi bermalam di IKN? Kepala Negara Bermalam di IKN Jokowi sudah beberapa kali bermalam di IKN
-
Siapa yang menggugat Presiden Jokowi? Gugatan itu dilayangkan Tim Pembela Demokrasi Indonesia (TPDI) melayangkan gugatan terhadap Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN).
-
Apa isi dari gugatan terhadap Presiden Jokowi? Gugatan itu terkait dengan tindakan administrasi pemerintah atau tindakan faktual.
-
Kapan Presiden Jokowi meresmikan Bandara Panua Pohuwato? Presiden Joko Widodo atau Jokowi meresmikan Bandar Udara Panua Pohuwato di Provinsi Gorontalo.
-
Apa yang ditekankan oleh Jokowi tentang UU Perampasan Aset? Jokowi menekankan pentingnya adanya undang-undang perampasan aset. Hal ini untuk memaksimalkan penyelamatan aset dan pengembalian uang negara. Hal itu diungkapkan Jokowi saat memberi pengarahan dalam Peringatan 22 Tahun Gerakan Nasional Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme (APU PPT) di Istana Negara, Jakarta, Rabu (17/4). "Terakhir saya titip upayakan maksimal penyelamatan dan pengembalian uang negara sehingga perampasan aset menjadi penting untuk kita kawal bersama," ucap Jokowi.
Ia meyakini, pemindahan ibu kota akan membuahkan pemerataan pelayanan dari negara.
Yakni dengan lebih baik lagi dan yang terpenting menurut Jokowi, adalah mengubah pola pikir atau mindset agar Indonesia bisa semakin bersaing dengan negara lain.
"Tidak mudah sekarang ini, antarnegara saling bersaing, antarnegara saling berebut. Baik itu yang namanya investasi, baik yang namanya lalu lintas. Persaingan itu tidak mudah," tegas Jokowi.
Oleh sebab persaingan yang tidak mudah, maka menurut Jokowi cara-cara baru dalam bekerja diperlukan melalui pola pikir baru dalam berkompetisi. Sebab kalau kalah, maka Indonesia akan terus menjadi negara berkembang tidak naik tingkat menjadi negara maju.
"Negara kita ini memiliki 17 ribu pulau penduduknya 280 juta tetapi penduduknya 56 persen hidup di satu pulau yaitu pulau Jawa. 150 juta lebih itu penduduk Indonesia hidup di pulau Jawa padahal kita memiliki 17 ribu pulau artinya ekonomi perputaran uang itu 58 persen ada di pulau Jawa. Terus 17 ribu pulau yang lain dapat apa? Iya ndak? Itu perlu yang namanya pemerataan bukan Jawa sentris tetapi Indonesia sentris," urai Jokowi.
Pindah Ibu Kota Bukan Gagasan Baru
Jokowi mengakui, gagasan memindah ibu kota negara bukanlah hal baru. Wacana dan rencana sudah digodok sejak tahun 1960 di era Kepresidenan Bung Karno. Kala itu, ayah dari Megawati tersebut ingin memindahkan ibu kota ke Kalimantan namun tidak terwujud.
"Lalu presiden berikutnya juga merancang ingin membangun ibu kota baru tidak terealisasi, sekarang kita eksekusi dan sudah dimulai insyaAllah bisa dalam 10 tahun, bisa 15 tahun akan selesai dan ibu kota kita di Nusantara," katanya.
Reporter: Muhammad Radityo/Liputan6.com
(mdk/rhm)