Kurangi Titik Api di Riau, BPPT Terbangkan Pesawat Hujan Buatan
Kepala BPPT Hammam Riza menegaskan penggunaan teknologi modifikasi cuaca atau hujan buatan harus dioptimalkan untuk mencegah terjadinya kebakaran hutan dan lahan yang semakin meluas di Provinsi Riau.
Kepala BPPT Hammam Riza menegaskan penggunaan teknologi modifikasi cuaca atau hujan buatan harus dioptimalkan untuk mencegah terjadinya kebakaran hutan dan lahan yang semakin meluas di Provinsi Riau.
"Hujan buatan dilakukan untuk mengoptimalkan potensi awan menjadi hujan untuk pembasahan lahan-lahan gambut. Juga pengisian embung-embung penampungan air untuk mencegah terjadinya kebakaran hutan dan lahan yang lebih luas dan tidak terkendali," ujar Riza, di Pekanbaru, Senin (4/3).
-
Kapan Hutan Pinus Pengger buka? Hutan Pinus Pengger buka setiap hari mulai pukul 07.00 pagi hingga 17.00 sore.
-
Bagaimana Hutan Babakan Siliwangi menjadi tempat nongkrong kekinian? Terakhir, hutan Babakan Siliwangi direnovasi dan dijadikan tempat untuk berkumpul kalangan anak muda. Di sana ditambahkan fasilitas bangku dan balkon untuk melihat kawasan hutan dan lain-lain.
-
Di mana petani Pangandaran bercocok tanam di hutan? Mereka harus berjalan jauh dari tempat tinggal, bahkan harus menginap di saung-saung yang dibangun untuk beristirahat dan mengumpulkan hasil panen sayur dan buah.
-
Dimana pondok perambah hutan dibakar? Pondok pertama ada di koordinat 0.241583 S, 101.912962 E.
-
Kenapa pondok perambah hutan dibakar? Petugas Balai Taman Nasional Tesso Nillo menemukan pondok yang dibangun perambah kawasan dilindungi. Tanpa basa basi, pondok itu langsung dibakar.
-
Di mana letak Hutan Punti Kayu? Letaknya berada di tengah Kota Palembang tepatnya Jalan Kol. H. Burlian km 6,5.
Menurut Riza, operasi teknologi modifikasi cuaca ini terus diupayakan dapat berjalan lebih massif lagi. Pihaknya mengupayakan pesawat hujan buatan ini mampu terbang sehari dua kali.
"Yakni membawa muatan bahan semai dengan jumlah tertentu, dan terbang ke wilayah target operasi yang berbeda," jelasnya.
Jika itu terlaksana dengan baik, Riza meyakini jumlah titik api akan dapat dikurangi. Dia meminta dukungan dari berbagai pemangku kepentingan, serta doa dari seluruh masyarakat.
"Kami mencoba berupaya dari sisi teknologi untuk menjadi solusi atasi kabut asap ini. Namun doa terus kami panjatkan supaya kru yang bertugas di atas awan tetap mendapat perlindungan, serta hujan dapat turun mengguyur titik api di Riau," pungkasnya.
Sementara itu, Kepala Balai Besar Teknologi Modifikasi Cuaca (BBTMC) BPPT, Tri Handoko Seto merincikan, teknologi modifikasi cuaca dapat digunakan untuk bermacam kebutuhan.
"Dalam upaya mitigasi bencana hidrometeorologi terkait El Nino selain antisipasi bencana karhutla, BPPT juga sedang merencanakan kegiatan TMC di DAS Citarum untuk melakukan pengisian di Waduk Saguling, Cirata dan Djuanda. Agar cadangan air di ketiga waduk dalam menghadapi tahun El Nino ini tidak terganggu pola operasinya. Baik untuk kebutuhan PLTA, pengairan dan air minum," jelasnya.
Kemudian manfaat lain teknologi modifikasi cuaca ini, kata Seto, dapat diterapkan di sektor pertanian untuk dapat meningkatkan hasil produksi pertanian seperti awal mula diterapkannya TMC di Indonesia yang ingin mencontoh Thailand.
"Penerapan TMC di Thailand dilakukan setiap tahun dari bulan April – Oktober di seluruh area pertaniannya untuk memastikan tercukupinya kebutuhan air guna menjamin hasil produksi pertanian sehingga Thailand dikenal maju dan berhasil dalam hal produk hasil pertaniannya," jelas Seto.
Terkait kegiatan pemanfaatan TMC yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai macam kebutuhan, dukungan armada berupa pesawat sangat diperlukan. Utamanya untuk dapat melakukan kegiatan TMC secara paralel di beberapa wilayah rawan karhutla serta untuk mendukung pemerintah dalam meningkatkan hasil produksi pertaniannya.
"Dalam jangka pendek, pesawat dari TNI Angkatan Udara dapat diandalkan sementara dalam jangka panjang diperlukan adanya penguatan armada TMC yang dioperasikan oleh BPPT yang saat ini masih terbatas jumlahnya serta untuk memperbarui armada yang saat ini sudah using," katanya.
Menurut Seto, kegiatan operasi teknologi modifikasi cuaca untuk penanganan siaga darurat karhutla di Riau telah mulai dilaksanakan sejak tanggal 26 Februari 2019 dengan menggunakan pesawat jenis CASA 212 milik TNI Angkatan Udara dari skadron 4 Malang.
"Untuk membantu pengamatan cuaca dan kondisi awan di wilayah target rincinya, telah ditempatkan personel di 2 lokasi Pos Pengamatan Meteorologi (Posmet), yaitu di daerah Dumai dan Pelalawan," ucapnya.
Hasil pengamatan cuaca dan potensi awan hujan akan dilaporkan setiap saat oleh petugas di posmet kepada tim pelaksana di posko, untuk dianalisis dan dijadikan sebagai masukan guna menentukan strategi pelaksanaan penyemaian awan setiap harinya.
BPPT juga terus koordinasi dengan BMKG untuk analisa data cuaca dan radar Stasiun Meteorologi Pekanbaru.
"Untuk mengukur efektivitas keberhasilan giat ini, akan dilakukan monitoring hujan di daerah seeding dan sekitarnya serta dipasang peralatan dari instrumentasi Early Warning System (EWS) karhutla atau SMOKIES," pungkasnya.
Baca juga:
Kebakaran Hutan di Meranti, Petugas Kesulitan Cari Air untuk Padamkan Api
Polisi Selidiki Pemilik dan Terduga Pelaku Pembakaran 2 Hektare Lahan di Pekanbaru
Upaya Padamkan Kebakaran Hutan, 1,8 Ton Garam Disemai di Langit Riau
Kebakaran Hutan & Lahan di Riau, BNPB Bikin Hujan Buatan
Polres Dumai Periksa Satpam PT Chevron Terkait Kebakaran Areal Konsesi
Gubernur Riau Atur Strategi Padamkan Kebakaran Hutan dan Lahan