Legislatif Dinilai Tidak Optimal, Lahirkan Gerakan #PecatDPR
Pertama, faktor pandangan kekecewaan masyarakat di beberapa daerah yang ditemuinya. Kedua, problem analisis yang selama ini direkomendasikan oleh lembaga-lembaga kredibel seperti Perludem, ICW dan Formappi.
Partisipasi minimum yang tercermin dalam sidang penutupan paripurna DPR-RI, menimbulkan keraguan rakyat untuk kembali memilih anggota DPR yang tidak maksimal menjalankan tugasnya. Hanya sekitar 299 orang yang hadir dari jumlah 560 anggota DPR RI. Hal ini menunjukkan lemahnya komitmen para anggota DPR terhadap kelembagaan Legislatif.
Di tengah menurunnya komitmen para anggota DPR RI, lahir gerakan #PecatDPR. Penggagas gerakan ini, Abi Rekso menjelaskan, sikap anggota DPR kita saat ini menjadi problem dalam kualitas demokrasi kita.
-
Kapan Pemilu 2019 diadakan? Pemilu terakhir yang diselenggarakan di Indonesia adalah pemilu 2019. Pemilu 2019 adalah pemilu serentak yang dilakukan untuk memilih presiden dan wakil presiden, anggota DPR RI, DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten Kota, dan DPD.
-
Apa yang diraih Partai Gerindra di Pemilu 2019? Pada Pemilu 2019, perolehan suara Partai Gerindra kembali naik, walau tidak signifikan. Partai Gerindra meraih 12,57 persen suara dengan jumlah pemilih 17.594.839 dan berhasil meraih 78 kursi DPR RI.
-
Kapan PDIP menang di pemilu 2019? Partai pemenang pemilu 2019 adalah Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dengan persentase 19.33% dari total suara sah yang diperoleh.
-
Kapan pemilu 2019 dilaksanakan? Pemilu 2019 merupakan pemilihan umum di Indonesia yang dilaksanakan pada tanggal 17 April 2019.
-
Apa yang dilakukan anggota Fraksi PDIP DPRD DKI Jakarta saat rapat paripurna? Anggota Fraksi PDIP DPRD DKI Jakarta Cinta Mega kedapatan tengah bermain game slot saat rapat paripurna penyampaian pidato Penjabat (Pj) Gubernur terhadap Raperda Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Tahun Anggaran 2022 di Gedung DPRD DKI, Jakarta Pusat, Kamis (20/7).
-
Mengapa Pemilu 2019 di sebut Pemilu Serentak? Pemilu Serentak Pertama di Indonesia Dengan adanya pemilu serentak, diharapkan agar proses pemilihan legislatif dan pemilihan presiden dapat dilakukan dengan lebih efisien dan efektif.
Dia tidak ingin menuding-nuding anggota DPR yang malas, ataupun dari partai mana. Problem ini ada diseluruh partai politik yang kini duduk di Parlemen.
"Saya berdiskusi dengan teman-teman di daerah, di Sumut, di Jabar, di Sulsel, juga di Jatim. Mereka memiliki kekecewaan yang serupa. Merasa aspirasinya tidak diperjuangkan dengan gigih di Senayan. Saya menangkap mereka memiliki fungsi kontrol yang langsung terhadap anggota DPR yang dipilihnya" katanya dalam keterangan tertulisnya, Minggu (31/3).
Dia mengungkapkan, gerakan ini merupakan upaya menyuarakan pandangan pribadinya. Gerakan ini lahir karena dua faktor utama.
Pertama, faktor pandangan kekecewaan masyarakat di beberapa daerah yang ditemuinya. Kedua, problem analisis yang selama ini direkomendasikan oleh lembaga-lembaga kredibel seperti Perludem, ICW dan Formappi.
"Artinya mendorong publik untuk tidak lagi memilih Anggota DPR dari jajaran kabupaten hingga nasional, yang terjerat kasus korupsi, minim komitmen legislasi, serta tidak menjadi artikulator kepentingan pemilihnya. Kita juga menggalang dukungan melalui akun Tweeter @PecatDPR dan Fans Page Pecat DPR," jelas Abi.
Dia menyakini Perludem, ICW dan Formappi adalah salah satu lembaga dari sekian banyak yang tidak memiliki kepentingan atas suksesi elektoral Capres, Parpol atau Caleg. Sebagai inisiator gerakan #PecatDPR dirinya berorientasi kualitas DPR yang lebih optimal. Dan masyarakat sebagai pemilih lebih sadar untuk menghindari oknum-oknum caleg yang tidak kredibel.
Baca juga:
DPR Minta Panglima TNI Tegas pada OPM
Ratusan Kursi Kosong Warnai Rapat Paripurna DPR
Pidato Penutupan Masa Sidang, Ketua DPR Ingatkan Penyelenggara Pemilu Profesional
Revisi UU Haji dan Umrah Disahkan, Calon Jemaah Wafat Bisa Dilimpahkan ke Ahli Waris
Jadi Dubes Maroko, Hasrul Azwar Resmi Diganti dari DPR
Tutup Masa Sidang, DPR Perpanjang Pembahasan 8 Rancangan Undang-Undang